18 [ Kembali 🔞 ]

35 5 1
                                    

HAPPY READING!

BYUR!

Tiba tiba saja seember air dingin dituangkan tepat pada tubuh seorang remaja yang telanjang total di atas kasur dengan kedua tangan yang terikat ke punggung kasur.

Sontak membuat sang empu langsung tersadar dari pingsan nya yang tak di sengaja. Ia melotot kebingungan dengan tubuh telanjangnya yang mulai bergetar karena kedinginan.

"Bangun, Deon.."

Yang punya nama pun langsung menoleh ke sumber suara dengan wajah bingung ditambah waspada.

Deon kembali melotot saat mengetahui siapa yang memanggil nya dan dalang dari penyiraman nya, juga dimana ia sekarang.

"B-bagaimana..."

Deon tergagap saat sadar bahwa Brivan sudah menemukan dirinya yang kabur dari mension.

Ia mencoba mengingat apa hal terakhir yang terjadi padanya hingga ia jatuh pingsan dan berakhir kembali pada Brivan.

Yeah ia emang ingat, tapi ia tetap tidak tau mengapa Brivan dapat menemukannya dan berujung Deon pasti akan terkena hukuman.

Deon dapat melihat Brivan yang mendekat dengan wajah dingin nya, membuat Deon merinding namun tetap memasang wajah mengkerut kesal.

Brivan menyipit bingung dengan ekspresi yang diberikan Deon disana. Membuatnya menyeringai tipis, Deon ternyata bisa membuatnya gemas juga.

"J-jangan mendekat!"

Deon memunggungi Brivan yang hendak menghampirinya ke kasur, dengan tubuh telanjangnya yang masih menggigil dan memojokkan dirinya agar Brivan tak dapat meraihnya.

"Kenapa? Apa kau terkejut?"

Brivan terus mendekat, membuat wajah Deon semakin mengkerut kesal diiringi geraman rendah. Sudah seperti kucing yang sedang waspada terhadap musuh.

Saat sampai di pinggir kasur, Brivan diam sebentar yang membuat Deon terus menatapnya tajam.

Untuk yang kesekian kalinya, bukan Deon jika dirinya ketakutan. Walau emang ada sedikit rasa takut, tapi rasa beraninya lebih banyak.

"Ack-!"

Tiba tiba Brivan menarik kaki Deon dengan kasar hingga membuat sang empu berteriak tertahan dan meringis karena merasakan sakit di pergelangan kakinya.

"Ku ingatkan pada mu, Deon.."

Brivan mengelus pelan pergelangan kaki Deon yang sedikit bengkak dan bewarna biru, ia juga tak tau mengapa Deon bisa mendapati luka memar itu.

Deon yang merasa pergelangan kakinya berdenyut hanya bisa meringis pelan dan merinding saat merasakan Brivan mengelusnya.

"Kau, tidak akan bisa lari dari ku.."

Deon menyipitkan matanya, merasa kesal sekaligus bingung. Bagaimana bisa Brivan menemukan dirinya dan siapa Brivan sebenarnya.

Brivan menyentuh wajah Deon yang dimana pipinya terlihat merah dan kasar seperti habis terkena pukulan.

BUT I LOVE YOU SOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang