Setelah pernikahan Khalifah dan Patricia, Fabiola berusaha keras menjalani hidupnya dengan penuh semangat. Pekerjaan sebagai perwira polisi memberikan banyak tantangan dan kesempatan untuk tumbuh. Namun, kenangan tentang Khalifah tetap menghantui pikirannya.
Beberapa hari kemudian, Fabiola menerima undangan untuk menghadiri sebuah acara reuni akademi. Meskipun ia ragu-ragu, ia memutuskan untuk datang, berharap bisa bertemu dengan teman-teman lama dan mungkin mendapatkan sedikit kelegaan dari beban emosionalnya.
Acara reuni diadakan di sebuah gedung megah, di mana para alumni akademi berkumpul untuk berbagi cerita dan kenangan. Di tengah keramaian, Fabiola bertemu dengan banyak teman lama, termasuk Theodore Gom-gom yang selalu setia mendukungnya.
"Fabiola! Lama gak jumpa kita yaa," sapa Theodore dengan senyum lebar.
"Eh, Gom! Senang bertemu denganmu lagi," balas Fabiola sambil berjabat tangan dengannya.
Selama acara berlangsung, Fabiola merasa sedikit lega, seolah-olah beban di hatinya mulai terangkat. Namun, bayangan Khalifah tetap menghantui pikirannya. Ia bertanya-tanya apakah Khalifah akan datang ke acara ini.
Saat malam semakin larut, Fabiola memutuskan untuk keluar dan menikmati udara malam. Di taman yang diterangi lampu-lampu taman, ia duduk di bangku dan merenung. Tiba-tiba, ia mendengar langkah kaki mendekat. Saat ia menoleh, ia melihat Khalifah berdiri di depannya, tampak sedikit gugup.
"Fab, aku boleh duduk di sini?" tanya Khalifah dengan suara pelan.
"Boleh kok," jawab Fabiola, meski hatinya berdebar.
Khalifah duduk di sampingnya, dan mereka terdiam sejenak, menikmati keheningan malam. Akhirnya, Khalifah berbicara, "Aku tahu ini sulit bagi kita berdua. Aku pengen kamu tahu bahwa aku selalu menghargai setiap momen yang kita habiskan bersama kayak dulu."
Fabiola menatap Khalifah dengan mata yang penuh haru. "Aku juga, Khal. Kenangan itu selalu ada di hatiku."
Mereka berbicara panjang lebar, mengenang masa-masa di akademi dan berbagi cerita tentang kehidupan mereka setelah lulus. Meskipun rasa sakit masih ada, pertemuan ini memberikan sedikit kelegaan bagi Fabiola.
Beberapa minggu setelah reuni, Fabiola menerima kabar bahwa ia akan dipindahkan ke kota lain untuk sebuah tugas penting. Meski merasa berat meninggalkan tempat yang penuh kenangan, ia melihat ini sebagai kesempatan untuk memulai lembaran baru didalam hidupnya.
Hari keberangkatan tiba, dan Fabiola berdiri di stasiun kereta, menunggu kereta yang akan membawanya ke tempat baru. Di tengah keramaian, ia melihat sosok yang familiar. Khalifah datang untuk mengucapkan selamat tinggal.
"Kamu pasti akan baik-baik saja kok, Fab. Aku yakin kamu pasti akan menemukan kebahagiaanmu sendiri percayalah sama ku," kata Khalifah sambil tersenyum.
"Terima kasih, Khal. Aku juga berharap kamu bahagia dengan hidupmu yang baruu," balas Fabiola dengan senyum tulus.
Kereta tiba, dan Fabiola melangkah masuk. Saat kereta mulai bergerak, ia melambaikan tangan kepada Khalifah yang berdiri di peron, merasa lega dan siap untuk menghadapi masa depan.
Di dalam kereta, Fabiola menatap keluar jendela, melihat pemandangan yang berlalu dengan cepat. Meski masa lalu akan selalu menjadi bagian dari dirinya, ia bertekad untuk menemukan cahaya di ujung jalan, melanjutkan hidupnya dengan penuh semangat dan harapan baru.
KAMU SEDANG MEMBACA
Misi dan Cinta 2 (END)
FanficHidup sebagai perwira polisi membawa tantangan baru bagi Khalifah dan Fabiola. Dengan tanggung jawab besar di pundak mereka dan jarak yang memisahkan, perasaan yang dulu terpendam kini diuji oleh kenyataan hidup. Di tengah tugas dan pengabdian, cint...