12 - Surprise!

29 6 15
                                    


          Jumat di jam sembilan pagi. Valentine's Café sudah mulai ramai dengan pelanggan yang ingin membeli sarapan dan juga kopi untuk teman bekerja nanti. Wajah-wajah yang familiar mendominasi, sebagian pelanggan mereka di setiap pagi adalah orang-orang dari kantor sebelah, yaitu kantor milik Alucard. Tapi Granger sendiri pun belum pernah melihat sang pemilik kantor itu datang di jam-jam awal buka. Tebakannya adalah dia sudah datang tapi masih mengurusi hal lain atau karena sahabatnya itu pantang datang sebelum ada panggilan. Sepertinya opsi kedua lebih masuk akal untuk seorang Alucard.

"Bang, tolong jagain kasir bentar ya. Gue mau ke toilet dulu."

"Oke, Rin."

          Sesama teman harus saling membantu, kan? Oleh karena itu, kini Granger sedang mengambil alih sejenak kasir sambil ia berharap Karina tidak akan lama dan tidak ada pelanggan rese yang meminta kopi dengan cepat sementara orang di dapur sedang sibuk semua. Tapi jika itu terjadi, ia sudah mempersiapkan dirinya untuk spam 'request back up'.

"Kak, souffle pancake sama cappucino cupcake-nya ada?"

Granger tersenyum pada pemuda di depannya, "Ada, kak. Silakan dipesan!" jawab Granger riang. Di depannya ini sekarang sedang berdiri pria asing yang benar-benar belum pernah ia lihat sebelumnya. Tapi dari fitur wajahnya terasa familiar, hanya saja ia belum bisa menyimpulkan pemuda dua puluh tahunan ini mirip siapa.

"Loh, Dy?"

           Granger menoleh saat ia mendengar suara lain di depannya. Ia heran sedikit begitu melihat Alucard yang baru saja masuk ke dalam café. Yang ia lebih heran lagi adalah bagaimana Alucard bisa terlihat akrab dengan pemuda itu.

"Pesen apa tadi, Dy? Biar gue bayar."

"Souffle pancake sama cappucino cupcake, bang. Minumnya pengen dolce iced aja. Makasih ya!"

"Santai, Dy. Gue iced americano ya, Gran. Sama scotch eggs."

Granger segera mencatat pesanan mereka. Untung saja di saat pembayaran, Karina kembali sehingga ia bisa mengurusi pesanan mereka.

"Lo tumben pagi udah kesini, Alu?" tanya Granger sambil menyerahkan satu iced americano serta dolce pada Alucard sebagai pihak pemesan di mejanya, "Souffle dan kawan-kawannya nyusul ya, masih diurusin anak-anak di dapur."

"Oke, santai. Hari ini kantor gue nyantai sih. Kalau kantornya Aamon hari ini libur malah. Libur internal sih, peraturan kantor dia sendiri."

Granger mengangguk setuju, "Semalam Silvanna cerita sama gue kalau dia libur hari ini."

"Loh, abangnya kenal Mbak Silvanna?" pemuda itu menyahut.

Granger semakin mengernyit mendengar pertanyaan pemuda tengil dua puluh tahunan itu.

"Jangan salah, Dy. Ini sih pacarnya mbakmu soalnya!"

Granger menepuk pelan dahinya. Okelah, tidak masalah. Lagipula untuk apa hubungan ditutupi terus-terusan?

"Weh, seriusan nih? Akhirnya manusia kaku, introvert, dan gamonan itu punya pacar lagi yang bisa gue jamin lebih benar dari yang sebelumnya! Nama lo siapa, bang?"

Oh, sekarang Granger tahu bahwa pemuda di depannya ini ternyata begitu mirip dengan Silvanna.

"Granger. Lo?"

"Dyrroth ganteng, bang. Panggil aja, Dy sih biar kekinian gitu."

"Sok asik lo, bocah!" tegur Alucard sementara Granger terkekeh saja.

Black and White [Granger x Silvanna]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang