09. Siapa EC?

42 13 18
                                    

Halooo... apa kabar nih kalian
Masih semangat 'kan bacanya?

Jangan lupa berikan feedback dengan memberikan vote dan komentar :)

Happy reading all

◇◇◇

"Ini, Nak, minumannya."

Tangan Bi Mirna terulur, memberikan sebotol air mineral kepada Embara dengan tak lupa senyum penuh ramah dari wanita paruh baya itu.

"Makasih, Bi. Ini uangnya." Satu tangan Embara meraih botol itu, dan satu tangan lainnya menyerahkan selembar uang. "Kembaliannya ambil aja, Bi," tambahnya.

"Jangan atuh, Nak. Bentar Bibi ambil kembaliannya."

"Nggak usah, Bi. Buat Bibi aja," balas Embara cepat. Bibirnya pun ikut tertarik ke atas sebagai balasan senyuman wanita itu. Dapat Embara lihat, lengkungan di bibir Bi Mirna semakin mengembang lebar. Seperti biasa, Embara selalu memberikan kelebihan uang yang cukup banyak. Ya, seperti itulah Embara.

"Makasih banyak, Nak," ucap Bi Mirna kemudian. Yang dibalas kembali oleh Embara.

Dari kantin, segera Embara pergi ke kelasnya. Selepas keributan kecil yang terjadi antara dirinya dan cewek itu lagi. Membuat kerongkongan Embara sedikit kering. Kendati yang banyak ngegas tanpa rem adalah gadis itu, tapi malah Embara yang merasa jadi kehausan.

Rasa bingung sedikit Embara rasa tat kala melihat kerumunan siswa memadati lapangan utama. Bahkan koridor menjadi sedikit sepi lantaran hampir seluruh warga sekolah berkumpul di lapangan ini. Memangnya akan ada acara?

Merasa mungkin ada yang penting, dia lalu ikut bergabung.

"Bara!"

Kepala Embara tertoleh ke sumber suara. Di pinggir lapangan sana, Aefar nampak melambai, menyuruh agar Embara mendekat ke arahnya.

Kaki Embara melangkah menghampiri. Di sana ternyata bukan hanya Aefar saja sendiri. Akhasa, Alzeo, bahkan Farka juga ikut berdiri di sana.

"Ini ada acara apa dah? Kok rame gini?" tanyanya keheranan.

"Lo nggak tau? Si Vaga bakal nembak cewek, weh. Makanya semuanya pada heboh, pengen liat prosesinya gimana," jelas Aefar seraya tertawa kecil. "Sepupu lo aja udah mau punya gandengan, lo kapan?"

Wajah Embara berubah datar sedatar-datarnya. "Lo jangan kayak orang-orang yang nanya 'kapan nikah' atau semacamnya, kepo banget."

"Lho, cewek yang di parkiran tadi gimana? Siapa tau dia jomblo," ucap Alzeo selaras dengan gerakan tangannya yang tengah memainkan yoyo.

Mata Embara melotot kaget. "Kok, Lo tau?" Bukankah yang mengetahui ini hanya Aefar dan Kavian? Kenapa Alzeo bisa sampai tahu? Apa jangan-jangan ....

"Noh, dikasih tau Aefar." Dagu Alzeo terangkat dengan arah tunjuk yang menuju pada Aefar yang sudah memberikan seribu kode untuk Alzeo. Habis sudah riwayatnya kalau begini.

Napas dalam-dalam Embara tarik. Mata setajam silet dari laki-laki yang sudah bertukar tempat dengan khodamnya sudah berhasil membuat Aefar bergidik ketakutan. Perlahan demi perlahan, kaki cowok itu terayun dengan aura yang sudah berbeda dari sebelumnya.

"Ba-bara, gue keceplosan. Beneran! No fake! Sumpah!" Aefar mengangkat dua jari membentuk huruf V. Ditatap seperti itu saja sukses membuat dia merinding sebadan-badan, apalagi kalau sampai khodamnya keluar. "Jangan marah, Bar. Nggak sengaja bocor tadi. Beneran, suer!"

Tampang muka melas sudah terpasang sempurna di wajah menawan Aefar. Berharap Embara benar-benar percaya akan ucapannya. Yang dia katakan memang tidak salah. Dia tidak sengaja mengatakan hal yang sebenarnya saat Alzeo bertanya di mana Embara. Benar-benar tidak sengaja!

ARCANUM: WHO'RE YOU?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang