part 9

16K 269 2
                                    

Pa, ijinkan aku tinggal dirumah jo. Kumohon pa. Aku mohon ijin ke Papa, meskipun dengan berat papa mengijinkan, karena khawatir aku tidak serumah dengan papa untuk beberapa hari. Tapi akhirnya papa mengijinkan.

Rumah jo sangat indah, seperti bayang kami saat sekolah dulu, aku jauh lebih mengenal jo, karena aku mengenalnya sejak Smp sedangkan michael kukenal saat di universitas.

Dulu, aku membayangkan punya rumah di tepi danau, rumah panggung clasic sisi satu berada di atas tanah , disisi lain aku bisa menggantung kakiku jauh diatas air. Sehingga ketika pagi aku bisa selalu melihat kilauan air dan butiran embun, nampak cantik seperti mutiara yang berkilau.

Aku sangat betah dan nyaman tinggal disini, bagaimana tidak? Memang seperti inilah rumah impianku sejak dulu, ya benar seperti ini.

Kuberdiri menempelkan tanganku disebuah kayu panjang yang menghadap danau dengan rumput yang sangat hijau. Kuhirup panjang udara dan bersiap menghela panjang, Tuhan sang pencipta. Betapa besar keagunganmu.

Derap langkah seseorang menuju tempat ku berdiri. Kuikuti kemana langkah itu berasal. Kutengok dari pintu. Astaga, sir willy ? Mataku berantakan entah kemana, aku hanya mengenakan tank top dan celana pendek sejengkal dari pinggang.

Aku lihat sir willy berbincang dengan mbak ranti. Kemudian dia pergi dari ruang santai. Aku masih gugup dan enggan, disamping itu ada hubungan apa Jo dengan bosku itu. Hatiku terus bertanya, dan segera aku kembali kekamar tamu dimana aku tidur.

Drepp pintu kututup sambil terus bergeming, mengapa monster antah brantah itu bisa ada disini, dirumah jo. Meski tadi dia sangat terlihat keren, sepertinya bersiap ke kantor, pantas dia menjadi bos, dia sangat disiplin pagi pagi sudah bersiap dan aku karyawanya bahkan belum mandi.

Aku segera pergi ke kamar mandi. Namun aku terhenti karena sudah ada seseorang.

"Ehem, kamu siapa" aku pastikan dia sedang duduk disofa bulat  didepan kamar mandi yang tertutup sebuah rak kayu klasik. Hatiku gemetar aku tidak bisa berbalik lalu menjawab pertanyaan itu. Keadaanku sekarang sangat memalukan, tanktop yang aku kenakan dan celana sudah kuyanggalkan, hanya tersisa pakaian dalam, dan aku tidak lupa, yang disana adalah bosku sir willy.

"Maaf, aku hanya menjaga rumah ini sementara waktu." Dengan berhati hati aku jawab. Namun sepertinya sir willy menghampiriku, aku tetap tidak berbalik, tetap memaku. Aku takut dia mengetahui itu aku. Dan pasti dia akan bertanya macam macam.

"Ahh, " aku tertunduk didepanya, sir willy membalikan tubuhku kearahnya. Yang jelas dengan kasar.

"Apa yang kamu lakukan dirumah ini"

"Anu, sir, maaf aku , aku cuma jaga rumah ini."

"Dengan pakaian seperti ini?!" Dia menekan kata katanya, seolah menghinaku.

Aku sangat ingin memarahinya, memangnya kenapa, ini dikamar dan aku mau mandi tidak sepantasnya dia dikamar orang meskipun aku adalah tamu. Dan siapa dia. Seenaknya masuk kesini.

Aku hanya ingin segera kekamar mandi, hatiku kaku menahan marah.

Tanpa babibu aku masuk kekamar mandi, tapi tanganku tertahan. Sir willy menarik tanganku dan menggendongku dengan paksa, membantingku diatas ranjang. Astaga apa yang akan dilakukan raja mesum ini, aku sangat takut. Aku memanggil mbak ranti, namun dia tidak kunjung datang, aku mencoba meronta tapi dia menahanku dengan tubuh kuatnya, dia mendekatkan wajahnya dan aku terpejam, aku kira dia akan mencium atau mencumbuku. Dia berbisik.

"Jangan teriak, mbak ranti sudah pulang"

Ah, aku tercengang. Sir willy merogoh sesuatu didalam kantung celananya dengan gesit lalu menenggelamkan Beberapa jarinya kemulutku, dia melumat bibirku dengan ganas, tangan dan kakiku terasa sakit ditahan olehnya, sebutir pil kecil tertelan olehku, tanpa air, aku ingin memuntahkan pil itu, apa yang dilakukanya.

Tubuhku sangat lemah bekas merah kulihat saat sir willy melepaskan tanganku, nafasku tersengal sengal. Aku terlelap sebentar entah apa yang terjadi. Aku tidak tidur hanya lelah saat tubuh sir willy berada diatasku. Aku merasa membayangkan bahwa dia mencumbuiku aku mulai berfikir kami akan bercinta.

Tubuhku mulai panas, kubuka mata tidak ada sedikit kaitan pakaian dalam yang dia buka, dia sudah meninggalkan kamarku, entah ini mimpi atau tidak, tapi tadi benar benar teejadi. Warna merah ditanganku juga masih. Aku mencari baju seadanya lalu keluar aku mencari disemua ruangan. Sir willy tidak ada, apa yang terjadi padaku tadi aku yakin itu nyata. Kepalaku sedikit membayang, aku mulai desiran darahku meninggi. Aku merasa aneh.

Aku kembali kekamarku, aku duduk di ranjang, aku merasa daerah vitalku berdenyut geli, karena kupastikan tidak ada orang kubuka semua bajuku, aku terlihat sangat seksi di cermin. Aku mulai berbaring dan merentangkan pahaku, kuelus lembut vaginaku dan aku merasa ini adalah sensasi yang berbeda, kusentuh daging terluar vaginaku kuputar putar. Ah andai saja tadi benar benar terjadi. Sir willy aku menginginkanmu, kumasukan jariku kelubang kenikmatan, kumajukan dan kumundurkan gerakanku, tidak sadar aku merintih nikmat, satu tanganku mengelus dan memainkan putingku. Aku tidak kuat. Mataku merapat dan seolah sadar atau tidak aku memanggil nama sir willy diantara rintihanku.

"Ohh sir willy, terus aahhh ahh" sambil terus memasturbasi. Aku merasa nikmat tapi tidak cukup puas. Entah aku tidak bisa berfikir apa apa. Yang aku bayangkan aku bercinta dengan sir willy.

Grek, pintu kamarku terbuka, ada seseorang yang tidak kusangka telah masuk dan duduk di kursi depan ranjangku.

Writer POV

Larisa terus melakukan masturbasi di depan willy bosnya, larissa tidak sepenuhnya sadar, dia dibawah pengaruh obat yag diberikan willy. Jelas bosnya itu juga bergairah melihat larissa wanita impianya memanggil namanya, dia tau itu reaksi dari obat yang ia berikan.

Willy mulai membuka celananya, kejantananya sudah meninggi, kepala juniornya sangat gagah, ia menghampiri larissa .

"Pegang ini sayang,"

Larissa yang setengah sadar itu malah menubruk bosnya dengan ganas. Dia menciumi leher dan dadanya, larisa tidak membuka matanya, dia meraba junior bosnya dan melahapnya. Willy merintih nikmat.

"Ohhh sayang, teruskan, teruss, ah sayang sudah lama aku ingin seperti ini denganmu."

Willy semakin memuncak, gairahnya tidak tertahan.

Larissa dibaringkan ketempat tidur, willy menciumi leher serta dada larissa, willy berhenti pada sebuah puting berwarna coklat yang menegang, dimainkanya dengan lidah. Larissa mengelijang, dan merintih. Willy terus mengulum payudara larissa.

Willy mengusap pipi larissa, meskipun bernafsu willy ingat dia sedikit menyukai larissa.

Larissa sudah lelah, lama dia bermain sendiri, berlanjut dengan willy namun dia malah memejamkan mata, mungkin dia tidur. Efek obat itu memang tidak bertahan lama penggunanya akan sedikit tertidur.

Willy sangat menikmati tubuh larissa, tidak disangka dia bisa bermain dengan gadis menggoda ini, dirumah adiknya.

Willy menciumi mengulum payudara larissa, karena sangat kencang dan indah, mungkin jarang atau tidak pernah disentuh laki laki, atau mungkin dia pakai perawatan khusus. Perhatianya tertuju pada vagina larissa, terlihat bersih, dielusnya dengan lembut, lalu memasukan jarinya kelubang nikmat itu, terasa sempit. Willy bangkit dan berada ditengah pahanya, diciumi pahanya, lalu lidahnya mulai tenggelam divaginanya yang sudah basah.

Juniornya sudah sangat tidak kuat, ia memasukan juniornya ke lubang larissa, sangat sempit mendesak juniornya. Dia memasukan setengah lalu menenggelamkan semua, larissa terbangun dan merintih kesakitan, willy terus memompa dan memeluk larisa yang terus berkata kesakitan. Larissa pun menangis. Dia yang tadi bersikap seperti macan kelaparan menjadi seperti hellokitty. Mungkinkan dia masih perawan? Willy segera mencabut juniornya, dan benar saja juniornya terkena darah virgin larissa, pikiranya mulai kacau dan sangat menyesal. Dia kira larissa adalah wanita berpengalaman. Larisa menagis dan msih memejamkan matanya. Sedangkan willy tertegun memandang juniornya, willy beranjak dan membasuh juniornya, belum sempat keluar, melihat ini dia sangat menyesal, larissa adalah wanita baik baik.

Setelah keluar dari kamar mandi, willy menghampiri larissa yang masih berbaring di ranjang, willy berbaring dan memeluk larissa yang meringkuk, mengapa tiba tiba willy sangat mencemaskan larissa. Hatinya sakit karena sudah membuat ini terjadi.

"Aku akan menjagamu rissa"

Willy mengecup kening larissa. Dan pergi dari tempat larissa tidur. Melajukan mobilnya keluar pagar rumah Jonathan.

My Boss By NonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang