بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
•••----------------------------🌙---------------------------
Pukul 21.33 WIB.
Kini semua santriawan baik santriwati tengah berbondong-bondong untuk kembali ke asramanya masing-masing. Mengistirahatkan pikiran dan tubuhnya agar kembali bersemangat menjalani hari esok.
Aleena dan teman-temannya pun sudah berada di asramanya. Lain lagi dengan Ning Raisa, ia pun sudah kembali ke ndalem. Di ndalem, semuanya tengah berkumpul diruang tamu karna ada yang ingin Abi Yusuf sampaikan mengenai kabar sore tadi.
"Ada apa, bi?" tanya gus Raffa membuka suara.
"Begini Le, sore tadi, yai Holid mengabari esok lusa akan kesini bersama keluarga" jawab Abi Yusuf tersenyum. "Yai Holid pemilik pesantren An-nizom, bi?" timpal Gus Daffa bertanya.
Abi Yusuf mengangguk pelan. "Nggeh, Le. Zahra putri yai Holid akan mulai mengabdi disini"
***
"Len, kamu hafalan udah dapet berapa juz?" tanya Novia. Aleena yang mendapatkan pertanyaan pun menatap Novia sekilas. "Udah 3 juz sih, tapi belum terlalu lancar"
"Wihh!.. keren-keren" timpal Laura, jeda tiga detik. "Aku waktu itu, satu bulan baru dapet 2 juz, kamu belum satu bulan full, udah dapet 3 juz" lanjutnya seraya memakan biskuit sari gandum.
"Emeng-emeng, laper nggak? makan yu"
"Allahuakbar, lo dari tadi nyemil, Ra, masa nggak kenyang kenyang" balas Manda tak habis fikir. Pasalnya, Laura sudah menghabiskan 10 bungkus biskuit.
"Biasa, usus dia 'kan, usus kadut" timpal Novia membuat mereka tertawa. "Sembarangan banget sih, lagian 'kan, sari gandum itu cuma penunda laper, bukan penghilang laper"
"TER-SER-RAH!" balas mereka kompak. Laura yang mendapatkan balasan itupun memutar matanya malas. "Hayu ih! makan"
"Ya udah, ayoo, gue punya mie goreng pedes, kita makan bareng bareng" balas Aleena.
"Nahhhhh enak tuh, ayoo ah, nanti kemaleman dimarahin ustadzah Wati"
"Yooo" timpal Manda lalu beranjak dari duduk, diikuti oleh mereka.
Setelah memakai hijabnya kembali, mereka pun dengan segera pergi ke dapur untuk memasak mie. Sesampainya di dapur, mereka pun mulai menyiapkan alat dan bahan-bahan.
"Kita bikin mie nyemek, ya" ucap Novia dingguki mereka. "Nah, boleh tuh, jadi lebih enak" balas Laura.
"Kalo gitu, aku yang potongin bawang ples cabenya" lanjut Novia. "Aku potongin sayuran" sambung Laura.
"Len, kita yang masak" ucap Manda kepada Aleena. "Oke"
Mereka pun mulai bergulat dengan tugasnya masing-masing seraya terus bercanda dengan kejailan yang mereka lakukan. Sesekali Novia memarahi teman-temannya yang ada saja kelakuannya, bisa dihukum ustadzah Wati pikirnya.
"Beuhhhh, wanginya menggunggah slera banget" ucap Laura yang melihat mienya sudah matang. "Sabar cing, bentar lagi kita mukbang" lanjutnya.
"Yeuuu kadut" timpal Manda dibalas kekehan oleh mereka.
"Kita beresin dulu nih, kalo berantakan gini nnti kita dihukum karna tidak menjaga kebersihan pesantren" lanjut Novia.
Setelah membersihkan dapur, ke-empat gadis itu pun langsung pergi ke asramanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
ARWA UL QULUB
Genç KurguBagaimana gadis bar-bar yang ilmu agamanya cuma secetek dicintai dan di langit kan namanya secara diam-diam oleh seorang gus muda? ••• Dalam cerita "ARWA UL QULUB" mengisahkan tentang Aleena yang terpaksa menempuh pendidikan di sebuah pesantren ka...