Hai, I'm back!! Chapter ini panjang ya, selamat membaca!
Bab 9 : Latihan Pertama
Saat sarapan pagi berikutnya, Fang duduk sendiri di sebuah meja di kantin. Nampan berisi makanan di depan mata, tapi remaja itu hanya membolak-balik potongan sawi dalam tumisan dengan sumpit tanpa memakannya. Luka di tangan kanannya menutup dengan cepat setelah dioles oleh obat milik Ryu, menyisakan koreng yang masih mengirim listrik perih setiap tangannya bergerak. Pikiran remaja itu nampaknya terlalu sibuk sehingga tidak menerima rasa sakit karena terus menggerakkan sumpit untuk hal tidak berguna.
Saat potongan sawi akhirnya masuk ke mulut setelah dibolak-balik selama 10 menit, seseorang duduk di sebelah kirinya, beberapa yang lain di depannya.
Fang menoleh, melihat mata cokelat di bawah topi oranye menatapnya. Sorot cemas yang sering ada di mata sahabatnya saat melihat dia terluka setelah latihan tempur dengan Kaizo. Fang belum melihat teman-temannya sejak kemarin siang, sepertinya semalam mereka dirawat karena benturan serangan Ryu.
"Fang." pemilik nama hanya mengedip. "Kau... baik-baik saja?" itu pertanyaan ragu.
"Kenapa aku tidak baik-baik saja?"
"Itu..." pemuda dino bertukar pandang dengan teman-temannya yang lain, semua terlihat cemas. "Kau kan hampir dibunuh Ryu. Tapi sekarang dia jadi gurumu. Kami khawatir dia akan melukaimu lagi. Ehm, apa kau mau kami bicara dengan komandan? Mungkin komandan bisa membantu melindungimu darinya."
Tidak langsung menjawab, Fang menatap empat manusia bumi itu bergantian. Sejujurnya Fang tidak khawatir sama sekali dengan Ryu yang menjadi gurunya. Sekalipun nantinya Ryu akan melatihnya dengan sangat keras tanpa perasaan, dia siap untuk itu dan tidak akan mengeluh, lagipula pelatihan keras sudah menjadi temannya sejak usia 3 tahun. Jadi Fang sama sekali tidak punya niat untuk menjauh atau meminta orang lain menjauhkannya dari Ryu. Sebaliknya, dia ingin berlatih dan mengambil sebanyak-banyaknya yang bisa dia dapatkan dari sosok kuat itu.
Fang yang dulu pasti akan marah jika mendengar ucapan Boboiboy sekarang. Anak penuh emosi itu akan tersinggung karena merasa Boboiboy ingin mencegahnya menjadi kuat agar tidak bisa melampaui si oranye. Tapi Fang yang sekarang berbeda. Di usia 16 tahun, dia dewasa dan tenang, tidak melihat apapun hanya dengan negatif. Fang yang sekarang, tahu kalau Boboiboy dan yang lain sungguhan mengkhawatirkannya dan murni ingin melindunginya dari hal yang menyakitinya. Karena memang itu yang dilakukan teman: saling melindungi.
Fang tidak akan memarahi Boboiboy karena menilai apa yang mungkin akan dilakukan Ryu ke dirinya. Teman-temannya hanya pernah melihat Ryu yang menyerangnya di Arinn bahkan pria itu bilang sendiri bahwa dia akan membunuh Fang. Hanya pernah melihat Ryu yang marah-marah dan menyerang petinggi-petinggi TAPOPS. Mereka tidak pernah melihat Ryu yang memberikannya salep atau mengoleskan salep itu di tempat yang Fang sulit lakukan sendiri.
Semua yang dilihat Boboiboy dan yang lain sejauh ini adalah sisi jelek Ryu. Sedangkan Fang tahu bahwa pria itu juga memiliki sisi baik. Fang tidak memarahi teman-temannya karena apa yang mereka tidak ketahui.
"Tidak usah." jawab alien berkulit putih sedikit pucat setelah jeda beberapa saat. "Aku baik-baik saja. Ryu melatihku dengan mudah. Aku akan belajar darinya." lagipula remaja itu tidak berpikir Kokoci bisa melakukan apapun tentang Ryu. Karena jika bisa, Boboiboy pasti sudah dijejalkan dalam pelatihan bersamanya. Kokoci tidak akan melewatkan kesempatan membuat anak bumi itu lebih kuat.
Bicara tentang pelatihan, Fang jadi ingat dia harus mencari Ryu pagi ini. Semalam suntuk dia sudah mencari informasi dan bertanya menggunakan semua koneksinya untuk mencaritahu lebih dalam tentang tradisi, kebiasaan, dan segala hal tentang planet Arinn serta penduduknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sua Parte [Fang]
FanfictionTidak ada lagi semangat membara. Tidak ada lagi rasa persaingan intens dengan sahabatnya. Tidak ada lagi kebencian melihat kakaknya lebih menyukai sang sahabat dibanding dirinya. Anak kecil itu sudah berubah, sama sekali berbeda dengan anak yang beb...