04. Valandor

99 57 29
                                    

-Kilas balik

Kastel Valandor, tempat tinggal para penyihir, berdiri megah di puncak bukit yang dikelilingi oleh pepohonan lebat dan kabut tebal. Kastel ini merupakan bangunan kuno dengan menara-menara tinggi yang menjulang ke langit, dihiasi dengan ukiran-ukiran rumit yang menggambarkan sejarah panjang dan kekuatan magis para penghuninya. Batu-batu tua yang menyusun dinding kastel memancarkan aura misteri dan keanggunan, menciptakan suasana yang memukau dan sedikit menakutkan.

Di dalam kastel, aula utama dipenuhi dengan gemerlap cahaya dari lilin-lilin besar yang tersusun rapi di sepanjang dinding. Langit-langit yang tinggi dihiasi dengan lukisan-lukisan langit malam, lengkap dengan bintang-bintang dan rasi-rasi yang bersinar. Suara langkah kaki yang teredam bergema di lantai marmer, menciptakan irama tenang yang harmonis dengan bisikan mantra-mantra kuno yang dilantunkan oleh para penyihir yang berlalu-lalang.

Di tengah aula, sebuah meja besar dari kayu ek tua dipenuhi dengan gulungan-gulungan naskah, buku-buku tebal, dan peta-peta kuno. Luna, penyihir muda yang skeptis namun berbakat, berdiri di sana dengan cemas. Matanya yang tajam memandangi Master Ilara, Dewan Penyihir di Valandor, yang sedang berbicara dengan nada serius.

"Luna, ada sesuatu yang sangat tidak beres di Hutan Rimbunville. Keseimbangan alam telah terganggu, dan kita tidak tahu apa penyebabnya," kata Master Ilara dengan suara berat.

Matanya yang dalam dan berkilauan penuh kebijaksanaan menatap Luna dengan harapan. "Kami membutuhkanmu untuk menyelidiki dan menemukan sumber dari kerusakan ini."

Luna mengangguk, meski hatinya dipenuhi oleh keraguan. "Tapi, Master Ilara, bagaimana saya bisa menemukan sesuatu yang bahkan kita tidak tahu apa itu? Hutan Rimbunville sangat luas dan penuh dengan misteri."

Master Ilara tersenyum lembut, memberikan Luna sebuah gulungan naskah yang terlihat sangat tua. "Naskah ini mungkin dapat membantumu. Di dalamnya terdapat petunjuk-petunjuk kuno yang mungkin akan membimbingmu. Percayalah pada kemampuanmu, Luna. Kamu adalah salah satu penyihir terbaik di Valandor."

Luna mengambil gulungan itu dengan tangan gemetar. "Saya akan melakukan yang terbaik, Master Ilara."

Setelah menerima tugasnya, Luna berjalan melewati koridor-koridor panjang kastel, menuju kamarnya untuk bersiap-siap. Di sepanjang jalan, dia bertemu dengan teman-teman penyihirnya yang memberinya semangat dan doa. Suasana di dalam kastel penuh dengan kecemasan dan harapan, mencerminkan betapa pentingnya misi yang diemban oleh Luna.

Di kamarnya, Luna mempersiapkan peralatan yang diperlukan: tongkat sihir, jubah pelindung, dan berbagai ramuan yang mungkin berguna dalam perjalanannya. Di jendela kamar, dia memandang ke arah hutan Rimbunville yang tampak gelap dan misterius dari kejauhan. Pikirannya berputar-putar dengan pertanyaan dan ketidakpastian, namun dia tahu bahwa ini adalah tugas yang harus diselesaikan demi keselamatan alam dan kerjaan mereka.

Saat matahari mulai terbenam, Luna meninggalkan kastel dengan hati yang berat namun penuh tekad. Udara dingin menyambutnya, dan suara angin yang berhembus di antara pepohonan seakan membawa bisikan-bisikan rahasia dari masa lalu. Dengan setiap langkah yang diambilnya, Luna semakin menyadari betapa pentingnya misi ini. Dia tahu bahwa di hutan Rimbunville, jawaban atas kerusakan keseimbangan alam menunggunya, tersembunyi di balik bayangan dan misteri yang harus dipecahkannya.

Kastel Valandor, dengan segala keagungannya, tampak kecil dan jauh di belakang Luna ketika dia memasuki kegelapan hutan. Di sini, perjalanannya yang penuh bahaya dan penemuan baru saja dimulai.

-

Pagi ini, tepat satu minggu Luna meninggalkan Kastel Valandor untuk menjalankan misinya, suasana di dalam kastel berubah secara signifikan. Kastel yang biasanya ramai dengan kegiatan dan percakapan penyihir-penyihir muda kini terasa lebih sunyi dan penuh ketegangan. Luna adalah salah satu penyihir muda yang paling berbakat dan dicintai di kastel, sehingga kepergiannya menimbulkan rasa kekosongan dan kekhawatiran di antara para penghuni kastel.

SilkaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang