15. Surprise?!

174 18 3
                                    

A/N : Cuman mau ngasih tau kalo italics tuh pesan singkat ya kaya semacam SMS atau surat gitu. Kalo bold semua itu pc dan disini ada grup Line gitu tapi aku boldnya pas namanya aja, soalnya kalo sama kalimat-kalimatnya jadi pusing haha.

Enjoy.
***

"Mau bermain?" usul Sam menyeringai.

"Apa?! Kau gila ya Sam? Aku tidak mau bermain permainan gila seperti itu." kataku dengan penekanan setiap kata 'gila'.

"Ayolah Clarie! Masa kau tidak berani hanya untuk bermain permainan seru seperti ini?"

"Duh kalian ada apa sih?" kata Niall yang terbangun dari tidurnya karena suara debat kita yang mungkin cukup besar.

"Iya berisik sekali." ikut Zayn. Aku dan Sam mendengus keras.

"Kalian kalau mau tidur ya di kamar bukan di sini." kataku dengan nada sarkas.

"Memangnya kalian kenapa sih?" tanya Zayn.

"Itu si Sam mau main Charlie, charlie challenge." jawabku.

"Yasudah ayo main! Sepertinya seru juga!" seru Niall dan Zayn bersamaan. Aku tercengang. Sementara Sam tertawa melihat ekspresiku.

"Kalian gila?! Aku tidak ikut ah!" tolakku.

"Ayolah Clarie, kali ini saja." mohon Niall dan Sam.

Aku melihat kearah Zayn, dan tepat pada saat itu juga Zayn melihat kearahku. Pandangannya menyiratkan bahwa dia memohon juga agar aku ikut bermain. Tapi kan aku sedang bertengkar dengannya. Bisa jadi kan pada saat bermain game gila itu, lalu hantunya meminta tumbal karena kita sudah menganggu waktunya dan karena Zayn sedang dendam kepadaku, dengan tenangnya dia menyerahkan aku kepada hantunya sebagai tumbalnya.

"Well, pemikiran yang sangat bagus Clarie." ucap seseorang di dalam diriku sarkastik. Aku memutar mata.

"Ikut saja Amy." mohon seseorang dengan pelan.

Amy?! Dia bilang Amy?! Orang yang memanggilku Amy kan hanya satu.

Aku melihat kearah Zayn. Dia tersenyum meyakinkan.

"Ayo kita bermain Amy." katanya dengan senyum tulus.

"A-amy?" tanyaku meyakinkan. Bukankah tadi Zayn marah dan memanggilku dengan Clarie?

"Iya Amy. Ayo bermain." ajak Zayn sambil mencubit pipiku gemas. Aku melepaskan tangannya dengan paksa karena sakit.

"Baiklah." jawabku pasrah.

Setelah semua alatnya terkumpul, Sam menyuruh Niall untuk mematikan lampunya. Biar lebih seru katanya. Aku sudah merinding duluan.

"Oke aku gambar ya." kata Sam.

Sam pun menggambar lambang plus besar lalu menuliskan yes and no di tempatnya masing-masing. Lalu, ia menyimpan kedua pensil di garis yang telah digambar tadi. Setelah menyelaraskan dengan garisnya, ia pun mengatakan kalimat ajaibnya dengan sebuah nada.

"Charlie, charlie are you in here?" tanya Sam.

Tidak ada sahutan.

"Charlie, charlie are you in here?" tanya Sam untuk kedua kalinya.

5 menit kita menunggu,

Terdapat suara pintu berdecit.

Aku melihat kearah pintu kamar tidur orang tuaku, pintu itu pun terbuka. Kita berempat pun kaget dan hampir teriak. Tapi ternyata itu hanyalah mom yang hendak keluar dari kamar. Kita pun tertawa.

Promise // z.m [DISCONTINUED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang