Khalifah berjalan dengan langkah pasti di sepanjang koridor gedung markas besar Kepolisian di Jakarta. Sebagai perwira baru, ia kini dihadapkan pada berbagai tugas dan tanggung jawab yang menantang. Namun, pikirannya terus melayang ke Semarang, tempat Fabiola kini bertugas. Mereka jarang bertemu, hanya berkomunikasi lewat pesan singkat dan telepon.
Sore itu, Khalifah memutuskan untuk menghubungi Fabiola. Ia merindukan suaranya, candaannya, dan kebersamaan yang dulu mereka alami di akademi. Ia menekan nomor Fabiola, berharap bisa mendengar suaranya secepat mungkin.
Di seberang sana, Fabiola baru saja menyelesaikan tugasnya di markas Kepolisian Medan. Teleponnya berdering, menampilkan nama yang sudah ia hafal di luar kepala. Senyum merekah di wajahnya saat ia mengangkat panggilan itu.
"Halooo, Khalifaah. Gimana kabarmuu?" tanya Fabiola, suaranya terdengar ceria namun lembut.
"Baik kok Fab. Aku cumann merindukanmu. Udah lama kita gak jumpa yaa," jawab Khalifah sambil tersenyum tipis, suaranya menghangat di tengah keheningan malam Jakarta.
"Aku juga rindu kamuu. Gimanaa kaloo kita ketemuu di akhir pekan inii? Aku bisa kok ke Jakarta," tawar Fabiola.
Mata Khalifah berbinar. "Nah boleh jugaa tuh. Aku nungguin kamu kok di sini."
Akhir pekan pun tiba. Fabiola menaiki pesawat pada pagi hari dari Medan ke Jakarta, merasa antusias bertemu dengan Khalifah. Setibanya di Jakarta, Khalifah sudah menunggunya di bandara dengan senyum lebar dan pelukan hangat. Mereka menghabiskan hari itu berjalan-jalan di sekitar Monas, menikmati pemandangan kota sambil mengenang masa-masa di akademi.
Di sebuah kafe kecil di dekat Monas, mereka duduk berdua, menikmati kopi dan berbagi cerita. "Fab, aku ngerasa tenang setiap kali kalo ada kamu. Kamu selalu membuat hari-hariku lebih berwarna," kata Khalifah, tatapannya penuh makna.
Fabiola tersenyum, merasa hangat mendengar kata-kata itu. "Aku juga merasa begitu, Khal. Kamu selalu ada di pikiranku, meski kita berjauhan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Misi dan Cinta 2 (END)
FanfictionHidup sebagai perwira polisi membawa tantangan baru bagi Khalifah dan Fabiola. Dengan tanggung jawab besar di pundak mereka dan jarak yang memisahkan, perasaan yang dulu terpendam kini diuji oleh kenyataan hidup. Di tengah tugas dan pengabdian, cint...