Ketika air mengalir dengan tenang, dibawah sinar fajar. Burung-burung berkicau melantunkan melodi dan menjadikan sebuah harmoni. Di balik pegunungan yang tinggi dan jurang-jurang yang curam, terdapat Kerajaan Nerosia, kerajaan yang gelap dan penuh dengan intrik. Kastil Nerosia berdiri megah di atas bukit yang curam, dikelilingi oleh tembok batu yang tebal dan menara pengawas yang menjulang tinggi. Awan-awan gelap selalu menyelimuti langit di atas kastil, seakan menandakan aura kegelapan yang menyelimuti kerajaan tersebut.
Di dalam kastil, Raja Malaka, penguasa Nerosia, duduk di atas takhta yang terbuat dari batu hitam. Wajahnya yang keras dan penuh luka bekas pertempuran mencerminkan kekejaman dan ketegasan yang telah membuatnya ditakuti oleh banyak orang. Jubah ungu gelapnya yang mewah melambangkan kekuasaan dan otoritas yang tidak bisa diganggu gugat.
Raja Malaka sedang menerima laporan dari para penasihatnya dan pemimpin pasukannya. Di hadapannya berdiri Jenderal Banyu, seorang pria besar dengan mata tajam dan wajah yang penuh ketegangan. Di sampingnya berdiri Nona Sera, seorang ahli sihir gelap yang menjadi tangan kanan raja.
"Bagaimana keadaan di perbatasan?" tanya Raja Malaka dengan suara yang dalam dan mengancam.
Jenderal Banyu maju satu langkah, membungkuk hormat. "Yang Mulia, pasukan kita telah memperkuat pertahanan di semua titik perbatasan. Namun, ada desas-desus tentang kekuatan baru yang sedang bangkit di Ethereal Monarchy. Ksatria mereka, Aldric, telah hilang di hutan misterius, tetapi kita tidak boleh meremehkan kekuatan mereka."
Raja Malaka mengerutkan kening, tangannya menggenggam lengan takhtanya dengan kuat. "Ksatria mereka hilang, namun kita tahu Ethereal Monarchy tidak akan diam saja. Mereka pasti merencanakan sesuatu. Kita harus bersiap untuk setiap kemungkinan."
Nona Sera, dengan senyum tipis yang penuh misteri, melangkah maju. "Yang Mulia, saya telah merasakan pergerakan energi magis yang tidak biasa di hutan. Mungkin ada kekuatan yang lebih besar yang sedang bermain di sana. Saya akan mengirim pasukan sihir kita untuk menyelidiki lebih lanjut."
Raja Malaka menatapnya dengan tajam. "Lakukan apa yang perlu, Sera. Kita tidak bisa membiarkan ancaman apapun menghampiri kerajaan ini tanpa kita ketahui."
Di luar ruangan takhta, suasana di dalam kastil Nerosia penuh dengan aktivitas yang gelap dan penuh rahasia. Prajurit-prajurit berlatih dengan intens, senjata mereka selalu diasah dan siap untuk pertempuran. Para penyihir berkumpul di ruang bawah tanah kastil, mempelajari sihir gelap dan merapal mantra-mantra kuno yang memanggil kekuatan dari kegelapan.
Di ruang bawah tanah yang paling dalam, terdapat penjara tempat para tawanan politik dan musuh kerajaan disekap. Suara rantai yang bergemerincing dan jeritan para tawanan menambah suasana suram di dalam kastil. Penjaga-penjaga dengan wajah dingin dan tanpa belas kasihan berpatroli, memastikan tidak ada yang bisa melarikan diri.
Di ruang takhta, Raja Malaka berdiri dari takhtanya, menatap peta besar yang terpampang di dinding. Peta itu menunjukkan wilayah-wilayah kekuasaan dan rencana-rencana penaklukan yang sedang dipertimbangkan. Dia tahu bahwa untuk menguasai dunia, dia harus menghancurkan Ethereal Monarchy dan segala ancamannya.
"Jenderal Banyu," panggil Raja Malaka, "perintahkan pasukan kita untuk bersiap. Kita akan melancarkan serangan kejutan ke perbatasan Ethereal Monarchy. Kita harus menunjukkan bahwa Nerosia tidak akan gentar oleh apapun."
Jenderal Banyu membungkuk hormat. "Seperti perintahmu, Yang Mulia. Pasukan akan siap dalam waktu singkat."
Sementara itu, di ruangannya yang gelap dan penuh dengan simbol-simbol sihir, Nona Sera mempersiapkan ritual untuk memperkuat pasukan sihir mereka. Dia merapal mantra-mantra kuno, memanggil kekuatan gelap untuk membantu mereka dalam pertempuran yang akan datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Silkara
Viễn tưởngDi persimpangan takdir antara kekaisaran dan kerajaan yang berperang, Luna Everglen, seorang penyihir muda yang skeptis, dan Aldric Shadowheart, ksatria yang bertarung dengan pedang keberanian, menemukan persahabatan yang tak terduga. Di bawah bayan...