5

47 6 2
                                    

Hari sudah semakin gelap, lampu jalan dan rumah sekitar sudah menyala sejak beberapa waktu lalu. Tapi tidak dengan rumah yang Jun tinggali, semua lampu masih padam seperti tidak ada orang yang menempati. Di dalam kamar, Jun sedang terbaring di lantai dengan tubuh yang basah karena keringat, kakinya sangat lemas sampai berjalan menuju ranjangpun ia tidak sanggup, ini semua terjadi ketika ia tidak sengaja tertidur di ruang tengah dengan tv yang menyala.

Ia bermimpi buruk, mimpi yang seakan-akan nyata sedang ia alami, suara bising dari isi kepalanya terus menerus mengganggunya, seolah-olah ia tidak pantas berada dalam dunia ini. Semua kerja kerasnya di anggap hal biasa seperti yang semua orang bisa lakukan, tekanan untuk lebih sempurna terus saja menghantuinya bahkan saat Jun sedang dalam mimpinya. Ia bahkan bisa melihat wanita yang pernah hampir mencelakainya berada tak jauh dari dirinya berada.

Ia terbangun dalam keadaan sangat kacau, kakinya yang sudah lemah ia paksakan untuk masuk ke dalam kamarnya, tujuannya cuma 1, yaitu mencari obat tidurnya. Obat tidur yang ia beli dengan sembunyi-sembunyi agar tidak ada yang tahu jika ia masih sulit tidur tanpa obat tersebut.

Jun masih merasa ia masih bisa menyembunyikan ini semua dengan sikap pura-pura kuatnya di hadapan banyak orang. Tapi kenyataanya ia bisa lelah juga, memakai banyak topeng untuk menutupi sifat asli memang sangat melelahkan, dan ini lah yang terjadi saat ini. Ia kelelahan mengejar dunia yang terus beputar setiap harinya, Ia kelelahan terus menerus menganggap semua ini tidak terjadi apa-apa, dan ia juga kelelahan terus berpura-pura kuat di hadapan semua orang.

Suara handphone berdering dari atas ranjang, seseorang sedang berusaha menelponnya berkali-kali. Tapi Jun tidak berniat bangkit dari lantai, bukan tidak berniat, ia benar-benar tidak punya tenaga untuk menggapainya. Badannya bergetar hebat akibat serangan panik yang tiba-tiba datang, kepalanya serasa berputar, bahkan perutnya mulai sakit dan ia merasakan mual pada waktu yang bersamaan. Entah berapa lama lagi ia bisa bertahan, Jun hanya ingin sendiri. Sendiri meratapi ketidak layakannya kepada bumi yang terus saja menekannya dengan kuat. 

Kesadaran Jun sepertinya sudah hampir hilang, tetapi ia masih bisa mendengar suara dering ponselnya yang tidak mau berhenti juga sejak tadi, bahkan ia sampai berhalusinasi melihat seorang wanita bersimpuh di hadapannya dengan wajah panik dengan air mata yang terus menerus turun dari pipinya. Jun hanya bisa tersenyum sebelum kesadarannya hilang seutuhnya.

"Jun-ssi ... Jun ... tolong bangun ~ Jun-ssi " Seorang wanita muda terus menerus berteriak sambil mengguncang tubuh Jun yang sudah tidak sadarkan diri.

"Haloo Boomseok-ssi, cepatlah ~ Jun sudah pingsan ketika aku datang, apa kita harus membawanya ke rumah sakit desa? aku takut sekali~" Suara tangisan, panik dan ketakutan terdengar dari suaranya, tangannya tak henti mengguncang tubuh jun sambil sesekali menepuk perlahan pipi Jun agar ia sedera sadar. "Bagaimana ini?" wanita itu terus saja menangis.

"Sebentar lagi aku sampai, tolong tunggu sebentar lagi." suara Boomseok, manager Jun. Ia sudah panik sejak 1 jam yang lalu, ia terus menelpon Jun tapi tidak ada jawabannya. Jun yang selalu memberitahukan semua kegiatannya padanya, tiba-tiba berhenti memberi pesan beberapa jam setelahnya, tentu saja itu membuat Boomseok curiga dan merasakan firasat buruk terhadapnya. Ia merasa bersalah meninggalkan Jun seorang diri ketika ia sedang tidak dalam keadaan baik-baik saja, akhirnya dengan penuh kesadaran Boomseok menelpon toko dan meminta bantuan Hayoon untuk meminta pertolongan. 

Hayoon pun langsung menyetujui permintaan Boomseok, ia pun merasakan firasat buruk ketika mendengar jawaban Jun bahwa ia sedang tidak baik-baik saja sore tadi. Tanpa pikir panjang ia membawa motornya melaju di tengah malam menuju kediaman Jun, ia terkejut dengan suasana rumah yang sangat gelap, benar-benar seperti tidak ada seorang pun di dalamnya. Dengan berbekal informasi dari Boomseok tentang kunci cadangan, ia langsung membuka pintu dengan tergesa-gesa, memanggil nama Jun di tengah-tengah malam sunyi yang sedikit menakutkan bagi Hayoon, pikirannya sudah takut jika sesuatu hal buruk terjadi pada Jun. Dan disinilah ia sekarang, menangisi Jun yang sudah tidak sadarkan diri sejak ia tiba disini.

Heal Me ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang