11 [ Sepupu Nino 🔞 ]

77 7 0
                                    

HAPPY READING!

"Hngg.. hmn.. B-Brivan.."

Mendengar Deon yang memanggil namanya, sontak ia langsung menatap wajah Deon yang sudah tak karuan berantakannya.

Posisi mereka sekarang Brivan yang duduk bersandar pada kepala kasur dan Deon yang berada dipangkuannya dengan kepala yang bersandar di bahu sang dominan, bahkan kejantanan Brivan yang masih menancap dilubang Deon.

Mereka berhenti sejenak karena pelepasan Brivan yang kedua kalinya setelah melakukannya dengan beberapa gaya dan sampai berpindah pindah tempat, membuat Deon benar benar kelelahan.

Pasalnya Deon sudah hampir melakukan pelepasan sebanyak enam kali, sedangkan Brivan masih bertahan cukup lama. Padahal mereka sudah melakukannya selama enam jam yang dimana sekarang jam menunjukkan pukul dua pagi.

"Hmm?"

Jawab Brivan enteng sambil mengelus kepala bagian belakang Deon. Melihat Deon yang sudah sangat kelelahan, bersandar ditubuhnya dengan nafas memburu.

Sebenarnya itu membuat Brivan ingin lagi, bahkan jika bisa ia akan lakukan sampai pagi atau bahkan sampai esoknya lagi.

"U-udah.. aku.. lelah.."

Brivan hanya menanggapinya dengan senyuman sebelum merebahkan Deon disampingnya tanpa melepaskan kejantannannya dari Deon.

"Eung.. ugh.."

Membuat Deon meringis merasa aneh dibawahnya. Ia melihat Brivan yang seperti akan melanjutkan aksinya, membuatnya harus menatap Brivan dengan memohon.

Deon sudah benar benar lelah, bahkan tubuhnya sudah mati rasa. Kiss mark yang dibuat Brivan diseluruh tubuhnya terlihat jelas. Mata sembabnya yang sedari melakukan hal itu terus mengeluarkan air mata kesakitan dicampur kenikmatan.

"Aku belum puas.."

Sebelum Brivan bergerak, ia melumat bibir bengkak Deon dengan kasar. Membuat Deon mengkerut kesal, namun tak bisa melakukan apa pun selain mengikuti alurnya.

"Hmn.. ahh.. t-tapi- ngh!"

Ucapan Deon terpotong saat Brivan mulai bergerak kembali sambil memegang kedua paha Deon agar tetap terbuka lebar.

Suara kecipak basah yang terdengar erotis sekaligus desahan Deon, hanya membuat Brivan semakin mempercepat pergerakannya sambil menyeringai bahagia.

"B-Briv- annh.. hngg.. pelan.. ahh.."

Ucapan dengan reaksi tubuh Deon jauh berbeda, ia mengatakan untuk pelan tapi entah kenapa tubuhnya ingin Brivan lebih mempercepat lagi pergerakannya.

"Shh.. Deon.. sebut nama ku terus.."

Brivan terus menubruk tanpa henti anal Deon yang membuat sang empu terus mendesah nikmat dengan mata terpejam. Deon emang sudah lemas, tapi rasa nikmat masih terasa fikirnya.

"Hmn.. ga.. ga kuat.. aghh.. Brivan- hnng!"

Deon terus mendesah dengan menyebut nama Brivan yang membuat sang dominan menyeringai puas dan semakin mempercepat pergerakannya karena merasa akan sampai.

BUT I LOVE YOU SOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang