19

28 4 1
                                    

Sesuai dengan janji mereka tadi malam, pagi ini Hayoon sudah tiba di pinggiran sungai menuju paviliun tempat dimana ia dan Jun terjebak hujan kala itu. Setelah semalaman mereka berdua mengobrol melalui panggilan telepon akhirnya mereka sepakat untuk bertemu di pinggiran sungai.

Setelah menunggu beberapa saat, Jun terlihat sedang mengayuh sepedanya mendekati Hayoon yang sudah tiba lebih dulu. Wajah kaku Jun yang biasanya Hayoon lihat, kali ini seperti hilang entah kemana. Senyumnya terus saja terukir di wajahnya membuat pipi Hayoon menghangat seketika, ia sangat yakin jika pipinya kini sudah berubah menjadi kemerahan karena melihat senyum Jun.

"Seperti kelebihan blush on saja pipi mu" ucap Jun ketika ia sudah menaruh sepedanya di samping paviliun, ia menghampiri Hayoon kemudian mencubit pipi Hayoon perlahan.

"Aww sakitttt~" ucap Hayoon dengan nadanya yang lucu sambil memegangi kedua pipinya.

"Salah siapa menggemaskan!"

"Oh waw aku baru tahu kau akan berubah jika sedang jatuh cinta" Hayoon menatap wajah Jun yang ikut berubah warna karena di tatap oleh Hayoon dengan jarak yang sangat dekat.

"Jangan terlalu dekat, kau tidak ingin sesuatu yang menyenangkan terjadi kan?" 

"Menyenangkan?" Hayoon kebingungan dengan perkataan Jun.

"Ahh sudah lupakan saja!" kemudian Jun menarik tangan Hayoon untuk duduk di tepi pavilun dengan pemandangan sungai Bukhan di hadapan mereka.

"Sejak kapan kau jadi seatraktif ini Mr.Moon?" tanya Hayoon ketika mereka sudah duduk berdampingan.

"Hmm sejak aku mengatakan kalau aku menyukai mu, sepertinya itu"

"To the point sekali ya anda!"

"Tentu, kau tidak suka memangnya?"

Pertanyaan Jun kali ini membuat Hayoon terdiam, ia masih belum bisa jujur pada dirinya sendiri, bagaimana mungkin ia harus jujur pada Jun.

"Kapan jadwal bertemu dengan dokter selanjutnya?" Hayoon mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Aku akan ke Seoul kalau kau sudah memberikan ku jawaban." Jun menoleh dan menatap Hayoon dengan dalam. Hayoon yang di tatap seperti itu pun langsung menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

"Bisa tidak jangan membuat ku salah tingkah?" 

"Tidak! aku senang melihat mu seperti ini, malu malu seperti kucing kecil" 

Hayoon pun langsung menyingkirkan kedua tangan dari wajahnya, kemudian menatap kesal pada Jun yang sudah menyamakannya dengan seekor kucing.

"Coba ulangi sekali lagi?" tantang Hayoon.

"kau cantik, kau menggemaskan, kau seperti kucing kecil yang butuh perlindungan dari ku, kau juga ceria seperti hangatnya matahari kau -- "

"Ohh cukup cukup!! aku tidak tahu akan tahan atau tidak jika mendengarnya lebih dari ini."

"Kau sendiri yang menyuruh ku ya"

"Tapi tidak seperti itu awalnya. kenapa jadi berbeda?"

"kalau aku ingin mengatakan hal lain, memangnya tidak boleh?"

"Setidaknya beri aba-aba dulu."

"Ishh bibir mu kenapa harus cemberut seperti ini sih?" Jun tiba-tiba saja menyapu bibir Hayoon dengan ibu jarinya, tindakan Jun tersebut sukses membuat Hayoon terdiam membeku. "Jangan berfikiran yang aneh-aneh aku tidak akan melakukan hal lain padamu."

"Wahhh kau benar-benar ingin membunuh ku ya?"

"Heii kata-kata mu!"

"Dari tadi kau membuat jantung ku berdebar Mr.Moon, tolong pelan-pelan saja jika kau ingin aku berumur panjang."

Heal Me ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang