A/N : Erotic scenes has deleted by author.
***
Sepulangnya dari minimarket, aku langsung menaikki bis ke rumah Zayn. Mengetuk pintunya lalu keluarlah Aunt Tricia.
"Clarie..." sapa Aunt Tricia parau lalu memelukku.
"Hey Tan! Ada apa dengan Zayn?" tanyaku lalu balas memeluknya.
"Um tidak ada apa-apa. Maaf aku terlalu melankolis." jawabnya sambil tertawa hambar. Aku mengernyit bingung.
"Oh ya Zayn ada di atas. Tante ke dapur dulu ya sedang membuat bubur untuk Zayn." pamitnya.
Aku pun pergi ke lantai atas, lalu menuju kamar yang berpintu hitam. Memutar kenopnya dan masuk. Lalu kembali menutupnya dengan hati-hati agar Zayn tidak terbangun.
"Hey Zayn." sapaku. "Sakit apa kau ini? Sekolah merindukanmu. Niall, Sam dan teman-teman lainnya pun merindukanmu, kecuali Gold tepatnya. Dan aku juga merindukanmu Zayn." kataku sambil terisak.
Aku tidak tega melihatnya sakit seperti ini. Wajahnya pucat. Bibirnya tidak merah kembali. Get well really soon Zayn.
"A-a-my? Apakah itu kau?" katanya dengan mata yang terpejam. Zayn ini mengigau atau bagaimana sih?
"Yes Zayn. Ini aku Amy. Aku disini." balasku.
"Maafkan aku Amy aku tidak bisa memberitahumu dari dulu. Aku mohon maafkan aku." katanya lagi dan tiba-tiba keluar air dari matanya. Zayn menangis? Ada apa sebenarnya ini?
"Zayn sshhh, kau kenapa? Bangunlah." pintaku.
"Amy?" tanyanya dengan membuka matanya.
"Zayn! Aku merindukanmu." balasku seraya memeluknya. Zayn pun mengusap punggungku.
"Kamu ini sakit apa sih? Sekolah membosankan tanpamu." jujurku. Zayn hanya terkekeh menanggapi ucapanku tadi.
"Excuse me." kata seseorang dari arah pintu. Aku pun melihat ke belakang. Oh ternyata Aunt Tricia.
"Hey Zayn sudah bangun?" Zayn pun mengangguk. "Ohiya Clarie ini bubur dan obatnya Zayn. Bisa tolong berikan kepada Zayn? Tante mesti ke sekolahnya Waliyha dan Safaa." pintanya.
"Oh tentu saja Tan."
"Kalau begitu terima kasih ya Clarie. Aku berhutang banyak kepadamu."
"Oh tidak-tidak itu berlebihan sekali Tan. Hati-hati di jalan ya." pesanku.
Sepeninggalnya Aunt Tricia, aku mengambil bubur yang ada di samping nakas lalu memberikannya ke Zayn.
"Ini makanlah. Aku akan menunggumu." kataku sambil menyodorkan semangkuk bubur.
"Aku ini sedang sakit. Masih lemas. Suapin ya?" pintanya dengan puppy face yang menggemaskan.
"Kamu ini kalau sakit manja sekali ya. Menyebalkan." kataku lalu menyuapkan buburnya.
Setelah makanannya habis, Zayn pun tertidur.
Muka damainya sangat lucu. Tapi sekarang bibirnya agak pucat. Tidak seperti waktu aku memperhatikannya saat kakiku terkilir.
"Ada masalah apa denganya dan Niall? Apa aku harus bertanya kepada Niall?" batinku.
"Maafkan aku Amy aku tidak bisa memberitahumu dari dulu. Aku mohon maafkan aku."
Uh kata-kata itu lagi. Sudahlah aku lebih baik pulang dan pergi mandi. Aku pun beranjak dari duduk lalu menyelempangkan tas dan menunduk untuk mencium kening Zayn.
KAMU SEDANG MEMBACA
Promise // z.m [DISCONTINUED]
FanficAwal pertemuan yang biasa bagiku. Tapi dia, Zayn Malik, yang telah mengubah hidupku. Selama bertahun-tahun, aku selalu terpikirkan akan kejadian beberapa tahun silam, tapi semenjak kedatangannya kehidupku, aku bisa melupakan semua itu. Banyak janji...