17 [ Ruang A.V ⚠️ ]

25 6 0
                                    

HAPPY READING!

Setelah atensinya melihat sosok yang ia cari belakangan ini, Brivan langsung bergegas meninggalkan kedua temannya yang sibuk mengurus orang orang disana.

Banyak yang menghalangi jalan Brivan untuk mengikuti sosok yang membawa 'barang' miliknya.

Semua orang berpakaian serba hitam mulai mengerubunginya, namun itu suatu hal yang tidak membuat Brivan gentir.

Bahkan melihat Mahesa dan satu orang asing membantunya saja, ia tak peduli. Sampai dirinya menyuruh Mahesa yang menurutnya lemah itu untuk kembali saja.

Lagi pula Mahesa lebih cocok duduk di kursi yang dapat berputar, lalu kedua mata dan sepuluh jarinya fokus pada komputer.

Tentu menyelesaikan dokumen dokumen dan pekerjaan kantor mereka, fikir Brivan.

Kemampuan bertarung Mahesa masih sedikit labil, karena dari penampilannya saja ia lebih menonjol ke profesi teknologi.

Lupakan.

Setelah menyuruh Mahesa untuk kembali sekaligus membawa makhluk asing yang bersamanya itu.

Datanglah semua anggota Brivan kepada dirinya, tidak semua, sebagian menyelesaikan perintah Daniel untuk mengkondisikan arena balap itu.

Brivan berhenti sejenak dengan para anggota nya yang tunduk menghadap punggungnya dengan hormat.

Ia kehilangan jejak, namun terakhir kedua bola matanya melihat dua mobil hitam yang pergi ke arah jalan perbukitan disana.

"Menarik.."

Perkataan Brivan membuat semua anggotanya memasang wajah serius.

"Tak hanya satu yang mereka bawa.."

Benar, pasalnya Brivan melihat orang orang berpakaian serba hitam itu sesekali menarik satu sampai tiga orang dan membungkamnya untuk dibawa secara diam diam.

Brivan berbalik untuk melihat seluruh anggotanya yang sudah bersedia melaksanakan tugasnya.

"Berangkat."

"Ugh.."

Merasakan pusing dikepalanya, Deon membuka matanya yang terasa berat dengan perlahan.

Sedikit tersadar, ia menatap ke sekelilingnya yang begitu asing. Bahkan tempatnya sangat tak layak untuk ditempati, seperti penjara mungkin.

Yeap mungkin benar, Deon yang sudah sadar sepenuhnya itu langsung melotot tajam saat melihat pergelangan kakinya yang terantai sempurna.

Dan saat menelusuri lebih insten tempatnya sekarang, sepertinya ia sedang dikurung. Didalam ruangan itu sama sekali tidak ada harta benda apapun, selain dirinya yang terantai di lantai.

BUT I LOVE YOU SOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang