1

215 17 10
                                    

Siapa pun tolong selamatkan aku; teriak gadis malang itu dalam pikirannya yang kosong. Dia seharusnya kabur ketika jarum pendek menyentuh pukul sembilan malam. Oh tidak, itu jelas terlambat. Dia sebaiknya terlempar ke jalanan sebelum mendengar bunyi “beep” dari balik pintu apartemen yang menampilkan wajah seorang wanita pendek berambut pirang dengan mata biru menyeramkan. Itu tampak lebih buruk dari pada hewan peliharaannya; seekor kucing putih tanpa rambut dengan bola mata besar yang terlihat mirip berhala pemuja setan.

“Astaga, kamu masih memakai baju tidur,” teriak sang pemilik kamar sambil menekuk kedua lengan di pinggang.

Tidur? Sempurna! Taeyeon memejamkan mata erat-erat dengan bibir sedikit terbuka. Dia bahkan menahan nafas beberapa saat agar terlihat meyakinkan. Pura-pura mati adalah keahliannya.

“Hentikan tipuan murahanmu itu, Taeyeon. Cepat bangun dan bersiap-siap. Temanku sudah menyiapkan pesta tahun baru yang meriah.”

“..........”

“Ayolah, itu tidak akan berhasil. Kita bukan anak kecil lagi. Jangan paksa aku melakukan tindak kekerasan terhadap barang-barang kesayanganmu.”

“..........”

“Dari mana aku harus mulai? Koleksi tas, jaket atau sepatu?”

“..........”

“Yah, setelah dipikir-pikir tidak ada gunanya merusak barang-barang itu. Lagi pula nanti kamu pasti bisa beli lagi, ya kan? Tapi, apa jadinya ya kalau aku hapus foto mantanmu yang ada di laptop. Disimpan dalam folder X, benar?”

“Tidak!” Taeyeon terlonjak oleh rasa takut yang mengimpit dadanya. Dia melihat ke arah temannya dengan tatapan memohon seolah-olah tidak ada kebahagiaan yang tersisa dalam hidupnya selain kenangan pada gambar dua dimensi. “Jangan lakukan itu lagi.”

“Wow, akhirnya sang putri terbangun dari tidur panjangnya. Ayo cepat ganti bajumu. Pestanya dimulai pukul sepuluh malam jadi kita harus bergegas pergi ke sana.”

“Sunny, aku serius! Berjanjilah padaku jika kamu tidak akan membuat lelucon seperti tadi. Itu sama sekali tidak lucu.”

“Kamu tahu, terkadang aku mempunyai ide untuk menumpahkan kopi panas di atas laptopmu atau menjatuhkannya dari lantai tiga belas. Aku pikir itu adalah cara terbaik agar kamu tetap hidup.”

“Hai,” kata Taeyeon melompat dari kasur dan menggoyang telapak tangan di depan wajah temannya. “Aku masih hidup. Aku bernafas dan menghirup udara bebas.”

“Tidak setelah aku terbangun pada tengah malam, mendapat telepon yang mengatakan bahwa seorang gadis bernama Kim Taeyeon ditemukan melompat ke dalam sungai. Apa lelucon itu terdengar lucu?”

“Maaf,” katanya penuh penyesalan.

“Jika kamu ingin aku berjanji, maka kamu juga harus berjanji kepadaku. Jangan lakukan hal bodoh itu lagi.”

“Baiklah,” balas Taeyeon tersenyum serta menyilangkan jari tengah dan telunjuk di belakang punggung. “Aku berjanji. Oh, apa kamu perlu tisu? Sepertinya kamu terlihat ingin menangis.”

“Tutup mulutmu. Sekarang ganti baju. Aku sudah menyiapkan gaun hitam yang cantik. Aku yakin itu akan sangat cocok untukmu.”

“Hm, ya, aku tahu gaun hitam tidak pernah membuat penampilan buruk tapi aku lebih berterima kasih jika boleh memakai celana jeans dan jaket kulit.”

“Kita harus berpenampilan menarik. Di sana banyak lelaki tampan...”

“Sungguh?” sela Taeyeon dengan nada sinis diikuti suara batuk yang mengejek. “Kamu ingin membual tentang laki-laki kepadaku?”

THE UNSAIDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang