About Chu! (18) Mantanan

361 54 4
                                        



























































Waktu petang hari itu alot banget rasanya. Sunyi senyap jauh dari nyaman tapi, karena gugup parah. Baik Jennie atau Jisoo sama-sama diam, keduanya kaku, terasa kental asingnya, sibuk bawa pandangan lurus ke depan, melamun dan bengong, tepatnya di belakang rumah Solar, berdiri berbatas pagar rendah seperut, pandang hampa kebun sayur dan buah anggur di sana.

"Kamu jahat banget ya.."

Suara Jisoo, dan rintih sedihnya. Anak abi itu nangis dari tadi, berhentinya pas Jennie kelihatan pasang muka dingin dari yang awalnya khawatir, aslinya ambyar parah kok. Memangnya dunia bagian mana nggak tau rasa ingin Jennie peluk pikachu-nya itu? Tapi Jennie selalu sadar dan tau diri, ada tembok terlalu gagah menghadang mereka.

Ada Taeyong dan serba cerita sukses tak berkesudahan miliknya.

Ada pula manusia tega paling ngotot menentang mereka, si Abi killer.

"Jahatan abi kamu, pisahin kita." Jawaban Jennie lesu tapi Jisoo angguk setuju karena merasa nggak ada jawaban paling benar selain itu. "Jadi, kamu apa kabar?" Beneran berasa teman pena lama nggak jumpa lagaknya Jennie sekarang.

Jisoo serong badan, menghadap penuh ke Jennie. Memperhatikan, pake pandangan sayu sedikit airmata di mata dan pipi becek. Manusia gembil favoritnya ternyata makin kurus, pipi tembam manisnya itu kempis berganti tulang pipi yang kentara serta rahang tegas, bahunya makin tegap, kelakuannya makin berwibawa, beneran Jennie dipikiran Jisoo saat mikir gimana nantinya Jennie sukses sebagai manusia.

"Nggak baik-baik aja. Kamu ngarepin aku jawab apa emangnya?" Jennie lirik terus senyum meledek, langsung Jisoo pukul bahunya. Gemes karena makin tengil. "Kamu makin ganteng gini, pasti bawa istri ya?" Bilangnya sok-sok pake nada kuat begitu tegar hingga anti badai, padahal nggak ada ikhlas sama sekali dalam hati. "Kamu modelannya kayak pengusaha anaknya dua, lucu-lucu!" Dia yang ngawur dia pula yang sakit.

"Ngaco ah!" Jennie juga serong badan, kini saling hadap-hadapan. Ada mungkin 3 hasta diantara keduanya. Jennie tau-tau terpukau istri orang, lagi. Sinar oranye langit petang ternyata bikin muka kekasih hatinya 2 tahun yang lalu ini menyala bersih dan cantik. Jennie baru sadar ada pipi gembul sedikit di pipi tirus 2 tahun lalu itu. Ah, Taeyong setidaknya bisa bikin Jisoo nggak tunda atau hindari makan. Jennie senyum lebar, jereng gigi sampai gusi merah muda manisnya terlihat ceria. "Kamu makin gendut, bahagia terus ya, eh tapi ini modelannya anaknya 4 nih!"

Jisoo malah tiba-tiba deres airmatanya, Jennie tetap ledekin. "Kamu nggak kasih nama anak kamu pake namaku kan?" Jisoo geleng, malah Jennie yang sesak. Ini percintaan dejavu dan ambigunya luar-biasa. "Jadi namanya siapa?" Nada tengilnya berubah sendu. Alamat kalap dua-dua.

"Awan,"

"Awan gelap atau kumolonimbus?"

"Awan, karena masih di awan-awan, orang nggak ada!"

Ya mirip bipolar, tiba-tiba banget ketawa serempak, ketawa yang benar-benar lepas sampai Jennie lihat guratan tulus di mata indah ceweknya, eh mantannya, Jennie nggak tahan demi! Jadi kedua tangan Jisoo dia tarik dan taruh ke bahu, dua tangannya rengkuh erat-erat Jisoo, sambil bilang bahwa dia kangen, berkali-kali.

Sedikit berharap Taeyong nggak ada firasat buruk karena istrinya kena peluk manusia berstatus mantan.

"Kangen kamu Chu,"

Jisoo ngangguk, udah nangis lagi dia, beneran bipolar kayaknya semenjak Jennie ada. Atau bisa dibilang bahkan sebelum itu, ketika Jennie cabut menghindar selama 2 tahun, selama itu juga Jisoo dua mode, senang-sedih, dominan pilu total merana.

About Chu!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang