Di Valandor, sebuah kerajaan yang tersembunyi di balik hutan lebat dan pegunungan tinggi, suasana biasanya dipenuhi dengan ketenangan magis dan kegiatan sihir yang tiada henti. Namun, belakangan ini, suasana di kastel mulai berubah. Kekhawatiran merambat melalui lorong-lorong batu kastel yang megah dan taman-taman yang dipenuhi tanaman magis.
Di aula besar kastel, di mana biasanya para penyihir berkumpul untuk membahas ilmu sihir dan strategi pertahanan, aura kegelisahan terasa jelas. Master Ilara, penguasa Valandor, duduk di singgasananya dengan wajah yang penuh dengan kekhawatiran. Di sebelahnya berdiri Sina, penasihat bijak yang telah lama melayani kerajaan.
"Sudah berapa lama kita tidak mendengar kabar dari Luna?" tanya Master Ilara, suaranya berat dan penuh kekhawatiran.
Sina membuka sebuah buku kecil yang berisi catatan korespondensi. "Sudah lebih dari dua minggu, Master. Biasanya, Luna selalu mengirimkan kabar setiap beberapa hari lewat burung merpati. Keheningan ini sangat tidak biasa."
Master menghela napas, lalu berdiri dan berjalan menuju jendela besar yang menghadap ke taman istana. "Luna adalah salah satu penyihir terbaik kita. Jika dia dalam bahaya, kita harus segera bertindak."
Di salah satu sudut aula, Althea, seorang sahabat dekat Luna, duduk dengan ekspresi cemas. "Saya juga merasakan ada sesuatu yang tidak beres," katanya pelan. "Luna tidak pernah berhenti mengirim kabar begitu lama. Hutan tempat dia pergi penuh dengan bahaya yang tidak bisa kita abaikan."
Para penyihir lainnya, yang biasanya sibuk dengan eksperimen dan pelatihan, juga mulai berbisik-bisik tentang hilangnya kabar dari Luna. Beberapa dari mereka bahkan telah mencoba menggunakan sihir untuk mencari petunjuk, tetapi hasilnya nihil. Kecemasan mulai menyebar, dan semua mata tertuju pada Master Ilara, menunggu perintahnya.
"Kita harus mengirim tim pencari," kata Master Ilara akhirnya, memecahkan keheningan. "Kita tidak bisa duduk diam dan menunggu lebih lama. Althea, kau akan memimpin tim ini. Gunakan semua kekuatan sihirmu untuk menemukan Luna dan membawanya kembali dengan selamat."
Althea berdiri, matanya bersinar dengan tekad. "Saya akan melakukan yang terbaik, Master. Saya tidak akan kembali tanpa Luna."
Sina menambahkan, "Kita harus berhati-hati. Jika ada ancaman di luar sana yang cukup kuat untuk menghalangi Luna, kita harus siap menghadapi apapun."
"Master, izinkan saya ikut berkontribusi dalam pencarian Luna. Saya juga khawatir, tidak seperti biasanya dia menghilang tanpa meninggalkan kabar," timpal Lyra. Althea yang mendengar ucapan Lyra langsung merotasikan bola matanya.
Master Ilara mengangguk setuju dengan ucapan Lyra, pikirnya semakin banyak yang mencari, semakin mudah Luna ditemukan.
Dengan perintah itu, persiapan segera dimulai. Tim pencari terdiri dari penyihir-penyihir terampil dan prajurit-prajurit magis segera dipersiapkan. Mereka membawa persediaan yang cukup, ramuan-ramuan penyembuh, dan artefak pelindung untuk perjalanan panjang ke hutan misterius.
Saat tim pencari bersiap untuk berangkat, suasana kastel Valandor tetap tegang. Semua orang berharap dan berdoa agar Luna ditemukan dalam keadaan selamat. Hilangnya kabar dari Luna telah mengingatkan mereka betapa rapuhnya keseimbangan di dunia magis ini dan betapa pentingnya persahabatan dan keberanian dalam menghadapi segala ancaman.
Ketika tim pencari akhirnya berangkat, meninggalkan kastel Valandor di belakang mereka, semua mata di kastel mengikuti mereka dengan harapan besar. Di suatu tempat di hutan yang gelap dan berbahaya, Luna mungkin sedang menghadapi ancaman yang mengerikan. Namun, dengan tekad yang kuat dan sihir yang mereka miliki, mereka bertekad untuk menemukan Luna dan membawanya pulang dengan selamat.
Waktu silih berganti, detik menjadi menit, menit menjadi jam, jam menjadi hari. Hari-hari berlalu dengan lambat. Setiap malam, Ilara duduk di depan bola kristalnya, mencoba mencari tanda-tanda dari tim pencari. Kelelahan mulai terlihat di wajahnya, tetapi dia tidak berhenti. Keyakinan dan harapan menjadi satu-satunya kekuatannya.
"Semoga para dewa melindungi mereka," bisik Ilara pada dirinya sendiri setiap kali dia memulai mantranya. "Semoga mereka membawa Luna kembali dengan selamat."
Suasana di Kastel Valandor masih dipenuhi dengan ketegangan dan kecemasan ketika langkah-langkah cepat terdengar menggema di lorong-lorong batu yang dingin. Sina, sang sahabat sekaligus penasehat Master Ilara, berlari menuju ruangan tempat Ilara biasa melakukan meditasi dan pengamatan melalui bola kristalnya. Wajahnya penuh dengan kegelisahan, namun ada secercah harapan di matanya.
Di dalam ruangan yang dipenuhi dengan buku-buku kuno, ramuan-ramuan magis, dan artefak sihir, Master Ilara duduk di depan bola kristal yang berkilauan samar. Dia tampak lelah, dengan lingkaran hitam di bawah matanya akibat kurang tidur dan kecemasan yang meluap-luap dihatinya. Namun, matanya tetap tajam dan penuh tekad.
Sina berhenti sejenak di depan pintu, mengatur napasnya sebelum akhirnya mengetuk perlahan. "Master Ilara, saya punya kabar penting."
Ilara mengangkat wajahnya dari bola kristal dan menatap Sina dengan intens. "Masuklah, Sina. Apa yang terjadi?"
Sina memasuki ruangan dengan cepat, hampir tersandung jubahnya yang panjang. "Master, kami baru saja menerima pesan dari Althea. Tim pencari telah menemukan jejak yang menunjukkan kemungkinan keberadaan Luna. Mereka masih mengejar petunjuk itu, tetapi ada tanda-tanda yang menjanjikan."
Mata Ilara bersinar sejenak, menggantikan kelelahan dengan harapan. "Di mana mereka menemukan jejak itu? Apakah ada detail lebih lanjut?"
Sina mengangguk, mencoba mengingat setiap detail yang dibacanya dari pesan itu. "Mereka menemukan jejak di dekat lembah yang disebut Lembah Bayangan. Ada sisa-sisa energi magis yang sangat kuat di sana, yang menurut Althea, adalah jejak sihir Luna. Mereka percaya Luna mungkin terjebak di suatu tempat di sekitar lembah itu."
Ilara berdiri dari tempat duduknya, mendekati Sina. "Lembah Bayangan... tempat itu dikenal berbahaya. Banyak penyihir yang hilang atau terluka parah di sana karena jebakan dan ilusi magis. Kita harus memastikan bahwa Althea dan timnya siap menghadapi apapun yang ada di sana."
Sina mengangguk lagi, merasa semangat dan kegigihan Ilara yang menular. "Saya akan segera memberitahu tim penyihir di kastel untuk bersiap. Jika Althea membutuhkan bantuan, kita harus siap untuk berangkat kapan saja."
Ilara menghela napas, mencoba menenangkan hatinya yang berdebar-debar. "Baiklah, Sina. Pastikan semua persiapan dilakukan dengan cermat. Saya akan terus mencoba memantau situasi dari sini dan memberikan panduan jika diperlukan."
Sina membungkuk dengan hormat sebelum bergegas keluar dari ruangan, meninggalkan Ilara sendiri dengan bola kristalnya. Ilara kembali duduk, menatap ke dalam bola kristal dengan harapan baru. Dia merapalkan mantra lagi, mencoba memfokuskan energinya untuk menemukan Luna dan memberikan dukungan kepada tim pencari.
Di luar, kegelisahan di Kastel Valandor perlahan berubah menjadi harapan. Para penyihir dan prajurit mulai bersiap-siap, mengemas peralatan dan ramuan yang diperlukan. Setiap orang berusaha tetap tenang, tetapi ada semangat yang terasa di udara.
Sementara itu, Ilara terus bekerja tanpa henti, berharap bahwa upayanya akan membantu menemukan Luna dan membawa pulang salah satu penyihir terbaik Valandor. Waktu terasa berjalan lambat, namun harapan dan tekad mereka untuk menemukan Luna tidak pernah padam. Semua orang di kastel tahu bahwa mereka berada di ambang menemukan jawaban, dan dengan kerja sama dan kekuatan magis mereka, mereka percaya bahwa mereka akan berhasil.
"Luna... maafkan saya yang mengorbankanmu, demi masa depan dunia yang lebih bercahaya," batinnya.
Kegelisahan di Kastel Valandor terus bertahan, tetapi di tengah ketegangan ini, ada semangat dan harapan yang tidak padam. Semua orang di kastel tahu bahwa mereka tidak sendirian dalam menghadapi bahaya ini. Dengan dukungan satu sama lain dan keyakinan pada kekuatan magis mereka, mereka bertekad untuk mengatasi segala rintangan dan membawa Luna kembali ke tempat yang seharusnya, di antara mereka.
_______
jawab jujur, ini kebanyakan narasi ngga guys? takutnya kalian bosen😞🤚
seperti biasa jangan lupa (⭐) and (💬)
.☘︎ ݁˖Sapa Elysium, Jemput Keajaiban di Setiap Halaman!.☘︎ ݁˖
KAMU SEDANG MEMBACA
Silkara
FantasyDi persimpangan takdir antara kekaisaran dan kerajaan yang berperang, Luna Everglen, seorang penyihir muda yang skeptis, dan Aldric Shadowheart, ksatria yang bertarung dengan pedang keberanian, menemukan persahabatan yang tak terduga. Di bawah bayan...