Welcome to chapter 02
selamat membaca dan jangan lupa vote dan komennya!!!makasih, sama sama
..
.
.
.
.
Pagi hari di kediaman seorang pria, ia tengah bersiap untuk pergi menuju ke perusahaannya. Dia bergegas berjalan menuju ke arah mobilnya sambil mengangkat telfon dari sang sahabat
"Buruan san gw udah di kantor lo, lelet amat jadi orang" ucap seseorang di sebrang telfon
"Sabar ini gw lagi jalan kesana, lagian masih pagi dari perusahaan lain juga belum pada dateng, lagian meetingnya nanti jam 8" jawabnya
Setelah mengatakan hal tersebut, ia pun segera mematikan telfon dan mulai melajukan mobilnya. Saat sedang asik mendengarkan musik dan mengendarai mobil, ia kaget ketika melihat kucing yang akan menyebrang jalan, ia pun tanpa basa basi langsung menghentikan mobilnya secara mendadak.
"Kucing sialan untung keliatan, kalo nggak kelindes lo sama gw" ujarnya seraya melihat kucing oren sialan itu sudah melewati mobilnya
Saat tengah memperhatikan kucing oren dan mengumpatinya, ia terkejut saat ada yang mengetuk - ngetuk kaca mobil miliknya. Saat ia membukanya terlihatlah seorang pelajar yang sedang menatapnya dengan kesal dan memarahinya, sebelum ia menjawab omelannya, pelajar tersebut sudah kembali melajukan motornya dan meninggalkan san yang masih terheran - heran dengan anak itu.
"Dasar bocah aneh" ucapnya sambil menggelengkan kepala
Setelah mengatakan itu, san kembali menjalankan mobilnya menuju ke arah kantornya yang masih lumayan jauh itu. Sembari sesekali mengetuk stir mobil dia memikirkan kalimat anak sekolah tadi yang mengomelinya
"Emang gw keliatan setua itu? Perasaan muka sama umur gw gak tua - tua amat, akhh dasar bocah bikin gw mikir yang gak penting" gumamnya sambil berdecak pelan
Sampai di kantor, san segera memarkirkan mobilnya dan berjalan memasuki kantor. Setelah sampai di ruangannya, dia melihat elvian yang tengah bersantai di sofa sambil memakan cemilan, lalu ia pun segera menghampiri sang sahabat dan ikut duduk di sampingnya sembari menyandarkan badannya ke sandaran sofa
"El, emang muka gw keliatan udah tua banget?" tanya san kepada sahabatnya
Elvian yang mendengar hal itu sontak menoleh ke arah sang sahabat dan menatapnya bingung sambil memasukan cemilan ke dalam mulutnya
"Kenapa nanya gitu lo? tumbenan amat" ucapnya
"Nggak papa sih cuman pengen tahu aja gimana pendapat lo" jawab san
"Yaa menurut gw muka lo pas sama umur lo cakep tapi masih cakepan gw" ujar elvian dengan santainya
"Pede gila lo jadi orang, udahlah gw mau ngecek dulu buat meeting nanti" jawab san, setelah itu ia pun beranjak dari duduk dan berjalan ke arah meja miliknya untuk mengecek keperluan meeting nanti.
.
.
.
.
.
Jam istirahat telah selesai, semua murid kembali masuk ke kelas mereka masing - masing termasuk ketiga sahabat yang selalu bersama itu, kini vyan dan kedua sahabatnya tengah berjalan menuju kelas mereka
"Gw males banget anjir cuaca panas gini di kasih mapel matematika" ucap malin sambil menghela nafas
"Kasiannya anak monyet, enakin aja mal sampe otak lo berasap wkwkwk" ujar haidar
"Taik banget, lo pada enak giliran praktek tuh abis praktek cape bisa langsung makan" ucap malin
"Oh jelas dong bisa santai - santai sambil nyicipin dikit, abis cape perut pun harus kenyang" jawab vyan sambil tertawa pelan
"Salah emang gw masuk jurusan harusnya samain aja sama kalian waktu itu, tapi orang tua gw maksa suruh masuk jurusan ini" ujar malin
"Udah terlanjur juga mal, itu mah nasib lo yaa jadi sabarin aja" ucap haidar sambil menepuk - nepuk pundak sang sahabat
"Yaudahlah, btw nanti gw minta hasil prakteknya bagi gw lah kan kalian sahabat ter the best gw abis mtk harus makan yang gratis - gratis" ucap malin sambil melihat ke arah dua temannya dengan muka yang di buat memelas, melihat hal itu kedua sahabatnya menatapnya dengan ekspresi julid
"Gak usah masang muka nahan berak gitu lo, ntar kita kasih" jawab vyan dan di angguki oleh haidar
mendengar itu malin pun tersenyum puas dan merangkul kedua pundak sahabatnya dan berucap "nah gitu kan enak, yaudah gw ke kelas dulu semangat prakteknya sahabat"
setelah mengucapkan itu malin melepas rangkulannya dan berjalan duluan sambil melambaikan tangannya pada kedua sahabatnya, lalu ia pun berbelok dan masuk ke arah kelasnya.
"Udah yo yan kita ganti baju dulu ntar langsung ke tempat praktek" ujar haidar dan di angguki oleh vyan, mereka pun bergegas untuk segera berganti pakaian mereka.
.
.
.
.
Jam sudah menunjukkan pukul setengah empat sore, tapi kedua pria di dalam satu ruangan itu masih di sibukkan dengan kertas - kertas yang berada di meja, hingga suara dering telfon terdengar memenuhi ruangan.
"Angkat dulu el" ucap san
"Oke bentar ya gw angkat dulu" jawab elvian, ia pun berjalan menuju keluar ruangan untuk mengangkat telfon tersebut
Setelah melihat sang sahabat keluar, san pun kembali terfokuskan mengecek beberapa kertas dan ia pun sesekali menghela nafas lelah, lalu menyenderkan badannya ke sofa guna mengistirahatkan tubuhnya sejenak.
Selang beberapa menit ia mendengar suara pintu yang terbuka dan menampakkan sang sahabat yang berjalan ke arahnya."Ini kita bahas nanti malem lagi aja san, udah sore mending kita balik, bahas di rumah gw aja biar lo gak capek langsung ke rumah gw aja sekarang" ujar elvian sambil membereskan berkas - berkas yang ada di meja
"Okelah, gw juga udah cape pusing ngeliat ini gak selesai - selesai, gw nebeng di mobil lo aja biar mobil gw ntar nyuruh pegawai anterin ke rumah gw" jawab san sambil membantu elvian membereskan berkas - berkas
"Boleh, tapi gw jemput sepupu dulu ke sekolahnya ya tadi dia nelfon, nggak papa kan? tanya elvian dan di balas anggukan oleh sang sahabat
Setelah selesai membereskan berkas - berkas, kedua sahabat itu berjalan beriringan sambil sesekali mengobrol ringan, menuju keluar kantor untuk menuju ke parkiran mobil agar mereka cepat pulang.
sekian untuk chapter 02, sorry yaa kalo masih pendek² alurnya, nanti gw usahain supaya agak panjangan lagiii
Terimakasih buat yg udah vote dan dukung cerita ini, see you di next chapter !!!!
tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Everything always with you
Teen FictionRavyan si anak remaja yang beranjak dewasa bertemu dengan pria bernama San Gevardian yang menurut dia san itu orang yang menyebalkan. Bila ada kesamaan nama, tokoh, tempat dan latar itu unsur ketidak sengajaan ya, soalnya ini pure hasil dari pemik...