Bab 11 : Senior
Fang sudah menjalani rutinitas paginya : bangun pukul 6, berolahraga ringan sekitar 30 menit di ruang latihan, kembali ke kamar untuk mandi dan datang ke kantin menyambut sarapan.
Sudah 5 hari sejak Fang dan Ryu memulai sesi latihan mereka sebagai guru dan murid. Di luar dugaan, hampir setiap hari Ryu melatih Fang sehingga kecepatan dan ketangkasannya menahan serangan meningkat meski baru sedikit. Sejak kepergian ke Heping, Ryu terus membawa Fang pergi ke berbagai planet untuk berlatih. Seolah ia tidak mau mengajar jika tempatnya di TAPOPS. Mereka berangkat pagi setelah sarapan dan pulang di jam makan malam. Semua alien TAPOPS bahkan sampai hapal.
Selama 5 hari, ada satu hari saat Fang mendatangi Ryu untuk berlatih tapi pria itu justru menyuruh Fang berlatih sendiri karena ia sedang malas. Setelahnya tentu Fang langsung pergi, membiarkan sang guru bersantai. Lagipula Fang juga tidak masalah dengan itu. Mengetahui gurunya tidak segan-segan mengatakan 'sedang malas' membuat hatinya justru tenang karena artinya kemarin-kemarin Ryu tidak terpaksa melatihnya. Hari itu Fang menghabiskan waktu hingga jam makan siang di ruang latihan. Si kembar Sai dan Shielda sempat datang dan mereka berlatih sparing selama satu jam sebelum bersama-sama pergi ke kantin. Hari itu Fang tidak bertemu dengan teman-teman buminya bahkan termasuk satupun atasannya. Sai bilang Boboiboy dan yang lain dikirim untuk membantu memulihkan pemukiman di planet yang hancur akibat serangan Retakka.
Kembali ke hari ini, Fang berjalan di lorong sambil menunduk menatap jam kekuatannya. Biasanya setelah jam sarapan, Ryu akan mengiriminya pesan untuk ke hangar karena mereka akan pergi berlatih. Tapi hari ini pesan itu tidak ada.
"Apa Laoshi sedang tidak mau berlatih hari ini?" gumamnya.
Baru saja bibir tipis itu mengatup, empunya dibuat menoleh karena sebuah sosok yang muncul dari lorong samping. Sosok yang mengenakan hanfu serba hitam itu melesat tanpa menengok, rambut putih panjangnya yang kontras dengan pakaian terayun.
Melihat orang yang baru dipertanyakannya, tanpa berpikir lagi Fang memanggil dan berlari mendekat. "Laoshi!"
Pria tinggi berhenti, berbalik menatap sang murid yang baru saja sampai di sampingnya. Ryu menaikkan sebelah alis, "Kenapa?"
"Laoshi mau ke hangar?"
"Iya. Aku ada urusan."
Seketika perasaan antusias dan semangat di hati alien ungu itu menguap. Senyum yang tadi tersungging kini mengecil sebelum Fang berusaha menetralkan ekspresinya agar tidak nampak begitu kecewa.
"Kalau begitu kita tidak ada latihan hari ini..?" padahal ia sudah tahu jawabannya tapi Fang tidak bisa menahan lidahnya bertanya.
"Hm. Aku pergi."
Tanpa mengatakan apapun lagi, pria itu langsung berlalu meninggalkan Fang yang berdiri di tengah lorong. Kepala berambut biru tua menunduk.
Fang tidak tahu apa yang terjadi padanya. Bahkan sampai saat ini ia kadang kala masih takut jika Ryu marah atau mengkritiknya. Tapi walau begitu Fang juga selalu menantikan sesi latihan bersama Ryu dengan semangat. Tidak peduli sekeras apa latihannya, tidak peduli sesakit apa badannya atau seberapa kencang Ryu memukul dan menendang, semua itu terbayar oleh kritik membangun dan pujian simpel sang guru. Fang tidak masalah jika itu hanya satu kata 'bagus' karena satu kata itulah yang membuatnya ingin berusaha lebih keras dan menantikan hari esok untuk mendengarnya lagi.
Tapi kemarin lusa dan juga hari ini, Ryu tidak melatihnya. Dua hari yang lalu pria itu berkata malas, dan sekarang ia ada urusan. Apa Ryu sudah tidak tertarik mengajarinya? Apakah pria itu sudah bosan?
Kepalanya tidak bisa menahan berbagai pertanyaan yang perlahan saling terjerat seperti benang kusut di otaknya. Perasaannya yang memberat menambah sensasi sesak yang sempurna di dada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sua Parte [Fang]
FanfictionTidak ada lagi semangat membara. Tidak ada lagi rasa persaingan intens dengan sahabatnya. Tidak ada lagi kebencian melihat kakaknya lebih menyukai sang sahabat dibanding dirinya. Anak kecil itu sudah berubah, sama sekali berbeda dengan anak yang beb...