Zee sakit

950 69 3
                                    

Baru saja membersihkan satu kamar mandi, Zee sudah merasa pusing. Mungkin karena dia belum makan dari semalam. Namun Zee terus saja melanjutkan hukumnya itu.

Satu persatu toilet di sekolah Zee bersihkan. Toiletnya tidak begitu kotor karena memang sering dibersihkan, namun ada saja bau tak sedap dari toilet.

"Huft akhirnya selesai" Ucap Zee yang memegang pel an sambil mengusap keringat di dahinya.

Setelah menyimpan kembali alat pembersih, Zee langsung keluar dari toilet. Namun tiba-tiba pandangan matanya begitu gelap. Kepalanya terasa berdenyut.

Sambil sempoyongan, Zee mencari tempat duduk dengan tangan yang memegang kepalanya.

Pandangannya samar-samar, tapi ia bisa merasakan jika ada yang menuntunnya untuk duduk.

Zee tak bisa melihat jelas siapa yang menuntunnya. Zee juga tak tahu sekarang ia sedang duduk di mana.

Sementara itu Christy yang kelelahan mencari Zee dikejutkan dengan seseorang yang menepuk pundaknya.

"Christy? Saudaranya Zee?" Ucap laki-laki yang menolong Zee. Sebenarnya laki-laki itu sudah tahu jika Christy kembarannya Zee. Mereka sudah pernah bertemu. Pertanyaan yang dilontarkan hanya sebatas basa-basi agar tidak menimbulkan kecurigaan.

"I...ya" ucap Christy.

"Zee ada di taman belakang, sepertinya sakit, tadi dia.."

Setelah mendengar Zee sakit, Christy langsung berlari menuju taman belakang.

"Huhh khawatir banget kayaknya" ucap laki-laki itu sambil tersenyum.

Di taman belakang, Zee terus memejamkan matanya. Ia tak sanggup jika membuka mata. Rasa pusing di kepalanya terus menyiksanya.

"Zoyaaa" teriak Christy saat melihat Zee sedang duduk lemas di kursi taman.

Zee yang mendengar itu hanya diam. Membuka mata saja Zee tak sanggup, apa lagi harus menoleh atau menjawab panggilan Christy.

"Zoyy, apa yang sakit" tanya Christy dengan khawatir. Air matanya menetes saat melihat kembarannya yang duduk lemas.

Christy pun memindahkan kepala Zee agar bersandar ke pundaknya.

Taman belakang begitu sepi, jarang didatangi siswa.

"Minum dulu ya Zoy" ucap Christy sambil membantu zee untuk minum.

Dengan mata yang masih menutup, perlahan Zee minum air yang dibawa Christy.

"Pusing" lirih Zee sambil memegang tangan Christy.

Christy yang mendengar itu langsung memijat pelan kepala Zee.

"Maaf" ucap Christy dengan air mata yang mengalir deras sambil terus mengelus dan mencium rambut kembarannya itu.

Bibir Zee pucat, badannya lemas, tapi kehadiran Christy seakan menyalurkan energi pada tubuh Zee.

Setelah beberapa saat, Zee akhirnya membuka matanya. Ia menatap wajah Christy yang dibanjiri air mata.

"Jangan nangis" Zee pun mengusap air mata yang ada pada wajah Christy. Ia tak mau melihat adik kesayangannya itu menangis.

"Makan dulu ya" ucap Christy sambil membuka bekal yang dibuat oleh Shani.

Zee yang melihat bekal itu pun mengerutkan dahinya. Tidak biasanya Christy membawa bekal ke sekolah.

"Kamu sakit?" Christy hanya akan membawa bekal jika dirinya sedang sakit. Itulah mengapa Zee bertanya seperti itu.

"Dari Ci Shani buat kamu" ucap Christy sambil menyendokan makanan ke mulut Zee.

Zee yang mendengar itu tak bisa menahan senyumnya. Ia senang cicinya itu ternyata masih peduli dengannya.

SHIBATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang