"Menurutmu aku harus bagaimana? Maksudku ya aku..entahlah aku pun tidak tahu apakah Zayn memiliki hal yang serupa padaku bukan?" tanyaku kepada Waliyha untuk segera memberikan pendapatnya.
"Kak! C'mon kau ini bodoh atau memang tidak peka sih?!" balasnya dengan nada yang hampir tingkat gemas menurutku. Aku hanya mengernyitkan alis dan menaikkan bahuku.
"Begini deh ya kak, kakak coba pikir memakai logika. Jika Kak Zayn tidak menyukaimu, mengapa ia membentakku saat kau terpeleset di pinggir kolam karena aku? Mengapa ia sering membuat video message untukmu? Dan yang terpenting, mengapa ia memanggilmu Amy disaat orang lain tidak boleh memanggil Amy?"
"Well you're right! Thank you Waliyha! I love you. Dan sepertinya kita lebih baik pulang karena hari sudah menjelang sore."
Waliyha pun hanya mengangguk dan aku menggandeng tangannya.
***
"Hallo Amy. What's wrong?" tanya Zayn di sebrang sana.
"Hey Zayn! Aku hanya merindukanmu?" balasku yang sebenarnya lebih mirip seperti pertanyaan daripada pernyataan.
"Aww someone miss me in there hm?"
"Ugh! Forget it." Aku pun memutarkan mataku walaupun ku tahu Zayn tidak bisa melihatnya.
"Ayolah Amy jangan marah! So what do you want? Kau mau kita bertemu? Lagipula urusanku bersama Niall sudah selesai."
"Sure! I want! Kutunggu kau di taman yang kemarin! Don't be late Zaynie. Bye."
Setelah memutuskan hubungan di telepon, aku segera menaiki bus untuk pergi ke taman.
***
"Hey my baby Amy!" seru seseorang dari belakang.
"Jangan panggil aku seperti itu Zaynie idiot! Kau kira aku anak bayi apa?" balasku pura-pura marah.
"Well sorry. So someone miss me hm?"
"No." jawabku masih dengan nada ketus.
"Ayolah Amy maafkan aku. Kalau kamu tidak mau memaafkanku baiklah aku pergi." balas Zayn seraya berdiri dari duduknya.
"Fine! I miss you Zayn." kataku lalu memeluknya dari belakang. Zayn pun merubah posisinya menjadi menghadapku dan memelukku.
"I miss you too Amy. By the way mengapa kita seperti sudah seperti lama tidak bertemu ya?"
"Kau ini Zayn! Menghancurkan suasana saja. Menyebalkan huh!" kataku sambil memukul lengannya.
"Kamu lapar? Mau makan sesuatu?" tanyanya masih dengan merangkul pundakku.
"Yeah aku sangat lapar! Bagaimana kalau kita ke Nando's?" tanyaku. Zayn pun menggeleng.
"Why?"
"Kita akan ke supermarket dan pulang ke rumahku. Kita akan masak makanan sendiri. Lagipula di rumahku sedang tidak ada orang. Bagaimana?" tanya Zayn berharap.
"Good idea Zayn! Yeay! Kita akan masak!" teriakku senang.
Lalu tiba-tiba Zayn mengangkatku seperti karung beras. Aku pun berteriak untuk melepaskannya. Banyak orang memperhatikan kami dan itu membuatku malu.
Zayn menurunkan aku setelah sampai di motornya.
"Zayn kau ini menyebalkan sekali! Aku sangat malu kau tahu!" bentakku.
"Diam dan pegangan atau aku akan membuatmu lebih malu lagi." ancamnya yang membuatku diam dan memeluknya dari belakang.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Promise // z.m [DISCONTINUED]
FanfictionAwal pertemuan yang biasa bagiku. Tapi dia, Zayn Malik, yang telah mengubah hidupku. Selama bertahun-tahun, aku selalu terpikirkan akan kejadian beberapa tahun silam, tapi semenjak kedatangannya kehidupku, aku bisa melupakan semua itu. Banyak janji...