9

56 17 5
                                    

BAB di cerita ini selalu nanggung ya? Wkwkwk.. Gpp dibawa santai aja baca ceritanya ya karena bakal update dua kali dalam seminggu kok.. So, enjoy!

.

.

.

“Kayaknya lagi ada pertunjukan musik di sana,” kata Jessica melihat kerumunan orang-orang duduk rapi di sudut taman menikmati alunan lagu dari seorang laki-laki dan perempuan.

“Ramai banget yang nonton. Kalau kita duduk di sini masih kedengaran sih,” balas Taeyeon menunjuk kursi panjang di pinggir jalan. “Tapi kalau kamu mau kelihatan jelas kita bisa pindah ke sana.”

“Duduk sini saja deh.”

“Oke, tunggu sebentar ya, aku mau cari kopi dulu di sekitar sini.”

Jessica mengangguk dan tersenyum seolah-olah kalimat semacam itu hanya menunggu waktu; Taeyeon dan kopi kecintaannya hampir tidak terpisahkan. Ada satu lagi yaitu rokok. Untung saja Taeyeon tidak pernah menyalakan benda itu di hadapan Jessica dan sebagai gantinya dia memilih rasa pahit dari biji kopi. Sepuluh menit kemudian Taeyeon kembali dengan dua gelas styrofoam berisi kopi panas dan mendapatkan ucapan terima kasih.

“Habis ini kita ke mana?” tanya Taeyeon seperti biasanya seakan tidak ada yang istimewa pada hari ini. Memang bukan hari spesial hanya saja pesawatnya akan berangkat besok pagi. Dan begitulah yang dia rencanakan.

Orang-orang akan merencanakan sesuatu yang besar jika tahu ini hari terakhir mereka bersama seseorang yang dicintai, seperti menggenggam erat tangannya, berpelukan di sepanjang hari, bercinta, ataupun melakukan hal yang belum pernah mereka lakukan. Namun, Taeyeon tidak mau semua itu, satu-satunya yang dia inginkan adalah menjalani hari ini seperti biasa. Lebih baik begitu, lebih mudah melupakan.

“Sudah lapar belum?”

“Banget.”

“Tahu begitu harusnya tidak minum kopi, kan?”

Taeyeon cuma bisa nyengir menanggapi wajah serius wanita di sampingnya. “Ya sudah kita makan di dekat sini saja. Aku tadi lewat situ, ada restoran yang kelihatannya enak.”

L'adresse adalah restoran yang menyajikan hidangan klasik, menggabungkan bahan-bahan dan cita rasa dari tradisi kuliner Eropa dengan teknik memasak Amerika modern sehingga menghasilkan menu makanan yang dinamis.

I’d like to have seafood pasta and raspberry lemongrass,” kata Jessica setelah membaca daftar menu sampai halaman terakhir.

Okay,” pelayan mencatat. “And you, ma’am?”

I’ll have truffle mushroom soup, RAF coffee and...

“Kopi lagi?” sela Jessica.

“Ini bukan kopi. Lihat, ada campuran es krim dan...” kata Taeyeon terputus setelah melihat seberapa keras raut wajah Jessica. Susah payah dia menelan benjolan di lehernya lalu berkata “sorry, I’d like to cancel RAF coffee and replace it with ginger tea. And I’ll have chocolate envy for dessert, please.

Alright. Please wait a moment while we are preparing your order.”

Mereka mengobrol sambil menyantap makanan diselingi suara tawa dari sesuatu yang tidak lucu seperti saat Taeyeon beranggapan bahwa uang tidak membawa kebahagiaan, kemudian Jessica menantang gadis itu untuk mentransfer seluruh uangnya. Atau saat Jessica berhasil menipunya demi sepotong makanan penutup.

“Serius cuma makan sup? Tadi katanya lapar banget,” komentar Jessica menatap mangkuk kosong di atas meja.

“Kan masih ada dessert.”

THE UNSAIDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang