BAB 10

477 75 43
                                    

Spesial Hari Jadi-ku yang ke 18 jadi tetep paksain up walau badan lemes, kepala berat dan seharian cuma bisa rebah di kasur selimutan.

Enjoy!

Bab 10 : Sai dan Shielda

Jam 7 malam lebih, kapal angkasa Fang mendarat di hangar TAPOPS. Mematikan mesin, dua alien laki-laki itu turun. Melihat ke arah jam kekuatannya yang menunjukkan waktu juga, Fang menatap Ryu yang beberapa langkah di depan.

"Laoshi, ini sudah jam makan malam. Ayo ke kantin bersama."

Menimbang-nimbang, Ryu menyadari dia belum makan seharian, bahkan dia melewatkan sarapan. Penduduk Arinn itu mengangguk kecil pada tawaran muridnya. Langsung menuju kantin, Fang berjalan di belakang Ryu, sedikit ke kiri. Mereka berdua sudah berganti pakaian di kapal karena pakaian mereka kotor dan kusut setelah latihan. Meski begitu, wajah yang sedikit kotor dan kering serta rambut Fang yang lebih berantakan dari biasanya menunjukkan mereka baru saja menjelajah dari luar stasiun.

Tidak butuh waktu lama, keduanya sampai di kantin. Karena sekarang jam makan malam, kantin cukup ramai. Para anggota yang berada disana mengalihkan pandang menatap dua yang baru muncul, berhenti di pintu. Mereka memperhatikan penampilan keduanya.

Ryu cukup terganggu ditatap seintens itu tapi dia mencoba abai. Dengan diikuti Fang, Ryu berjalan mengambil nampan. Setelah terisi, Ryu duduk di meja yang masih kosong, sedikit di sudut ruangan. Fang menyusulnya, duduk berhadapan. Meski Fang melihat teman-temannya juga berada di kantin, di meja tengah, Fang tidak mungkin bergabung dengan mereka dan meninggalkan Ryu sendiri setelah dia yang mengajak pria itu ke kantin.

Melihat Fang duduk di depannya, Ryu hanya melirik sesaat, tidak mengatakan apapun dan langsung menyuapkan sayur tumisnya dengan sumpit besi. Satu suapan berhasil masuk ke mulut, Ryu menatap sumpit di tangan dengan tidak suka.

"Ck, apa hanya ada besi di sini? Kalian suka sekali dengan sesuatu yang tidak alami." gerutu Ryu masih tidak menatap Fang.

Tahu Ryu bicara padanya, Fang hanya menarik sudut bibir untuk merespon gerutuan itu. Belum memasukkan makanan ke mulut meski tangannya sudah memegang sumpit besi yang yang serupa. "Laoshi mau menggunakan sumpit kayu? Aku punya beberapa di kamar."

Iris emas melirik, "Kau bisa menggunakan sumpit?"

"Iya. Aku sering memakai sumpit, jadi aku punya beberapa pasang. Aku akan membawakannya untuk Laoshi besok."

Tidak ada balasan lain selain dengusan. Ryu kembali fokus dengan makanan begitupun Fang yang mulai mengisi perut. Orang-orang sejak tadi memperhatikan, meski tidak bisa mendengar percakapan keduanya. Sudah rahasia umum seluruh galaksi kalau Ryu itu berkepribadian buruk dan temperamental, serta cukup mengerikan. Tapi melihat Fang yang terlihat tersenyum saat bicara dengan orang itu sepertinya hubungan mereka sebagai guru dan murid cukup baik meski baru 2 hari.

Karena tidak mengalihkan pandang dari nampannya sendiri, Fang tidak menyadari nampan Ryu sudah kosong dan pria itu bangkit. Saat mendongak, Fang bahkan tidak sempat bertanya apa gurunya itu benar-benar sudah selesai makan. Membatu, Fang dikejutkan dengan teman-teman buminya yang tiba-tiba pindah ke mejanya membawa nampan masing-masing, masih terisi makanan.

"Fang! Fang! Fang!"

Mereka memanggil heboh. Gopal, Ying dan Yaya duduk berderet sedang Boboiboy mengambil tempat di kanan Fang.

"Kenapa?"

"Fang, kau habis pergi bersama orang itu?!" tanya pemuda dino. Yang ditanyai mengangguk, "Hn, latihan."

"Latihan? Dia sungguh melatihmu?" yang lain menyerukan pertanyaan, tidak percaya.

Fang mendengus geli, merasa lucu dengan respon teman-temannya. "Tentu, aku muridnya sekarang."

Sua Parte [Fang]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang