بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ.
•••
لا أعلم هل هذا حب أم مجرد إنجذاب
❛❛aku tidak tau ini cinta atau hanya sebuah ketertarikan semata❜❜
▸◂ ──── ⑅ ──── ▸◂ ──── ⑅ ──── ▸◂
Saat ini kedua orang tua Aleena tengah berpamitan untuk kembali pulang."Aleen... baik baik ya, nak, di sini. Belajar yang razin, nurut sama Umi dan Abi" ucap Ayah Riyyan dengan lembut seraya mengelus puncak kepala Aleena yang terbalut hijab.
"Aaaaa... Ayah sama Bunda jangan tinggalin, Aleen.. Aleen gak mau di sini." balas Aleena dengan mata yang berkaca-kaca.
"Suttt.. Ayah sama Bunda bakal sering sering jengukin kamu kesini kok." Jeda 3 detik. "Ayah sayang sama kamu, Aleen.." lanjut Ayah Riyyan seraya memeluk putri satu-satunya itu.
"Aleen juga sayang sama, Ayah. Ayah janji ya? bakal sering sering kesini.." Aleena pun membalas pelukan dari sang Ayah tercinta nya.
"Ayah janji sayang... " balas nya tersenyum.
"Ekhem!.. Bunda nggak di ajak, nih?" timpal Bunda Mia.
Aleena dan Ayah Riyyan pun melepaskan pelukannya. Kini Aleena beralih untuk memeluk sang Bunda yang selama ini mengurusnya dengan penuh kasih sayang dan cinta, wanita yang telah mempertaruhkan nyawa nya ketika melahirkan nya ke dunia ini. Wanita yang paling kuat di dunia yang ia temui.
Untuk kalian yang masih memiliki ibu. Jagalah dan sayangi mereka dengan sebagaimana ia menyayangi dan mencintai kalian dengan penuh kasih sayang. Hormatilah ia selama masih berada di samping kalian.
"Aleen, sayang sama Bunda.. " ucap Aleena memeluk Bunda Mia. Bunda Mia pun dengan senang hati membalas pelukan dari putri kecil nya. "Bunda, jauh lebih sayang sama kamu, nak." balas Bunda Mia, yang telah mengeluarkan cairan putih dari mata nya. Dengan cepat Bunda Mia menghapus air mata yang terjatuh membasahi pipinya agar tidak terlihat oleh putrinya. Keduanya pun melepaskan pelukannya perlahan.
"Ayah.. Bunda.. kalian jaga kesehatan ya di Jakarta. Dan buat Ayah, Ayah jangan sering sering tinggalin Bunda sendirian di rumah! oke?" tutur Aleena tersenyum. Tapi jujur saja, di lubuk hati yang paling dalam, gadis itu masih tidak terima dirinya di tinggal sendiri di Pesantren.
"Pesan, di terima!" jawab sang Ayah sambil menaikan tangannya hormat.
Keluarga Al Farizi yang melihat keharmonisan keluarga Al Hanan pun hanya tersenyum. Kini Ayah Riyyan dan Bunda Mia mendekat ke arah Abi Yusuf dan Umi kholifah.
"Suff, aku titip putriku kepada mu, ya." Jeda beberapa detik. "Jika dia nakal hukum saja tidak papa" lanjutnya seraya terkekeh kecil melirik sekilas ke arah putrinya. Aleena yang mendengar ucapan terakhir Ayahnya pun hanya memutar matanya malas.
"Aku pasti akan menjaga putri mu, Riyyan." jawab Abi Yusuf tersenyum lalu berpelukan ala laki-laki.
"Aaaaa.. Kholifah.. kita berpisah lagi... " ucap Bunda Mia dramatis. "Aku pasti akan merindukan mu, Mia" balas Umi kholifah memeluk sahabatnya.
"Bunda bisa begitu juga ya.." batin Aleena.
Anak-anak dari mereka pun hanya menggeleng kepalanya pelan melihat kelakuan dari orang tuanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
ARWA UL QULUB
Teen FictionBagaimana gadis bar-bar yang ilmu agamanya cuma secetek dicintai dan di langit kan namanya secara diam-diam oleh seorang gus muda? ••• Dalam cerita "ARWA UL QULUB" mengisahkan tentang Aleena yang terpaksa menempuh pendidikan di sebuah pesantren ka...