01. Permainan Semesta

268 16 55
                                    

Hai, selamat datang di cerita baruku! Terima kasih sudah merelakan waktu kalian untuk membaca ini. Mohon tinggalkan jejak sebagai bentuk apresiasi terbaik, ya! Supaya aku makin semangat untuk update ceritanya! ♡⁠(⁠˃͈⁠ ⁠દ⁠ ⁠˂͈⁠ ⁠༶⁠ ⁠)

Selamat membaca! Semoga kalian suka dan terhibur! (⁠ ⁠◜⁠‿⁠◝⁠ ⁠)⁠♡

Selamat membaca! Semoga kalian suka dan terhibur! (⁠ ⁠◜⁠‿⁠◝⁠ ⁠)⁠♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tok! Tok! Tok!

"Kairaaa! Tamunya udah dateng!"

Yang dipanggil masih meringkuk di bawah selimut. Kaira enggan peduli dengan itu.

"Kaira! Mami tunggu lima menit lagi!"

Kaira uring-uringan, menendang-nendang kesal selimut tebal yang menutupi seluruh tubuhnya. Matanya tampak sembap akibat menangis semalaman. Sebelumnya, Martha—sang mami menyuruhnya mandi dan dandan cantik. Karena katanya, mereka akan kedatangan tamu spesial. Yang membuat Kaira tak ikhlas, ini adalah hari Minggu. Hari teristimewa untuknya bermalas-malasan sebagai self reward.

Sebenarnya ... Kaira punya masalah yang membuatnya merasa jadi manusia paling menderita di muka bumi.

Kemarin, Saga memutuskan hubungan mereka yang ke tiga hari. Padahal, Kaira sudah bertahun-tahun naksir padanya. Dan sialnya, setelah dapat malah mampu bertahan tiga hari.

Jujur, itu sangat menyedihkan ...

dan memalukan.

"Padahal gue cantik, cocok sama lo," cicit Kaira sambil cemberut. Ia menangis lagi, kala suara maskulin Saga saat memutuskannya kembali terbayang. "Lo jahat banget, Ga ...," geramnya lemah tidak berdaya.

Tok! Tok! Tok!

Kaira menoleh sewot ke arah pintu kamar yang masih terkunci. "Ck. Bersisik banget, sih."

"Kaira!"

"I-iya!" Kaira merengut seraya menyibak selimut, lalu duduk dengan kesal.

Setelahnya, suara Martha tak lagi terdengar. Sepertinya sudah berlalu. Nadanya terdengar begitu jengkel. Kaira pun turun sambil ogah-ogahan, lalu pergi ke kamar mandi untuk gosok gigi dan cuci muka.

"Iyyuh, jelek banget muka gue." Kaira mengeluh, meraba matanya yang menjadi sipit akibat membengkak. "Gara-gara lo, Saga! Mata gue kayak disengat tawon!" umpatnya sambil mengusapkan busa facial foam ke wajah bantalnya. Rasa sedih semalam masih terbawa sampai sekarang, hingga membuatnya kembali berkaca-kaca.

TranscendentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang