Nia sekarang berada ditempat kerja yang nyaman dan tenang. Memeriksa segala sesuatu berkas yang harus diganti. Namun pikirannya terpecah buyar karena kejadian semalam yang baru ia lalui. Itu seperti mimpi yang ingin diakhirinya. Walaupun kalau saja Kennard mau dengan perjodohan ini dia pasti mau. Tapi nyatanya dia menolak mentah-mentah perjodohan itu bahkan didepannya langsung. Itu sama saja dia menolaknya. Entah mengapa rasa sakit yang Nia rasakan saat ini.
"Ni, kenapa sih?" Tanya Dera teman satu kostnya dan satu tempat kerja.
"Gak apa, cuma ga enak badan aja sih Ra."
"Mau ijin apa? Pasti langsung dikabulin deh kalo kamu yang kenapa-kenapa."
"Hehe apaan sih. Engga usah kok."
"Tadi dicariin tuh sama General Manager."
"Ada apa?"
"Ga tau, mungkin mau dilamar kali."
"Haha ngawur deh kalo ngomong."
Terang saja aku sudah lama bertemanan dengan Dera. Dan dia tau semua tentang aku. Aku yang dimasa lalu mempunyai segudang sisi gelap yang sekarang sudah aku musnahkan. Dia juga tau General Manager dibank ini menyukaiku. Namanya Bian. Dia tampan dan bertubuh tegap. Sebelas duabelas dengan Kennard. Namun entah mengapa aku lebih prefer ke Ken.
"Hei, melamun aja? Gimana kerjaannya apa sudah selesai? Sudah hampir jam makan siang Nia."
"Ini sebentar lagi Bian." Kataku sambil tersenyum padanya.
"Aku menunggumu Nia. Cepatlah. Cacing diperutku sangat lapar." Kata Bian yang sudah merengek seperti anak kecil.
"Ya ayo ini sudah selesai. Yuk makan. Mau dimana?"
"Sekali-kali cafe dekat kantor yuk. Aku yang traktir deh."
"Serius? Haha kalo gratisan aku sih ikut abang aja." Kataku sambil bercanda.
Sampailah kami di cafe dekat kantor. Suasananya sangat nyaman dan asik untuk mengobrol lama. Aku memesan steak dan jus strawberry kesukaanku. Kami makan sambil mengobrol asik menikmati suasana. Ketika aku mengedarkan pandangan keseluruh penjuru cafe, aku melihat sosok Kennard bersama seorang gadis yang amat manis. Mungkin seusia Keisah.
"Din, bagaimana? Apa kamu masih menolakku?"
"Aku ga tau kak. Tolong jangan tanya aku lagi. Aku pun masih bingung dengan perasaanku sendiri."
"2 bulan lagi aku akan sibuk bertugas dan mungkin tidak akan sempat bertemu denganmu. Aku kesini untuk bicara bahwa aku masih mencintaimu seperti dulu."
Gadis itu terpengarah mendengar kata-kata sakral keluar dari mulut Kennard. Namun dia hanya menunduk dan sekali menatapnya sedih. Terlihat jelas gadis itu juga mencintai Kennard namun ada sebuah alasan yang membuat gadis itu menolak mentah-mentah pernyataan cintanya. Semoga masih ada kesempatan untuk dia bersama laki-laki dihadapannya ini.
"Kak tolong jangan bahas ini dulu."
"Okee aku tidak akan memaksamu kali ini Din. Aku cuma ingin kamu tau."
Entah mengapa pernyataan Kennard ini seperti sebuah salam perpisahan bagi mereka. Mereka pun menyudahi pembicaraan dan pergi dari tempat itu. Namun berhenti tepat dimeja Nia yang sedang makan. Nia sempat sedikit tersedak karena mendadak melihat mata elang Kennard yang tajam seperti melihat mangsanya.
"Nia, kamu gak apa kan? Ini minum dulu. Lain kali pelan-pelan." Ucap Bian yang terlihat cemas sambil menepuk pundak Nia.
Melihat tubuh Nia dipegang, Kennard terbatuk-batuk membuat semua mengalihkan perhatian padanya.
"Ehem kau sedang apa disini?"
"Aku sedang makan siang kebetulan masih jam makan siang." Jawab Nia sambil tersenyum ramah kearahnya.
"Oh kalau begitu aku duluan ya calon istri."
"Haaaa...."
