9

696 79 41
                                    

Don't forget to vote, comments and follow

.

.

.

.

.

Selama di kampus, Jake benar-benar berusaha menghindari Sunghoon. Untung nya tadi pagi Jake sudah berangkat terlebih dahulu sebelum Sunghoon menghampirinya. Jake rasanya seperti bermain kejar-kejaran dengan Sunghoon. Tiap kali Jake mengetahui Sunghoon mencarinya, Jake harus melarikan diri dan bersembunyi sebisanya.

Dan disinilah Jake sekarang. Berada diantara rak-rak buku sejarah di sudut perpustakaan. Sunghoon pasti tidak akan mencarinya kesini karena Jake sendiri juga tidak pernah kesini. Jake duduk menjiplak di lantai dengan buku di pangkuan nya. Agar saat ada anak sastra yang datang, Jake terlihat seperti mencari sesuatu. Bukannya sedang menggalau disana.

Bukannya Jake tak mau menemui Sunghoon. Apalagi percaya dengan pesan anonim yang tiba-tiba datang padanya pagi ini. Bodoh kalau Jake mempercayai pesan dari seseorang yang bahkan tak berani menunjukkan siapa dirinya di hadapan Jake secara langsung. Yang ada di pikiran Jake adalah, Sunghoon mabuk saat itu pasti karna memikirkan nya.

Bukan karna terlalu percaya diri, tapi memang itulah faktany. Dan saat itu, mungkin ada seseorang yang memanfaatkannya untuk merusak hubungan mereka.

"Hah.... Tapi gue cemburu..." Risau Jake menatap foto yang dikirimkan oleh pesan anonim padanya pagi tadi.

Sebuah foto remang-remang di dalam club. Seorang cowok yang nampak cantik itu ber selfie dengan Sunghoon yang ada di belakangnya memegang short glass berisi champagne. Terlebih dari pesan tersebut, seakan-akan si pengirim adalah seseorang dari masa lalu Sunghoon.

"Idih! Dasar PHO!! Nggak bisa lihat orang seneng apa ya!" Geram Jake cemberut.

Jake kembali menyimpan handphone nya. Panas kalau lama-lama melihat foto itu. Jake menekuk lutut. Dirinya ingin ke kantin. Tapi kalau Jake kesana, Sunghoon pasti akan mudah menemuinya.

Jake tak marah dengan Sunghoon. Hanya saja dirinya belum siap bertemu Sunghoon. Pasti akan canggung. Terlebih Jake sangat sadar kalau pertengkaran kemarin adalah kesalahannya. Sunghoon hanya ingin dirinya agar ikut andil dalam menyuarakan pernikahan. Apa susah bagi Jake?

Jake menghela napas lagi. Bukankah dirinya pengecut? Sunghoon sudah melakukan banyak hal untuk nya. Dan jujur, Jake mulai jatuh hati akan ketulusan Sunghoon. Tapi kenapa susah sekali bagi Jake untuk mengakui semuanya. bukankah dengan begitu semuanya akan menjadi lebih mudah.

"Jake."

Spontan, Jake mendongak dari buku di pangkuan nya. Disana, di ujung rak buku. Sunghoon sudah berdiri dan menatap nya dengan pandangan datar. Jake menelan ludah kasar.

Jake langsung berdiri dan menjatuhkan buku dari pangkuan nya saat Sunghoon berjalan ke arahnya. Tidak ada jalan untuk kabur. Tepat dibelakangnya adalah tembok.  Dan kanan kiri Jake adalah rak buku. Jake semakin gugup saat Sunghoon semakin mendekati nya dari depan. Netra Sunghoon menatap lekat Jake. Seakan takut Jake akan kabur lagi.

Tangan kanan Sunghoon mengukung Jake diantara tembok. Membuat Jake berjenggot kaget sambil menatap Sunghoon gugup.

"Sengaja, Hmm?" Tanya Sunghoon.

2# We Got Married | SungjakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang