"Kampret emang!"
Seulgi dari tadi ngetawain Jennie dan segala misuhannya sore itu. Lokasi di kosan lama Seulgi, minus Moonbyul karena doi sedang menikmati surga dunia pernikahan, ya untungnya nggak ada manusia itu, nggak kebayang sih Jennie, di ulti hinaan mulut pedas bang Bintang.
"Bajingan banget!" Jennie taruh file, agak dibanting sedikit, terlihat luar-biasa frustasi. "Gue dibikin 3 kali bolak-balik kantornya tanpa hasil, malah panen hinaan dan tersinggung sendiri! Stres tuh bapak-bapak!"
"Hus!" Seulgi memang masih ketawa sih, tapi dia ambil kertas file Jennie terus duduk di ambang pintu, langsung mode tenang sambil baca asal tapi cukup buat Jennie terdiam menunggu. "Biar gitu dia orang tua, kualat nanti." Si sipit pindah-pindah halaman, muka seriusnya bikin Jennie makin penasaran. Sumpah, Jennie siap hajar semisal mulut Seulgi sama jahanamnya kayak abinya Jisoo. "Tapi memang mentah, Jen.. serius!"
"Mentah dari mananya sih?!" Jennie tarik kertas file dari Seulgi, pake emosi super kesel di mana Seulgi makin ketawa gara-gara itu. "Lo diem atau gue gebukin! Dengerin!" Jennie menunjuk salah satu gambar diagram dari presentase saham dan hal rumit lainnya, "Perusahaan si bapak tua itu bukan yang besar banget, bahkan terbilang lumayan aja levelnya. Sudah betul gue bikin keputusan dengan presentase segini, kalo mau banyak, itu perusahaan gampang drop! Pengeluarannya nggak ngotak. Orang itu aja yang kayaknya sengaja bikin gue bolak-balik kayak konsultasi skripsi. Dahlah, gue males!"
"Ohhh si bapak tua itu emang ngeselin ya Jen?" Entah dari dunia mana tiba-tiba Jisoo mukanya nongol dari pintu, sedang pasang senyum manis, sembari gendong salah satu dari kembar 3 nya Seulgi sama Irene.
Terlalu manis kan, kasian Jennie.
"Eh.." Jennie salah tingkah, kayaknya ketahuan misuhin bapak ketua yang galak.
Jisoo geleng sambil senyum, terus masuk ikut duduk di sampingnya Jennie di meja rendah yang tipe duduknya melantai. "Nggak apa-apa kok. Emang Abi tuh ngeselin. Kok kamu mau-mau aja ngelamar kerja sama di perusahaan Abi?"
Jennie desis, masih nggak enak aslinya. "Aku nggak tau kalo itu perusahaan yang di pegang Abi kamu." Atur rapat lagi kertas filenya dan kasih pulang nggak berdaya ke dalam tas.
"Gi, Yara katanya harus minum susu, lo bikinin sekarang karena Irene dan 2 kakaknya Yara ntar nyusul buat ke sini." Jisoo pindah tangan putri mungil kembaran Irene ke Seulgi, muka bayi mau 3 tahun itu udah kalem mode mengantuk. "Gue pinjam Jennie bentar ya,"
Bahu Seulgi terangkat nggak peduli, "Yang penting nggak hilaf terus kabur lagi,"
"Kapok Gi, kapok," Jennie suaranya tengil banget, tersinggung sampe jantung.
Dua manusia saling mencintai tetapi beda status itu keluar kamar kosannya Seulgi. Jisoo ngide, minta cariin tempat ngobrol sambil lihat pemandangan, jadi Jennie bawa Jisoo ke danau di samping kota. Pilihan paling tepat buat nikmatin petang jingga bersama perasaan melankolis.
Aslinya mereka kelihatannya biasa-biasa aja. Gelagatnya persis teman lama baru ketemu. Bedanya, tiap kontak fisik, rasanya aneh dan berdosa banget. Jennie cukup keder, takut banget harimau berkumis alias Abi si CEO galak tau hal ini, tapi Jisoo berulang kali bilang nggak apa-apa. Ya nggak ada masalah, tapi bagian babak belurnya selalu Jennie.
![](https://img.wattpad.com/cover/193239590-288-k816442.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
About Chu!
FanfictionSoal bagaimana Jennie ga bisa lirik cewek lain selain Jisoo