***
Masih diingatnya ucapan Kennard yang tidak dimengertinya. Saat itu juga semua orang yang mendengar ucapan Kennard, termasuk aku, terkejut seketika. Jantungku rasanya mau copot. Entah mengapa setelah itu dia merasa tidak enak dengan gadis yang bersama Ken. Gadis itu seperti ingin menangis seketika namun ditahannya. Dia yakin gadis itu pasti menyimpan perasaan pada Kennard. Sementara Bian terus saja bertanya kebenaran dari ucapan Ken yang aku hanya memandangnya dengan tatapan "aku tidak tau".
"Niaaaa, kata Bian kamu udah punya calon ya? Siapa kok aku ga tau sih. Gimana sih Bian sampe mendung gitu." Dera menatapnya penuh tanyadengan harapan pertanyaannya terjawab.
"Aku engga tau Ra."
"Sepulang kerja kamu harus cerita. Sepertinya kamu punya masalah sekarang. Aku bakal dengerin kamu. Tenang aja." Ucap dara menggenggam tangan Nia, meyakinkan semua baik-baik saja.
Terkadang jauh dari bundanya membuat Nia kehilangan tempat berkeluh kesah. Walaupun semua bisa diatasi dengan bertelepon. Namun tidaklah sepadan kalau bercerita dengan bertatapan langsung dengan bundanya. Disinilah peran Dera untuknya. Menjadi sahabat sekaligus keluarga yang akan selalu mendukung dan meringankan bebannya.
"Sekarang kamu bisa cerita ke aku Ni, sebenarnya ada apa?"
"Aku dijodohkan dengan teman lama bunda, Ra."
"Haa serius, bunda mu cerita gimana emang?"
"Bunda ga cerita apa-apa, tiba-tiba aku disuruh berkunjung kerumah teman lamanya itu. Disana malah tante Jeannie bilang ingin menjodohkan aku dengan anaknya yang bernama Kennard. Dia seorang military katanya sih Letda di angkatan darat gitu. Entahlah aku bingung menjelaskan siapa dia."
"Terus si Ken itu gimana? Mau?"
"Mau gimana, dia langsung menolak permintaan orang tuanya itu. Ga tau kenapa aku sedikit sakit hati Ra."
"Kamu suka dia ya Ni?" Seringai Dera membuat wajah Nia merona.
"Eh kurasa tidak. Aku hanya kagum saja padanya semuda itu sudah dapat mencapai posisi yang lumayan bagus dikemiliteran."
"Hmm hanya sekedar kagum ya?"
"Iya Ra, lagian mana pantes aku sama Kennard yang awesome gitu? Aku ga ada apa-apanya Ra."
"Sudah jangan merendah. Kalau jodoh ga kemana."
Nia tersenyum kecut mendengar ungkapan Dera. Iya jodoh emang ga kemana. Tapi dimana-mana, yang baik pasti jodohnya sama yang baik juga. Nia merasa dirinya ini tidak baik untuk siapapun lelaki baik yang mendekatinya. Terlebih Kennard yang memang dari keluarga terpandang dan pasti prilakunya segala kelakuannya merupakan cerminan bagi setiap orang. Nia selalu merasa minder seperti ini semua karena masa lalunya.
Yang aku tau,
Masa laluku hanyalah sebuah noda tanpa penghapus
Melekat seperti lem perekat
Menyakiti sampai meluruh-lantahkanku
Yang aku tau,
Luka ini akan selalu ada dan menganga
Menembus ruang dan waktu walau aku terus berlari menjauhinya
Setiap waktu hanya penyesalan yang tersisa
Yang aku tau,
Tak akan ada satu pun yang menginginkanku
Aku yang penuh dengan blackness
Adalah salah satu orang yang pasti tak kau inginkan
-------------------------
Maaf lagi hanya sekedar mengingatkan ini adalah khayalanku. Apapun mengenai pangkat dan lain sebagainya mengenai Kennard merupakan settingan. Aku pun tidak mengetahui betul tentang dunia kemiliteran. Jadi mohon di maapkeun :' )
KAMU SEDANG MEMBACA
Black and Red in Rosebush
RomanceRumpun bunga mawar ini akan aku tanam dipekarangan rumah kita, berharap bunganya kan tetap mekar berwarna merah Rumpun bunga mawar ini suatu ketika akan aku temukan dipekarangan rumah kita, tetap merah merona namun ada hitamnya