[Episode 14---Rumah Kosong]
"Yang namanya setan gentayangan itu emang bener nggak ada, tapi kalo ngerasain sendiri pengalaman horornya jadi takut juga!"
-7 RAGA-
***
HAII, AKU KEMBALI LAGI🙌🏻😍
Kalian apa kabar? Jangan bosen nunggu aku up ya? Soalnya lagi banyak tugas beneran😣✌🏻
Tandai jika ada typo bertebaran.
***
Selepas melaksanakan sholat magrib, Cakra, Jendra, Noval dan Harsa memilih untuk mengisi waktu santai dengan duduk melingkar diatas karpet berbulu diruang tengah.
Dilihatnya ada Cakra dan Jendra yang sedang saling lirik-melirik sambil sesekali menatap kedua abangnya. Disebelahnya tampak ada Harsa yang sepertinya sedang mengajak Noval bicara dengan suara pelan namun, hanya dianggap angin lewat saja oleh laki-laki bermata sipit itu.
"Tumben sepi? Biasanya udah kayak pasar malem aja, banyak teriakan." ujar Reza yang datang dari arah kamar. Ia lalu ikut duduk di samping Jendra.
"Mas Mahen sama Nadi ke mana?"
"Mas Nadi lagi dikamar ngerjain tugas. Kalo Mas Mahen nggak tau ke mana." jawab Jendra.
Mata Reza bergulir ke arah Noval dan Harsa yang sepertinya tidak menyadari kedatangannya. "Mereka berdua kenapa?" tanyanya setengah berbisik pada Cakra.
"Ndak ngerti. Aku rene wes koyok ngene kok. Tapi kayaknya Mas Harsa buat masalah deh, liat aja tuh mukanya Mas Noval kesel gitu." balas Cakra.
[Nggak ngerti. Aku kesini udah kayak gini kok]
"Iya Mas, aku rasa juga gitu. Aneh banget, tiba-tiba pada main diem-diem begini." timpal Jendra mengerutkan keningnya.
"Kalian berdua kenapa?" tanya Reza pada akhirnya. Habisnya dia sudah kelewat kepo sekarang.
"Gak papa." balas Harsa singkat.
Reza sontak mengangkat kedua alisnya keheranan. "Gak papa kok pada diem-diem." gumamnya pelan.
"Nopal, aku minta maaf ya. Lain kali aku nggak gitu lagi, beneran!" ucap Harsa berbicara kembali pada Noval. Kali ini disertai dengan wajah melas sambil menangkupkan kedua tangannya didepan dada.
Noval mendengus. "Halah, paleng ngko semenit engkas dara mbok baleni neh a."
[Halah, paling nanti satu menit lagi juga kamu ulangi lagi]
"Beneran deh, seng dek mau iku terakhir kali. Suer!" balas Harsa mengangkat kedua jarinya.
[Beneran deh, yang tadi itu terakhir kali. Suer!]
Ditengah obrolan, dari arah pintu depan datanglah Mahen si anak sulung.
"Mas, tolong colokin TV-nya. Sekalian ambilin remote nya juga." pinta Cakra saat melihat kedatangan Mahen.
"Ngekon!" balas Mahen sewot. Meskipun begitu, dengan baik hati ia tetap mau untuk melakukannya. Saat televisi sudah dihidupkan, Mahen lalu ikut duduk di samping Cakra sambil menyerahkan remotnya.
[Nyuruh!]
"Masih belum baikan kalian berdua?" tanya Mahen pada Harsa dan Noval namun, tidak mendapatkan jawaban dari keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keluarga Tujuh Raga
Fiksi RemajaMASUKIN PERPUS BIAR DAPET INFO UPDATE. ••• Sederhana. Hanya sebuah kisah dari tujuh anak laki-laki bersaudara. Tujuh orang remaja laki-laki yang mempunyai kekurangan serta kelebihan mereka masing-masing dan berusaha untuk melengkapinya antara satu d...