08. Dekap yang Hangat

68 6 27
                                    

Suara alat makan yang saling beradu, obrolan samar, serta sibuknya pelayan pengantar jamuan, mengisi kekosongan halaman belakang rumah kediaman keluarga Kaira yang jarang disinggahi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara alat makan yang saling beradu, obrolan samar, serta sibuknya pelayan pengantar jamuan, mengisi kekosongan halaman belakang rumah kediaman keluarga Kaira yang jarang disinggahi. Di hamparan rerumputan hijau yang bersih itu, para keluarga besar menyantap hidangan di lingkaran sofa panjang. Semuanya bersuka cita, karena satu-satunya putri dari Abraham yang selalu ia ceritakan sering menggalau, akhirnya menikah dengan pria dewasa dan bijak seperti Liam.

Kini, posisi sang pengantin yang duduk di meja terpisah benar-benar menjadi atensi utama. Kecanggungan yang terlihat membuat guyonan-guyonan jenaka para keluarga menguar di tengah kekhidmatan.

"Kaira. Mami sama mama ngelihatin kita terus dari jauh. Ayo sedikit romantis." Liam kembali menegakkan badan usai bisik-bisik halus.

Kaira sontak melirik arah pandang Liam. Martha yang entah mengode apa padanya terlihat memelotot. Selekat-lekatnya diperhatikan, Kaira tetap tak mengerti.

"Sayang, yang ini enak," celetuk Liam tiba-tiba.

Demi planet pluto, Kaira merinding mendengarnya.

"Aaaa," todong Liam. Kaira mengernyit ilfeel, menatap sesuap dessert yang cowok itu sodorkan ke depan mulutnya. Suara yang cukup terdengar keras itu, membuat cuitan jenaka terdengar. Semua orang bahagia, terutama para orang tua pengantin.

"Aaaa, Sayang." Ternyata Liam masih tak menyerah, membuat Kaira benar-benar speechless. Sebenarnya, mau sampai kapan dirinya mesti berperan jadi cewek manis dalam drama ini? Akibat kena ledekan sekitar, Kaira jadi malu setengah mati. Dengan perasaan tak rela, akhirnya ia mau melahap makanan itu.

"Modus!" dongkol Kaira lirih sambil mengunyah.

Liam tertawa pelan melihat wajah Kaira yang tampak bersemu merah.

•••

Cahaya sore menembus ke sebuah jendela kamar yang bening.

Kaira yang masih memakai gaun pengantin tampak anteng duduk di atas kasur, memperhatikan sekelilingnya. 

Sebuah kamar berukuran 4 x 4 meter, tampak masih begitu baru dan bersih. Kaira menghirup aroma lavender yang bercampur dengan udara segar AC. Ruangan ini terasa sangat sejuk dan nyaman dengan pemandangan cat kamar deep rose yang meneduhkan. Beberapa figura lukisan bunga terlihat berjejer di dekat jendela. Furniture lain, seperti lemari besar yang terletak di seberang samping tempat tidur, kursi dan meja kerja lengkap dengan monitornya, serta meja rias yang tertata rapi membuat si gadis tsundere ini diam-diam berdecak kagum.

Ceklek.

Kaira terperanjat.

Pintu kamar mandi terbuka. Liam yang baru selesai membersihkan diri tampak menggunakan kimono putih. Ia tersenyum, berjalan sambil menggosok-gosok rambut basahnya dengan handuk kecil. Kaira menatapnya. Meskipun pria itu terlihat memesona untuk dipandang, tetapi hati kecilnya lebih dominan merasakan kecewa pada apa yang terjadi. Ego yang pernah luluh, kini kembali terluka. Kaira makin merasakan, bahwa keputusannya menyetujui pernikahan ini tidaklah benar.

TranscendentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang