♥️2

622 78 8
                                    



















"Bug bug bug!".

"Bug".

Jimin mengerutkan keningnya , dalam tidurnya terganggu sekali lagi. Menyebalkan rasanya mendengar suara tangga berada tepat di atasnya .

Rasanya debu debu tangga itu melayang di atas wajahnya . Tidak bisakah adiknya mencoba berjalan lebih santai? Dan apa yang dilakukan oleh ji Eun saat ini? Mengapa gadis itu berulang kali naik dan turun?.

"Oppaaaaa!!! Cepat bangun!!!".

Jimin menghela nafasnya dan menutup matanya sebentar . Bulu mata lentiknya bergetar dengan mengumpulkan kesabaran yang lebih besar .

"Jimin bangun . Kau di jemput!".

Dia hendak tidur sekali lagi . Tetapi rasanya sulit kali ini . Biasanya dia akan mengabaikan setiap panggilan yang begitu menggangu di luar sana . Namun kali ini dia tidak lagi bisa menutup matanya. 

Percayalah , Jimin memaksa matanya terbuka dengan kedua tangan san jemari kecilnya. Lalu dia berguling ke kiri untuk menghindari tangga dan duduk dengan mata yang masih sangat mengantuk.

Dia hampir meneriaki pintu di sana karena pasti sang pengganggu berada disana. Dia ingin berteriak dan memaki siapa saja yang berdiri disana. 

“Jiminnnahhh , heiii bangun. Ada seseorang yang menjemputmu”.

Kerut di kening Jimin tercipta bersamaan suara lembut yang mengalun itu. Pikirnya dia sedang bermimpi namun itu jelas suara sang ibu tiri. 

Setengah sadar dengan mata sebelahnya yang masih menutup Jimin menguap keras kemudian bergerak membuka pintu dengan begitu perlahan. Memastikan bahwa yang ada di hadapannya nanti benar manusia atau sudah menjadi arwah.  Jimin berpikir mungkin ibunya itu sedang terbentur kepalanya.

“Oppa , ayo oppa dia menunggumu”.

Tangan Ji Eun menarik tangannya kasar tidak perduli jika tubuhnya hampir terpental keluar. Bahkan bahunya terasa sakit karena menabrak pintu tadi.

Mata Jimin mengerjap bingung pada seorang pria yang kini duduk di ruang makan. Dia tersenyum  menunjukkan box smile pada Jimin yang mengerjapkan matanya beberapa kali seolah tidak percaya apa yang di lihatnya kali ini.

Pria tampan dengan matanya yang tajam dan senyum kotaknya yang luar biasa mempesona.

“Halo Jimin ssi”. Tetapi Jimin masih menatap dengan wajah terkejutnya. Dan pria itu berdiri lalu kemudian mengangkat tangan dan menunjukkan telapak tangannya seolah ber say Hi. “Aku pikir akan lebih baik kita berangkat bersama. Ternyata tempat tinggal kita satu arah. Mau berangkat bersama?”.

“Tentu mau, jiminie , cepat cepat ayo mandi dulu jangan biarkan tuan Taehyung menunggu”.

Jimin melebarkan matanya dan melihat bagaimana ibunya terus mendorong tubuhnya.

“Ayo ayo cepat mandi jiminie “.

Dan panggilan apa itu ? Selama ini ibunya tidak pernah memanggilnya seperti itu. Terkadang perkataan kasar atau mengejek dirimu yang terdengar bukan panggilan seperti orang orang terdekat lainnya. 

Dia tentu tidak memiliki waktu memikirkan ini. Jam kerjanya masih dua jam ke depan. Tetapi dia di paksa untuk ikut pria tampan yang bahkan baru dia kenal satu hari.

Kim Taehyung , Jimin memejamkan matanya , “haisssssh kenapa dia datang terlalu pagi sih?”.

Meski menggerutu Jimin mandi dengan begitu cepat. Dan ketika keluar kamar mandi pria berkulit Tan itu tak terlihat lagi di sana namun suara gelak tawa terdengar dari ruang tamu yang bersekat bambu bambu kecil.

Mr Winter(Jikook✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang