Bab 4 : Bertemu Ryu
"Adakah tempat yang cocok dengan yang dikatakan Ley di selatan, Ying?" tanya Fang, memelankan langkah mensejajari Ying setelah melirik ke belakang dan tidak lagi melihat gerombolan suku Aiguo, memastikan mereka sudah jauh.
Ying langsung menampilkan peta hologram dari tab yang dipegang. Menzoom wilayah selatan. Tidak lama, dia mengangguk. "Ada. Satu tempat. Kau juga sudah menandai wilayah ini, Fang."
Fang mengangguk. Belum sempat membalas, ucapan Gopal berhasil membuat perempatan imajiner muncul di kepala Kopral Muda itu.
"Hei, Fang! Kenapa kau penurut sekali sih dengan mereka? Tidak berani melawan. Kau takut ya?!" remaja tambun berkata tanpa dipikir. Raut sombongnya seolah dia sudah mengalahkan pengepung mereka tadi. "Ck, semakin lama dilihat-lihat, kau berbeda sekali ya dengan kakakmu. Kalau Kapten Kaizo pasti tidak perlu ikan Lele tadi bicara panjang dia sudah menyerangnya. Kita tidak akan membuang waktu seperti ini!"
Seketika Fang menyesal tidak membiarkan orang suku Aiguo mencincang Gopal. Mungkin paling tidak merobek mulut Kadet itu agar tidak mudah mengoceh.
Teman-teman yang lain terlihat terkejut dengan ucapan Gopal. Sudah tahu hubungan Fang dan Kaizo tidak baik malah membandingkan mereka. Boboiboy yang di sebelah melayangkan tamparan di belakang kepala kepada Gopal sebagai peringatan. Tapi dasarnya Gopal, dia justru bertanya apa salahnya.
Hembusan napas terdengar dari alien ungu. "Terdengar mudah." komentar Fang pada ucapan Gopal.
"Haha, tentu saja. Itu kan memang mudah, tinggal menyerang duluan—"
"Kalau begitu jika kita dicegat lagi akan kulempar kau ke arah mereka. Mudah untukmu kan? Lawan mereka sampai kami menemukan Ryu." ucap Fang dingin. Gopal seketika berkeringat, jika begini Fang baru mirip Kaizo.
Yaya, Ying dan Boboiboy bertukar pandang. Mereka merasakan hal yang sama, Fang berubah, semakin pendiam. Alien berambut landak itu memang masih sering bermain dan bercanda bersama mereka, tapi rasanya dia semakin menutup diri. Mereka sudah lupa kapan terakhir kali Fang membicarakan dirinya atau pikirannya selain yang berkaitan dengan misi.
Jika dulu Fang sering berkejaran dengan Gopal untuk memukul remaja tambun itu tiap mencari masalah, sekarang dia memilih membiarkan saja, mungkin hanya sedikit menyindir atau maksimal menangkap menggunakan kekuatannya. Dia seperti tidak mau membuang tenaga untuk apapun yang tidak benar-benar penting.
Pemikiran ketiga orang itu terpotong oleh suara benda jatuh. Gopal yang tadi tengah merangkul Fang sambil berjalan, membujuk alien itu agar tidak merealisasikan ucapan menjadikannya pengalih perhatian, tersandung akar pohon dan jatuh berdebam. Mereka semua berhenti, melihat remaja itu berusaha duduk sambil memegang hidung yang menghantam tanah. Rupanya karen terlalu sibuk membujuk Fang, remaja itu tidak menyadari ada akar yang melintang dan tersandung.
"Sudah kubilang perhatikan jalan." ucap Fang santai, bersilang tangan di dada.
***
Kelima remaja itu sudah berjalan selama satu jam. Yang kebanyakan mereka lihat sejak tadi hanyalah hutan dan padang rumput. Sekitar setengah jam lalu saat mereka melewati sebuah desa untuk pertama kalinya, semua orang desa menatap dan berbisik. Para pedagang memandang heran sedangkan pelanggan yang ada di toko maupun tempat makan—hampir seluruhnya membawa senjata—menyorot dengan curiga.
Fang dan yang lain bisa mendengar bisikannya, yaitu tentang orang-orang bumi yang datang ke Arinn untuk mencari Ryu, bahkan juga mereka yang sudah sempat bertemu dengan suku Aiguo Timur. Entah bagaimana orang-orang di desa itu bisa tahu, tapi ini membuktikan perkataan Ley bahwa kabar memang menyebar sangat cepat di Arinn. Untungnya, para samurai itu hanya mengamati dengan tatapan tajam dan tidak mencegat mereka seperti kelompok Ley.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sua Parte [Fang]
FanfictionTidak ada lagi semangat membara. Tidak ada lagi rasa persaingan intens dengan sahabatnya. Tidak ada lagi kebencian melihat kakaknya lebih menyukai sang sahabat dibanding dirinya. Anak kecil itu sudah berubah, sama sekali berbeda dengan anak yang beb...