7. Bunga Matahari

382 36 0
                                    

[Episode 07--Bunga Matahari]

"Kamu boleh jadi cahaya bagi orang lain tapi, jangan sampai meredupkan cahaya diri sendiri."

-Catur Yaga Madaharsa-

***

Hai, hai, haiii🔥
Aku balik lagi nihh🐥 mana tepuk tangannya yang meriah?

MAU RATE 1-10 BUAT HARI INI? Kalo aku sih, 8,4. Kalo you berapa?

TOLONG VOTE DAN KOMEN SEBANYAK-BANYAKNYA. KITA KERJA SAMA LAGI OKEY?

Happy reading🕊️

***

Bel pulang berbunyi nyaring memenuhi seantero sekolah. Murid-murid lantas bersorak gembira. Para guru yang sedang mengajar lalu dengan cepat menyelesaikan kelas mereka. Para siswa-siswi langsung berhamburan keluar agar dapat secepatnya sampai dirumah mereka masing-masing.

Begitu juga dengan ketujuh remaja bersaudara yang kini sudah terlihat keluar dari kelas mereka. Berjalan santai menyusui koridor utama.

"Nanti mampir dulu ke toko bibit tanaman yang ada di depan. Mau beli sesuatu." ucap Nadi sambil memperbaiki posisi tasnya.

"Mau beli apa Mas?" tanya Jendra polos.

"Ya mau beli bibit tanaman lah Ndra. Mosok mau beli semen? Kocak dong!" balas Nadi sudah cukup kewalahan dengan jalur pikiran Jendra. Apa perlu ia bangunkan jalur tol saja, agar otak Jendra lancar tanpa hambatan? Sungguh tak habis thinking Nadi sama adik bungsunya ini.

"Reza..." panggil Harsa bernada selembut sutra lalu mulai mendekatkan dirinya pada Reza. "Beli es krim yukk! Enak lho Za, panas-panas kayak gini makan es krim yang dingin. Pasti seger banget. Yuk, beli yuk!"

Reza yang merasa geli, ia lalu sedikit demi sedikit melangkah menjauh dari Harsa. "Noval tulunggi!!" teriaknya lantas menyembunyikan diri dibalik badan Noval.

[Noval tolongin!!]

"Argghhhh, Reza!!" rengek Harsa memulai kebiasaan tantrum nya.

"Harsa," panggil Nadi tegas.

Harsa yang melihat wajah serius Nadi langsung saja merasa takut. Ia lalu mendekat pada Mahan berniat menyembunyikan dirinya. "Kalian jahat!" teriaknya kesal. Dengan menghentak-hentakkan kakinya ia memilih berjalan lebih dulu di depan.

Awas aja, aku bakalan ngambek nggak mau bicara sampai salah satu dari kalian bolehin aku beli es krim hari ini batin Harsa menyusun matang rencananya.

•••

Siang hari ini matahari begitu terik menyinari bumi. Suhu cuaca yang hampir menyentuh angka 34°C sudah pasti akan membuat siapa saja merasakan kulit mereka seolah terbakar dibuatnya. Terutama pada tujuh remaja laki-laki yang tengah berjalan kaki pulang menuju rumah.

"Ini mataharinya aja udah terik banget. Lha, malah ditambahin sama Nadi." ucap Noval sambil memayungi kepalanya menggunakan tangan agar wajah tampannya sedikit terhindar dari panasnya cahaya ilahi.

Nadi pun tertawa kecil menanggapi ucapan Noval. "Kalo yang ini ngga bisa mengeluarkan cahaya dia. Nggak usah ngadi-ngadi deh, kamu." balas Nadi geleng-geleng kepala.

Jokes bapak-bapak Noval memang tidak begitu menarik. Tapi, mayanlah, buat mereka sedikit tertawa. Ralat. Kecuali Harsa sepertinya. Ia masih setia ngambek karena ngga dibolehin beli es krim sama Nadi.

Keluarga Tujuh RagaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang