[CHAPTER 7]

57K 1.1K 28
                                    

Kami nyeblak di warung seblak di dekat kosan. Hanya keluar dari gang dan berjalan selama beberapa menit, sebenarnya. Kami juga sudah menyelesaikan makan seblak kami hampir dua jam yang lalu, tapi kami lebih memilih untuk nongkrong bertiga lama-lama daripada harus ada di kosan setelah mendengar celetukan Mbak Mega dan Kak Aira tadi.

Sejujurnya kemarin malam pun gue pengen kabur, apalagi setelah menyaksikannya secara langsung ... gue ... sedikit penasaran.

Tapi, gue ga mungkin ceritain ini kepada Lily atau Shannon!

"Lo yakin udah gabakal kenapa-napa sekarang?" tanya Lily ke gue.

Kami bertiga sudah berdiri di depan bangunan kosan Mega. Ini sudah siang dan seharusnya Kak Aira dan Mbak Mega sudah menghentikan aksi mereka, mengingat Kak Aira sudah janji buat jadi model untuk referensi pose buat Kak Hani.

"Iya, harusnya udah gapapa," jawab gue dengan pede, agar bisa meyakinkan Lily.

Kami bertiga pun akhirnya memutuskan untuk masuk ke kosan. Gue langsung nyadar kalau nggak ada siapa-siapa di ruang tamu, tapi keheningan di kosan bikin gue positif thinking, mungkin mereka memang sudah selesai transaksi.

Shannon yang sudah kepanasan setengah mati pun langsung masuk ke kamarnya, menyalakan AC. Enaknya sekamar sama tuan putri ya begini, dia tidak tahan panas, jadi bakalan inisiatif nyalain AC.

"Ly, gue ngungsi ke kamar lo ya," izin Shannon.

Kak Hani yang selalu bekerja di kamar, memang selalu menghabiskan waktunya di dalam kamar dan menyalakan AC hampir 24 jam. Menurut cerita Kak Bella kemarin, Kak Hani memang membayar sedikit lebih banyak untuk penggunaan AC, dan Lily merasa paling diuntungkan karena berbagi AC dengan Kak Hani.

Kami bertiga akhirnya lagi-lagi ngumpul di kamar Lily yang memang sudah dingin.

Shannon melempar dirinya di atas kasur Lily. "Ah, gue jadi pengen ke Alaska."

Ebuset anak ini random amat. Gue dan Lily memilih buat nyuekin tu anak.

"Ly, gue pinjam charge HP-nya," izin gue.

"Iya, iya, pake aja. Kasian HP soak lo kalau ga di-charge, bisa mati suri," jawab Lily sedikit meledek.

Gue ngasih Lily tatapan tajam, pengen gue tampol juga tu kepala.

"Kita kan ngekos lebih cepet karena takut kosan deket kampus pada penuh, kan? Ini kan kita udah dapat kosan, gimana kalau kita bertiga liburan bareng?" tanya Shannon.

"Ke Alaska? Nggak ah, gue ga punya duit," tolak Lily langsung.

"Ya kan, gue bisa bayarin kalian," kata Shannon dengan entengnya.

"Lo kira duit jatuh dari langit, Non? Lo ga lihat perjuangan gue mau dapatin diskon 10% aja harus jadi sapi perah dulu," balas Lily dengan jutek.

"Kalau lo mau liburan ke sana, pergi bareng keluarga aja, Non. Hitung-hitung quality time, soalnya nanti kalau udah ngampus kan gabisa lagi tuh jalan-jalan sama bo-nyok," ucap gue.

"Enggak, ah, kalau pergi bareng mereka, gue takut tiba-tiba didaftarin kuliah di Alaska," tolak Shannon.

Untungnya, Shannon oneng ini temenan sama kami berdua yang kikir dan nggak mata duitan. Kalau aku dan Lily jahat, kami bisa saja memanfaatkannya untuk membeli atau mendapatkan apapun yang kami pengen. Tapi, enggalah, kami berdua memilik menjadi bodyguard untuk Shannon oneng, agar dia ga kena tipu atau dimanfaatkan oleh orang-orang jahat.

Kami berdua bahkan sudah sepakat, gabakalan minjam duit sepeserpun dari Shannon, karena kami tau, Shannon pun gabakalan mintain duit itu lagi begitu dia memberikannya kepada kami.

KOSAN MEGA [GXG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang