08 [ Teman Baru ]

39 3 0
                                    

HAPPY READING!

Kring!

"Deon.. antarkan ke meja sembilan.."

"Ya.."

Begitu terus dan bergantian dengan Zander yang melakukan hal serupa seperti yang Deon lakukan sekarang.

Terkadang Zander yang melayani pemesanan, terkadang ia juga yang mengantar pesanan. Begitu juga dengan Deon, pokoknya melayani pelanggan habis habisan.

Sekarang Deon harus mengantar pesanan ke meja sembilan, ia sempat melirik Zander yang sedang menunggu seseorang mengucapkan pesanannya dimeja lain.

"Permisi.."

Deon berucap dengan sopan sambil meletakkan satu persatu pesanan ke meja yang ditatap oleh si pelanggan dengan senyum lebarnya.

"Aww.. apa kau pekerja baru disini?"

Deon dengan wajah datar dan tenangnya menatap orang yang tak lain berjenis kelamin laki laki itu menatapnya dengan seringai.

"Iya, tuan.."

Jawab Deon mencoba untuk tetap sopan, padahal ia ingin sekali secepatnya kembali dan mengantarkan makanan lainnya.

Deon melihat pria itu menyandarkan kepalanya dengan kedua tangannya yang bertumpu pada meja. Seringai pria itu tak kunjung hilang.

"Kau manis sekali.. ahh, jika Niga mendengar perkataanku pasti dia sudah menyuruhku untuk membawamu.."

Seketika dahi Deon mengkerut bingung, bahkan tatapannya mulai menajam. Tapi ia tetap tenang sambil memeluk nampan kosongnya. Sudah tak benar ini fikir Deon.

"Ehm.. maaf, tuan.. saya ada pekerjaan lain.. silahkan menikmati.."

Pamit Deon dengan sedikit membungkuk untuk tetap terlihat sopan. Saat ingin pergi, lengannya ditahan oleh pria tadi. Rasanya ingin sekali ia menunjang wajah pria itu jika sekarang ia berbalik badan.

"Temani aku makan disini.."

Sepertinya pria itu tuli. Deon sudah kesal, bahkan ia sempat mengepalkan tangannya. Namun teringat perkataan Brivan, jika membuat masalah maka Deon juga akan kena masalah nantinya.

"Maaf, tuan.. sudah saya katakan, saya ada pekerjaan lain.. saya harus bekerja.."

Tiba tiba saja pria itu menyelipkan uang kertas berwarna merah dan berjumlah tiga ke kantong celana Deon.

Deon yang melihat itu sontak membelalakkan matanya seolah terkejut, ini restoran macam apa sih fikir Deon.

"M-maaf?"

"Duduk sini.."

Deon dilanda kebingungan dan rasa cemas. Sebenarnya restoran ini normal atau tidak, mengapa ada pelanggan seperti ini, apakah ini sudah sering terjadi fikir Deon.

BUT I LOVE YOU SOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang