BAB 12

1.1K 128 82
                                    

I'm back!

Bab 12 : Latihan Tempur

Setelah sampai di planet De An sekitar jam 3 sore dan berakhir menginap, pagi berikutnya Ryu tengah berjalan-jalan di sana. Langit yang selalu kelabu menyambutnya sejak ia melangkah keluar menara pukul 8. Bangunan-bangunan berwarna gelap memenuhi setiap jalan bertanah dan gang kecil.

Di jalan utama, tepat di depan menara guild Jagura, adalah pasar. Di kedua sisi jalannya dipenuhi pertokoan. Orang-orang terus mencuri pandang dan menatap ke arah Ryu. Sorot mata bengis atau kebencian mendominasi, tapi tidak ada yang berani maju mengusiknya. Semua orang tahu siapa pria berambut putih itu. Dia adalah si Pembuat Onar Galaksi, dan guru dari orang paling kuat di planet mereka, Jian. Jangankan melawan, bertahan dari tekanannya saja mereka tidak yakin bisa. Ditambah, ketua guild Jagura tentu tidak akan diam saja mengetahui gurunya diusik.

Meski cukup kesal, Ryu masih bisa mengabaikan tatapan-tatapan itu. Dia bisa melibas mereka dengan mudah, tapi sayang menggunakan kekuatannya untuk orang-orang ini. Semua penduduk De An adalah kriminal, atau paling tidak pernah melakukan kejahatan serius di hidup mereka.

De An terkenal sebagai sarangnya penjahat.

Ryu berjalan-jalan ke area pasar lalu berhenti cukup lama di lapangan terbuka. De An bukanlah planet yang indah. Disini matahari hampir tidak pernah terlihat, tertutup awan tebal. Suasananya suram dan terjadi kejahatan atau pertarungan setiap hari. Ditambah tanah cokelat kehitaman dan pohon-pohon berwarna hitam sampai ke daunnya. Warna alami paling cerah adalah rumput kuning kecokelatan. Bisa juga cat interior putih atau krem, seperti yang ada di beberapa bagian interior Jagura.

Alien Arinn itu kembali satu jam kemudian ke menara. Ia disambut pemuda berjubah yang menyambutnya pertama kali kemarin.

"Master menyiapkan sarapan di ruang makan, Tuan Ryu." pemuda itu lagi-lagi mengantarnya tanpa sikap formal berlebihan ke lantai 12. Berbeda dengan ruang kerja Jian yang lurus setelah keluar dari lift, ruang makan ada di kanan lorong. Si pemuda langsung membuka pintu tanpa mengetuk, wajahnya bahkan tetap datar.

Jian yang sudah menunggu lebih dulu menoleh, tersenyum. "Terimakasih, Daniel. Kau bisa pergi sarapan."

Tidak membalas apapun, tangan kanan Jian yang bernama Daniel itu pergi. Ryu mengambil duduk di sisi seberang Jian, menyangga tangan di meja bundar yang sudah tersaji cukup banyak makanan. Tanaman di De An semuanya berwarna gelap, termasuk sayuran, tapi rasanya tidak buruk. Meski begitu, De An tetap sering mendatangkan bahan pangan dari planet lain. Dan murid pertama Ryu itu berotak bisnis, dia tidak melewatkan peluang ini. Selain guild informasi, Jian membuka usaha lain seperti bekerja sama dengan planet pemasok bahan pangan.

Ryu menarik piring berisi steak dengan saus merah kecokelatan, juga semangkok salad sayur dan mulai mengisi perut. Jian yang melihat sang guru langsung mulai makan padahal dia sudah menunggu setengah jam di meja tanpa menyentuh makanan mencibir.

"Kau tidak punya etika ya, Pak Tua? Padahal aku sudah menunggumu."

"Aku tidak memintamu menunggu, Bocah Brengsek."

Jian menggerakkan bibirnya tanpa suara, memaki sang guru. Tangannya menyuapkan sup jagung lembut. Di tengah sarapan tidak ada percakapan hingga Jian bersuara.

"Kau langsung pergi setelah ini, Laoshi?"

Ryu melirik sesaat. Lalu bergumam sebagai jawaban.

"Adik cantikku bertanya apa kau sungguhan disini." ucap Jian santai menyendok sup. Lipatan di kening Ryu semakin dalam. "Untuk apa gadis sialan itu bertanya?" Jian menjawab dengan mengangkat bahu.

Sua Parte [Fang]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang