Meja makan

657 57 0
                                    

Pagi sekali Shani bangun dari tempat tidur dan langsung melihat hp yang berada di meja samping tempat tidur.

Setelah itu ia langsung bergegas mencuci muka dan mulai bersiap membuat sarapan untuk adik-adiknya.

"Gre turun yuk, buat sarapan" ajak Shani dengan mengelus kepala Gracia agar terbangun.

"Ehmm iya ci, nanti aku turun"

Setelah mendapatkan jawaban dari Gracia, Shanipun langsung keluar dari kamar dan menuruni anak tangga menuju dapur.

Di kamar zee, si kembar masih saja asyik dengan mimpinya. Posisinya masih berpelukan, dengan kepala Christy yang berada di bawah ketiak zee.

Cahaya dari jendela mengusik tidur zee.

"Ehm" gumam zee sambil mengucekan matanya.

Pemandangan pertamanya yaitu melihat adik kesayangannya yang masih tidur dengan memeluknya erat.

"Toyanya zoyaaa" ucap zee sambil mengelus kepala Christy, berharap ia bangun.

Tak mendapat balasan, Christy malah semakin erat memeluk zee.

"Bangun sayangku cintaku, cici pasti udah nunggu"ucap zee

Christy pun membuka sedikit matanya dan mengubah posisi tidur yang tadinya miring menghadap zee, kini terlentang.

Bukannya bangun, Christy masih saja menutup matanya. Wajahnya begitu polos, tenang dan sangat cantik. Seakan tak mau berpaling, zee terus saja menatap wajah kembarannya yang sedang tidur itu.

Setelah lama menatap wajah Christy sambil mengelus pipi Christy, zee pun bangun dari tempat tidur.

"Ci gre mana?" Tanya zee saat Shani yang sedang memotong sayur di dapur.

"Apaa" bukan Shani, itu Gracia yang jawab dari dalam kamar mandi.

"Kangen ya zoy" ucap Gracia saat keluar dari kamar mandi.

"Idih, pede sekali anda" jawab zee sambil mengerutkan dahinya dan langsung memeluk shani dari belakang.

Rasa gengsi zee terlalu tinggi untuk mengungkapkan jika dirinya begitu kangen dengan Gracia.

"Selamat pagi" ucap zee pada Shani dengan dagu yang diletakkan di pundak shani dan tangan yang masih melingkar di pinggang Shani.

"Pagi sayang, jangan diulang lagi ya" Jawab Shani sambil terkekeh.

Zee seakan lupa jika semalam sudah membuat cicinya marah. Ia pun kembali minta maaf pada cicinya.

"Tau nih, bandel emang dia ci" Gracia ikut meledek adiknya itu dengan nada bicara yang usil.

"Kompor banget nenek satu ini" jawab zee yang langsung mencium pipi Shani dan kembali duduk di meja makan.

Shani yang melihat tingkah laku kedua adiknya itu hanya terkekeh. Ia tau jika kedua adiknya itu saling menyayangi, namun mereka memiliki rasa gengsi yang cukup tinggi dibandingkan dirinya dan Christy.

Ketiganya pun saling membantu membuat sarapan. Meski yang lebih berperan hanya Shani dan Gracia. Sedangkan zee, ia hanya membantu sedikit, sedikit sekali. Selebihnya zee hanya mengomentari apapun yang dilakukan oleh Gracia.

Seperti saat Gracia menuangkan sayur ke mangkuk. Zee yang memperhatikan akhirnya mendekat.

"Apa ini, ini sayur apa kobokan" ucap zee dengan tangan yang dilihat di depan dadanya. Mukanya terlihat serius dengan dahi yang mengerut seperti chef Juna.

"Ini kobokan, yang ku campur dengan racun tikus, kamu mau? Nih" jawab Gracia yang tak kalah dramanya.

Graciapun menyodorkan sendok sayur yang masih panas ke mulut zee. Tangan Gracia yang menyuapinya dengan air sayur yang masih berasap itu langsung zee tahan.

SHIBATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang