𝐂𝐡𝐚𝐩𝐭𝐞𝐫 2

212 31 6
                                    

[Name] Pov

Setelah sehari yang lalu Shin berpamit dari rumah Sakamoto, aku sekarang berada di rumahku dan aneh nya aku selalu memikirkan sesuatu yang bikin aku punya firasat tidak enak.

"Sebenarnya apa yang aku pikirkan sih..." bicara dengan diri ku sendiri, aku memutuskan untuk berpikir positif.

Menghela nafas "kurasa aku harus berjalan jalan sebentar lalu ke tempat Sakamoto" gumam ku, dan mencari pakaian untuk berjalan-jalan di luar.

Memakai kemeja putih di lapisi dengan sweater rajut warna cream dan celana jeans biru muda, rambut yang awal nya terurai sekarang di ikat setengah dengan poni rambut belah tengah.

Memakai kemeja putih di lapisi dengan sweater rajut warna cream dan celana jeans biru muda, rambut yang awal nya terurai sekarang di ikat setengah dengan poni rambut belah tengah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(kira kira gini penampilan rambut kalian)

Tanpa banyak pikir lagi, aku keluar dan tidak lupa untuk mengunci pintu. Takut klo ada yang coba nerobos ke rumah ku, kan ga lucu.


Aku pergi ke supermarket tidak jauh dari rumahku untuk membeli cemilan sehari harian ku "yang mana yang harus ke beli.... mie di gelas atau permen hati ya?"

(yang tau diem aja ya hehehe)

"Nanti aja deh mikirin nya" tanpa banyak basa-basi aku menuju perjalanan ke supermarket terdekat, saat di tengah perjalanan aku tidak sengaja bertemu seseorang.

Gadis tinggi cantik berambut hitam panjang dan gaun yang di gunakan serba hitam dan di sebelah nya ada pria berambut panjang pirang dengan pakaian formal jas hitam.

'demi nenek nya tapasya turun dari kayangan kenapa aku bisa bertemu dengan mereka disini anj*ng' batin ku sambil mengumpat beberapa kata kata kasar

Aku tahu mereka, tapi aku berusaha pura pura tidak mengenali mereka. bagaimana tidak karena dua orang itu, mereka adalah pembunuh bayaran dari organisasi Order.

Dan sekarang mereka ada di sebelah ku, aku berusaha keras untuk tenang dan biasa saja agar mereka tidak curiga 'pliss mama doakan aku, semoga mereka ga curiga sama aku'

Saat mereka sudah melangkah maju, dompet si pria itu terjatuh. Jadi aku mengambilnya dan inisiatif untuk mengembalikan dompet nya.

"Permisi tuan..." membuat langkah sang pria itu terhenti dan menoleh ke arah ku begitu juga dengan gadis di sebelah nya.

"Ada apa?"

"Em... ini dompet anda terjatuh tadi" jawab ku, sambil memberikan dompetnya

Baj*ngan, tidak bisa kah kamu langsung mengambil dompet mu terlebih dahulu daripada kamu menatap ku seperti aku harus di interogasi.

Tak berselang lama pria itu langsung mengambil dompet nya kembali "arigatou gozaimasu"

N/A : "Terima kasih banyak"

𝕎𝕠𝕞𝕒𝕟 || Sakamoto daysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang