03 [ Tertangkap ]

76 4 0
                                    

HAPPY READING!

Sekarang sudah terhitung 5 hari Deon tidak bersekolah, alias terkena skors. Dan sudah 5 hari kurang 1 hari pula ia sudah tinggal dirumah sang sahabat yang tak lain Melvin.

Mengapa demikian? Deon menjual mensionnya begitu saja tanpa fikir panjang karena ia membutuhkan uang. Tapi uang itu bukan untuk melunasi hutang orang tuanya, yang pasti untuk kebutuhan hidupnya dirumah Melvin yang sudah berbaik hati memberikan tumpangan.

Keluarga Melvin juga sudah tau semuanya dan karena Melvin adalah teman dekat Deon jadi mereka membiarkan Deon tinggal dirumah mereka.

Dengan kata kata Deon akan mencari pekerjaan agar tak terus menyusahkan keluarga sahabatnya itu. Namun itu hanya terucap dibibirnya saja, tak ia kerjakan sampai saat ini.

Bahkan ia sudah masa bodoh lagi dengan hutang hutang itu, jika mereka datang lagi ia akan kabur. Lagi pula mereka tidak akan datang bukan? Karena sekarang Deon sudah tak tinggal dimensionnya.

"Aku ada kerja kelompok dan akan pergi sekarang juga.."

Deon mengkerut kesal, padahal ini hari minggu tak bisakah sahabatnya itu menemaninya? Setiap hari ia harus menjaga rumah besar yang dapat dikatakan mension juga.

Kedua orang tua Melvin pergi bekerja dan Melvin bersekolah, bahkan tidak ada pembantu sama sekali dirumah itu. Jadi Deon hanya sendirian seperti penjaga rumah keluarga besar Dirgantara.

"Sialan.. kau meninggalkan ku lagi.."

"Kau ingin ikut?"

Deon berfikir sejenak. Jika ia ikut takutnya ada orang orang kreditur yang melihatnya dan menculiknya. Jika ia tidak ikut sungguh sangat membosankan sendirian dirumah sebesar ini.

Minimal ada hewan peliharaan gitu. Kucing, anjing, kadal, harimau, semua Deon ladeni asal ia tak merasa bosan.

"Ah sudah lah.. aku dirumah saja.."

Deon merebahkan dirinya di sofa ruang tamu dan membiarkan Melvin yang sedang bersiap untuk pergi.

"Hei.. aku titip donat seperti biasa.."

"Hm.." Melvin hanya menjawab dengan deheman, lantas sudah tau apa kesukaan sahabatnya itu.

"Aku pergi.. mungkin aku akan pulang sedikit lebih lama.. jaga rumah, De.."

Deon mengendus kesal mendengar perkataan Melvin yang akan pulang lama, bagaimana dengan donatnya? Ah sudahlah asal ia mendapatkannya.

"Ya ya.. aku akan mencuci piring, mengepel, menyapu, mengelap kaca dan sebagainya.."

Melvin hanya menggeleng dan mengelus dada sabar. Ia membuka pintu rumahnya dan pergi menghilang dari pandangan Deon.

Belum sampai semenit Deon sudah merasa bosan. Ia tak hanya menjual mensionnya dengan harga tinggi, namun juga menjual ponselnya. Bahkan ia juga menjual mogenya, tak ada lagi hartanya yang tersisa.

BUT I LOVE YOU SOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang