Aksara tertidur di laboratorium pribadinya, tubuhnya terkulai di atas meja lab yang penuh dengan tumpukan kertas, alat ukur, dan laptop yang masih menyala. Aksara kelelahan setelah berjam-jam tidak beristirahat. Bunyi suara notifikasi email dari laptop membangunkannya.
Dengan mata setengah tertutup, Aksara membuka laptop. Dia berniat membaca email dari Pak Romi sang penanggung jawab museum, dia sudah menebak pasti email itu berisi analisis aksara jawa kuno kemarin. Pak Romi benar-benar menepati janjinya, kerjanya yang cepat meringankan beban Aksara.
Isi email :
Berikut hasil analisis tulisan aksara kuno yang Anda temukan pada Keris Mpu Gandring di Museum Sejarah Nasional. Setelah melalui proses analisis yang teliti oleh tim kami, berikut adalah temuan dan interpretasi yang berhasil kami kumpulkan.
Transkripsi Aksara Kuno:
"ᬓᭂᬯᬾ ᬓᬧᬾᬳ ᬩᬓᬮᬶᬦᬳᬶ. ᬳᬦᬶ-ᬳᬦᬶ ᬓᬧᬾᬳ ᬓᬧᬾᬳ ᬓᬧᬾᬳ ᬓᬧᬾᬳ. ᬓᬓᬾ ᬓᬾᬦᬵᬭᭀᬓ ᬓᬾᬦᬵᬭᭀᬓ ᬓᬾᬦᬵᬭᭀᬓ ᬲᬶᬳᬶᬦᬳᬸᬭᬶ"
Terjemahan:
"Kalian semua akan binasa. Berani-beraninya kalian menggantikan istanaku dengan rumah-rumah kacamu. Aku KenArok, akan mengembalikan kejayaan Singhasari."
Dalam email tersebut dijelaskan bahwa struktur kalimat dan penggunaan kata-kata dalam aksara yang ditemukan sangat khas dengan gaya penulisan dari abad ke-13, sesuai dengan periode Kerajaan Singhasari. Prasasti yang ditemukan di sekitar wilayah bekas Kerajaan Singhasari menunjukkan adanya penggunaan bahasa dan aksara serupa, terutama dalam konteks peringatan atau kutukan. Salah satu prasasti yang relevan adalah Prasasti Mula Malurung, yang menggunakan bahasa dan gaya penulisan yang hampir identik. Sejarah lisan dan naskah kuno seperti Pararaton dan Negarakertagama mencatat bahwa Ken Arok memiliki ketertarikan khusus terhadap Keris, terutama yang dianggap memiliki kekuatan supranatural.
Sekejap, kantuknya hilang. Aksara memusatkan perhatiannya pada Keris Mpu Gandring yang terletak di tengah meja. Ya benar, Aksara mengambil Keris itu diam-diam. Segala cara dia halalkan agar pertanyaan dalam penelitiannya terjawab, entah kemana perginya etika penelitian yang selama ini dia miliki. Menurutnya dalam situasi mendesak seperti saat ini, etika penelitian sudah tidak penting lagi.
"Really? KenArok? gue ga salah baca kan?" Aksara membaca kembali email tersebut dengan seksama sambil menggosok kelopak matanya. "KenArok? Raja Singhasari?" Aksara mengacak-acak rambutnya kesal.
Berdasarkan quantum entanglement satu partikel dapat mempengaruhi keadaan partikel lainnya, meskipun jarak keduanya sangat jauh. Apa yang dilakukan KenArok hingga dia dapat mempengaruhi masa kini? Jika dia mengirimkan pesan melalui Keris Mpu Gandring, bagaimana bisa dia membuka portal antar dimensi melalui Keris? Bukankah pada masa itu pengetahuan belum semaju sekarang? Lagipula, keterkaitan kuantum memang memungkinkan dua partikel saling mempengaruhi meskipun berada dalam jarak yang jauh, tetapi efek ini tidak melibatkan pengiriman informasi secara langsung atau komunikasi antar waktu.
Semua pertanyaan mengambang melayang-layang di kepala Aksara, sebagian dari dirinya terkejut dan sebagian lain sangat ingin tahu apa saja probabilitas yang membuat semua hal ini terjadi.
Karena rasa ingin tahunya yang tinggi, Aksara memeriksa kembali data aktivitas medan elektromagnetik yang telah dikumpulkan dari berbagai tempat. Terutama di sekitar Museum Indonesia. Alat pengukur menunjukkan adanya pola fluktuasi yang konsisten dengan keberadaan medan elektromagnetik intensitas tinggi di sekitar sana. Aksara menyadari bahwa ini adalah langkah pertama untuk membuka apa yang sebenarnya terjadi pada Keris tersebut.
"Medan elektromagnetik intensitas tinggi menunjukkan fluktuasi yang berada di luar batas normal. Ada kemungkinan Keris ini berfungsi sebagai portal bagi Ken Arok untuk mengirimkan pesan ke masa kini," gumam Aksara sambil mencatat pengamatannya di tablet. Aksara memperbesar halaman lain dan menganalisis data yang dia miliki berulang kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIMENSION OF NUSANTARA (JAKE)
FanfictionKetika benda-benda langit tiba-tiba mendekat ke Bumi dunia terperangah. NASA dan lembaga penelitian global lainnya berlomba-lomba mencari jawaban atas fenomena anomali ini, namun hasilnya nihil. Di tengah kebingungan ini, Aksara, seorang mahasiswa f...