10. Nasab?

1K 74 2
                                        

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ.

•••
Happy Reading
▸◂ ──── ⑅ ──── ▸◂ ──── ⑅ ──── ▸◂


"Cepet!" ucap mereka kompak.

Aleena yang melihat rasa penasaran, dari teman-teman nya pun menceritakan semuanya. "SUMPAH!" kaget mereka ketika Aleena selesai menceritakan nya.

"Al, jujur, aku kaget sama cerita kamu" ucap Ning Raisa yang masih tidak menyangka. "Setuju! kita juga kaget" timpal Novia mengangguk angguk.

"22" balas Manda.

"33" Laura ikut menimpali.

"Lah.. malah absen. Lagian, emang salah, gus tembok itu ngasih gue sarung?" balas Aleena seraya mengangkat satu alisnya ke atas. "Nggak, salah, cuman... yaa gimana ya.. Ning, jelasin deh" ucap Manda cengengesan sendiri.

Mereka yang mendengar pun hanya menggeleng-geleng kan kepala. Jeda tiga detik. "Al, mas Raffa itu dikenali dengan sosok gus yang datar, dingin, apalagi sama yang bukan mahram, terlebih sama santriwati. Jujur aku aja kaget denger cerita kamu. Mas Raffa kasih kamu sarung, bahkan, Mas Raffa menolak untuk kamu membalikkan nya. Bukan sulap bukan sihir, tapi ini emang anehh, Al.." jelas Ning Raisa, yang diangguki Manda, Novia, dan Laura.

"dan... ini kali pertama, mas Raffa bisa perhatian sama santriwati. Walaupun ya.. kaya hal biasa bagi kamu, tapi ini hal yang sangat luar biasa bagi santriwati yang tidak pernah merasakan perhatian dari mas Raffa. Mas Raffa terlalu dingin buat mereka yang gampang meriang" lanjutnya seraya terkekeh kecil.

"Bener tuh, Len. Gus Raffa kalo di depan santriwati atau yang bukan mahram, pasti mukanya super duper datar, kita aja yang udah 3 tahun disini, belum pernah tuh.. liat Gus Raffa nunjukin senyum di bibir" timpal Laura.

"Jangankan senyum, dikasih sarung aja nggak pernah" Ikut Manda menimpali. "Jangankan dikasih, di pinjemin aja nggak" sambung Novia yang diiringi tawaan dari mereka, kecuali Aleena, gadis itu hanya memutar matanya malas mendengar perkataan mereka yang sangat lebay menurut Aleena.

"Lebay banget sih kalian, lagian, Gus tembok ngasih sarungnya karna unsur gue kehilangan rok mukena" balas Aleena yang sibuk memakan telor gulung nya. "Ah, terserah lo aja deh, intinya.... lo bisa dapetin sarung gus Raffa itu hal yang harus lo syukuri" balas Manda sedikit kesal bercampur senang.

Selang beberapa detik mereka pokus pada makanan masing-masing, Laura kembali bersuara. "Jangan jangan... Gus Raffa suka, sama, kamu, Len"

Mereka yang mendengar ucapan Laura pun tersedak makanannya. "Hah? AHAHAHAHA... mikir lo kejauhan, Ra" balas Aleena seraya tertawa karna ucapan Laura yang kemana-mana itu.

"Yeuuu... malah nangis" balas Laura, lalu menyedot pop es nya. "Ketawa bang ketawa.. " timpal Novia.

"Tapi, kalo dipikir-pikir... bisa jadi, Al" ucap Ning Raisa bersuara. "Nah 'kan" timpal Laura mengangguk.

"Ya nggak mungkin lah! gue sama gus tembok aja baru kenal kemaren"

"Gak ada yang nggak mungkin" timpal Manda yang langsung diangguki semuanya.

ARWA UL QULUBTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang