Bab 5 : Leader
Ryu mengangkat pedang silvernya. Boboiboy yang tubuhnya terasa remuk tidak bisa bergerak. Dia hanya bisa menutup mata pasrah. Pedang diayunkan, tapi seseorang masih sempat berdiri di antara Boboiboy dan Ryu, melindungi sahabatnya.
Ryu menghentikan gerakan pedang, terpaku pada sesuatu yang menggantung di depannya. Fang, orang yang menyela, memegang sebuah kalung berbandul seperti bintang dengan 5 sisi, membiarkan bandul dan kaitnya tergantung di jemari agar Ryu bisa melihatnya. Mengelilingi bintang itu adalah logam silinder hingga membentuk segi lima. Di bagian kaitnya berbentuk kepala naga kecil, ukirannya sangat detail. Secara keseluruhan kalung itu berwarna perak silver, kecuali bagian kepala naga dan tengah bintang. Di tengah bintang berwarna biru tua gelap dengan bercak silver, seperti langit galaksi, begitupun kepala naganya.
"Kau..." Ryu tidak melanjutkan ucapan, terus menatap kalung. Pedang diturunkan, tapi masih digenggam.
"Ini kalung milik Tuan Changming kan? Guru anda." Fang berusaha berbicara dan berekspresi tenang dan damai. Pisau angin sudah hilang sejak Ryu melesat ke arah Boboiboy. "Tuan Changming memberikan kalung ini sebagai kenang-kenangan dari beliau untuk TAPOPS setelah anda berdua tinggal di sana. Komandan kami merasa seharusnya peninggalan Tuan Changming disimpan oleh muridnya, jadi Komandan memintaku memberikan ini pada anda." Fang meletakkan benda itu di kedua telapak tangannya.
Ryu mengambil kalung itu dari Fang, raut wajahnya datar. "Itu yang Kokoci bilang? Peninggalan Changming harus disimpan olehku?"
"Benar."
"Huh, alien tua yang licik." desis Ryu membuat Fang yang mendengar kebingungan. Kenapa Kokoci disebut licik karena perkataan itu? Kebingungan itu membuat si alien ungu tidak sadar Ryu sudah menatapnya.
"Hei." Remaja 16 tahun itu tersentak, kembali menatap. Dia harus mendongak untuk melihat Ryu. "Itu artinya Kokoci sudah menceritakan semuanya padamu?"
"Ee, iya..." jawab Fang sedikit ragu. Dia tidak tahu yang dimaksud 'semuanya' itu apa saja. Dia hanya tahu apa yang keluar dari mulut komandannya, itu sudah semuanya atau tidak, Fang tidak yakin. Tapi mengingat cerita Kokoci kemarin cukup lengkap dan urut, dia mengiyakan saja.
Melihat Ryu yang masih menatapnya dengan mata tajam itu, Fang berpikir haruskah dia menceritakan ulang apa yang dia tahu? "Em, Komandan bilang—"
"Sudahlah! Aku tidak mau tahu apa yang dikatakan orang licik itu. Semua yang keluar dari mulutnya hanya sampah."
Agen-agen muda TAPOPS itu terkejut. Dari ucapan Ryu sejak tadi sepertinya hubungan Ryu dan TAPOPS atau mungkin dengan Kokoci tidaklah baik. Kenapa komandan itu masih ingin merekrut Ryu untuk melatih mereka?
"Haah! Membuat kesal saja!" Ryu menggeram menatap ke arah padang rumput di sebelah kanan. Mata emas itu lalu kembali berkontak dengan iris merah berbingkai kacamata biru. "Hei, kau. Kau ketuanya kan? Aku akan ikut ke TAPOPS, tapi sebelumnya,"
Fang yang tersenyum mendengar persetujuan Ryu itu berubah kaget, refleks lari ke samping kiri menuju padang rumput demi menghindar saat si pria tiba-tiba mengayunkan pedangnya. Belum menghilang keterkejutan Fang, remaja itu terbelalak saat Ryu melesat sangat cepat ke depannya. Fang membuat pelindung bayang, tapi pelindung itu pecah begitu dihantam pedang silver. Ledakannya membuat Fang terlempar mundur.
Memanfaatkan jarak, Fang mengambil dua pisau lipat dari sabuknya, melempar keduanya bergantian dengan tangan kanan. Ryu dengan mudah menghalangi pisau pertama dengan pedang lalu menepis yang ke dua. Melihat serangannya tidak memperlambat Ryu sama sekali, Fang berdecak, dia mengeluarkan harimau bayang. Harimau bayang menerkam pria putih, tapi Ryu mudah menahan kedua kaki depannya dengan pedang. Mendorong pedang, harimau bayang mundur lalu melompat hendak mencakar. Ryu menghindar dan menebas perut harimau dari punggung hingga menembus perut. Harimau bayang seketika menghilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sua Parte [Fang]
FanfictionTidak ada lagi semangat membara. Tidak ada lagi rasa persaingan intens dengan sahabatnya. Tidak ada lagi kebencian melihat kakaknya lebih menyukai sang sahabat dibanding dirinya. Anak kecil itu sudah berubah, sama sekali berbeda dengan anak yang beb...