04 [ Disiksa ⚠️ ]

95 6 0
                                    

HAPPY READING!

"Dua belas ribu ya.."

"Ah ini.. terimakasih.."

"Terimakasih kembali.. selamat menikmati.."

Melvin tersenyum pada penjual donat langganan Deon itu. Ia sering menemani Deon membeli donat disini dan donatnya emang enak.

Deon emang terlihat anak orang kaya dan anak berandalan di sekolah, tapi kalau tentang donat langganannya tetap nomor satu bagi Deon.

Melvin menaiki mogenya kembali untuk pergi pulang ke rumahnya.

Sebelum ia menghidupkan mogenya, ponselnya berbunyi yang menandakan ada seseorang menelfon dirinya.

Ia melihat bacaan 'Mama' pada ponselnya dan langsung saja ia mengangkat telfon tersebut.

"Ada apa, ma?"

"Apa Deon bersama mu? Mengapa dia tidak ada dirumah?"

Melvin baru ingat jika ini sudah sore hari dan mamanya sudah pulang kerja, berbeda dengan ayahnya yang selalu saja lama pulang tapi membawa banyak cemilan.

Tapi mengapa mama Melvin bilang Deon tidak ada dirumah?

"Tidak.. dia tidak ikut dengan Melvin.."

"Lalu? Mengapa dia tidak ada sama sekali disini?"

Tiba tiba Melvin merasa ada yang tidak beres dan membuatnya menjadi khawatir.

"Ma serius deh.. coba dicari lagi.. nanti ada di kamar tamu atau kamar Melvin.."

"Tidak ada.. mama sudah cari sambil manggil namanya terus menerus dan tidak ada yang keluar atau menyaut mama.."

Melvin merasa semakin khawatir dan panik. Apa Deon pergi keluar? Diculik? Para kreditur datang lagi? Atau apa?

Tapi Melvin berusaha untuk berfikir positif karena ini masih sore. Ia langsung menepis semua fikiran buruknya, semoga saja temannya itu cepat kembali.

"Ya sudah ma.. ini Melvin pulang sambil liat liat dijalan mana tau ada Deon.. kalau tidak ada, kita tunggu saja sampai nanti malam atau besok.. mungkin dia sedang berjalan jalan santai.. jika besok dia tak balik juga, Melvin akan cari dia.."

Ucap Melvin final sebelum ia mendengar helaan nafas dari sebrang telefonnya. Ia mematikan telfonnya dan langsung menghidupkan mogenya.

Ia gantungkan plastik yang berisi donat milik sahabatnya itu di kaca spionnya. Ia juga mulai memakai helm yang menutupi bagian mulutnya.

Melvin menghela nafas untuk mengatur rasa cemasnya. Ia hanya merasa sahabatnya sedang tidak baik baik saja, tapi ia tetap mencoba berfikir jernih.

"Semoga dia cuman jalan jalan cari angin.."

BUT I LOVE YOU SOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang