𝐂𝐡𝐚𝐩𝐭𝐞𝐫 3

182 27 2
                                    

Author POV

Sudah seminggu ini sejak Shin pensiun sebagai pembunuh bayaran dan memulai dengan bekerja di toko milik Sakamoto.

"Meski begitu tuan sakamoto, beberapa hari yang lalu kamu membuat ku merinding"

"Aku belum pernah melihat seorang pembunuh bayaran bertarung seperti itu, walaupun sudah pensiun tapi kamu masih tetap kuat, tuan sakamoto!"

Shin berbicara terus terusan sehingga mengunakan kuda kuda bertarung yang dia lihat saat Sakamoto bertarung.

[Name] yang sedang bersandar di dinding cuman menatap diam ke arah Shin sambil bergumam sesuatu "orang ini kenapa sih"

Sakamoto tidak membalas perkataan nya dan hanya membatin 'fokuslah dalam melakukan pekerjaan mu' sambil membaca koran.

"Ditambah lagi kamu menghabisi semua nya dengan satu serangan"

Saat bersamaan Aoi mendengar hal itu dari Shin berhenti melangkah dan terdiam sejenak, [Name] melihat Aoi seperti itu punya firasat tidak enak.

"Menghabisi?..."

Satu kata saja membuat [Name] punya firasat jika setelah ini Aoi akan marah dengan Sakamoto, yang bisa [Name] lakukan cuman mendoakan Sakamoto di dalam hati semoga bisa menenangkan istri nya kembali.

Aoi pun menoleh ke arah Suami nya dengan ekspresi marah "Tunggu sebentar, sayang. Jangan bilang pada ku jika kamu telah membunuh orang lagi?!"

Tepat sekali. sesuai pemikiran [Name] tadi, Aoi marah pada Sakamoto dan [Name] menghampiri Aoi mencoba menenangkan nya "Tenang lah Aoi-nee, tidak mungkin Sakamoto membunuh orang lagi bukan nya kalian sudah berjanji kan"

"Diam lah [Name]!"

[Name] yang ikut kena marah sama Aoi pun sekarang cuman ter pundung di pojokan terlebih lagi dia tidak memanggil nya dengan '[Name]-Chan'.

"Aoi-nee marah sama [Name]...."

"W-woy [Name], kenapa kamu malah jadi murung" heran Shin melihat ku di pojokan sambil jongkok melihat semut berjalan.

Sedangkan Sakamoto menggelengkan kepalanya sambil menyilangkan kedua tangan nya dengan cepat karena panik.

"Aku mengerti tapi bagaimana dengan semua orang yang kamu habisi kemarin?" tanya Shin.

"Aku tidak memberi luka yang fatal" jawab Sakamoto tanpa ragu walaupun masih dengan keadaan panik.

Aoi melirik sinis ke Sakamoto "sayang... kamu pasti sudah tau soal ini, tapi ...."

"...Hukuman karena melanggar aturan keluarga adalah perceraian! C-E-R-A-I dan untuk [Name] aku tidak mau bicara dengan mu lagi" lanjut Aoi menunjuk ke suami nya sendiri dan juga [Name]

Sontak Sakamoto dan [Name] mendengar itu terkejut tidak main baru kali ini Aoi mengatakan perceraian begitu juga [Name] yang sering berbicara (baca:gibah) dengan Aoi.

"Hmp!" Aoi keluar dari toko dengan ngambek, Shin melihat itu dengan santai mengangkat kedua tangan nya ke belakang kepalanya.

"Peraturan keluarga? seperti apa itu?"

Dan di hiraukan mereka, yang ada di pikiran [Name] dan Sakamoto adalah membunuh Shin dengan pulpen dan gunting menancap ke leher shin karena kesal, membuat Shin reflek memegang leher nya sendiri.

"Kenapa kalian berniat membunuh ku?!"

'Berhentilah bicara hal yang tidak perlu' batin Sakamoto dengan perempatan di dahi nya masih marah dengan Shin.


𝕎𝕠𝕞𝕒𝕟 || Sakamoto daysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang