3. Bestfriend

499 30 6
                                    

Vomments plis! Yaudahlah sekarang lanjut aja. Ohiya aku hampir lupa, ini aku masih pake Clarie's POV yaa. Tapi ada beberapa kalimat pake Author's POV. Kalo kalian peka pasti nemuin deh.

***

Aku membuka mataku dan mengarahkannya ke jam dinding di kamarku. Pukul 5 tepat. Aku pun segera ke kamar mandi untuk mengambil wudlu dan segera sholat.

Aku sudah siap-siap, tinggal memakai parfum. Tepat pada jam setengah 6 lebih 15 menit, bel rumahku berbunyi.

TING TONG...

Aku segera mengambil tasku dan handphoneku lalu berlari turun ke bawah.

"Hey Zayn!" sapaku.

"Morning Amy!" sapanya balik. Aku hanya tersenyum kecil.

"Mom, dad aku berangkat dulu ya." kataku sambil memasang sepatu.

"Lho tidak sarapan dulu?" tanya mom.

"Nanti saja mom bersama Zayn." jawabku. Mom dan dad hanya tersenyum menggoda dengan keadaan dad merangkul mom.

Aku hanya menghiraukannya dan berjalan ke arah mereka. Zayn pun berdiri dan mengikutiku dari belakang.

"Aku berangkat ya mom, dad." kataku sambil mencium pipi mom dan dad.

"Saya juga berangkat dulu ya tante, om." kata Zayn.

"Hati-hati ya Zayn nyetirnya." pesan mom. Zayn hanya mengangguk lalu mengeluarkan kunci motornya dan menggandengku keluar rumah.

***

"Pakai nih helmnya." kata Zayn sambil memberiku sebuah helm berawarna putih. Aku menerimanya dan langsung memakainya.

Setelah aku menaiki motor Zayn, dia hanya melihatku lewat spion dan tersenyum tipis. Sangat tipis. Mungkin, bila ada orang disitu, orang itu tidak akan menyadari bahwa Zayn sedang tersenyum.

"Zayn, kita akan kemana?" tanyaku.

"Sarapan lah. Kemarin kan sudah ku bilang, bahwa besok pagi kita akan sarapan bersama." jawab Zayn.

"Ih bukan begitu maksudku. Kita akan sarapan dimana Zayn? Begitu maksudku." kataku sambil memutar bola mata kesal. Kesal karena disaat hari masih pagi seperti ini, Zayn sudah telmi. Ups.

"Ohaha, entahlah, aku pun tidak tau." jawabnya sambil menyalakan motornya. Aku melototinya tajam. Dia hanya tertawa. Memangnya aku sedang bercanda apa?!

"Zayn, aku serius. Aku sedang tidak bercanda." lirihku yang pasrah akan keadaan.

"Baiklah. Kita sarapan di umm.. aku lupa namanya. Sudahlah kau pegangan sekarang juga karena aku akan mengendara motor ini dengan kecepatan sangat cepat." ancamnya.
Aku pun pasrah dan memeluknya pinggangnya dari belakang.

Setelah beberapa blok kita lewati, aku baru menyadari bahwa aku lupa memakai jaket. Siaplah aku kedinginan.

***

Kami pun sampai di kedai dekat taman. Mungkin kedai ini dekat dengan sekolah, jadi Zayn mengajakku kesini.

Setelah turun dari motor, aku mendahului Zayn untuk masuk ke kedai karena cuaca yang sangat dingin ditambah aku tidak memakai jaket.

Aku pun memilih tempat kedua dari pojok, agar bisa melihat pemandangan taman disaat pagi seperti ini. Zayn pun masuk dan mendatangi meja yang telah dipilih olehku. Setelah Zayn duduk, aku berdiri.

"Kau mau pesan apa?" tanyaku.

"Sama sepertimu saja." jawabnya dingin. Apakah dia tidak menyadari bahwa seharusnya yang bersikap dingin adalah aku? Karena aku tidak memakai jaket daritadi. Sementara dia memakai jaket kulit yang tebal. Huh.

Promise // z.m [DISCONTINUED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang