Bab 9: Perjalanan Tanpa Akhir

517 58 21
                                    

Pernikahan Khalifah dan Patricia berlangsung meriah di sebuah aula megah yang dihiasi bunga-bunga indah dan lampu-lampu gemerlap. Di tengah kebahagiaan yang terpancar dari wajah para tamu undangan, Fabiola merasakan kesedihan yang mendalam. Ia berdiri di tepi ruangan, menyaksikan Khalifah dan Patricia saling mengucapkan janji setia dengan tulus dan hangat. Hatinya seperti diremuk, namun ia mencoba untuk tetap tegar.

Pada saat fabiola menyaksikan pasangan itu, ia melihat khalifah yang meminta kepada wedding organizer untuk memutarkan lagu 'Masih ada.' Setelah itu Khalifah melihat mata fabiola yang sudah basah bagai embun di pagi hari.

Khalifah melihat Patricia sebentar lalu ia menghampiri fabiola. "Maafin aku fab aku gak pengen menyakiti dari pihak siapa pun." Kata Khalifah sambil melihat Fabiola. "Iya aku tau kok semoga langgeng terus yaa." Kata Fabiola sambil menyipitkan matanya.

Saat Khalifah masih didekat Fabiola, Fabiola pun lari pergi keluar karena Patricia yang sudah melihat Khalifah dengan muka datar. Khalifah yang merasa kebingungan pun melihat ke pelaminan, ternyata sudah ada Patricia yang melihatnya dengan muka datar lalu Khalifah pun kembali ke pelaminan dengan berat hati.

Fabiola mencari udara segar di luar aula untuk menenangkan suasana hatinya yang sangat kacau. Angin malam yang sejuk menerpa wajahnya, membawa sedikit ketenangan. Ia menatap langit malam yang dipenuhi bintang, mengingat kembali kenangan-kenangan indah bersama Khalifah. Dalam benaknya, terlintas berbagai momen yang mereka habiskan bersama, dari hari-hari pertama di akademi hingga saat-saat terakhir sebelum pernikahan ini.

"Fabiola, kamu kenapa? Kamu baik-baik aja kann" Suara Theodore Gom-gom, sahabatnya, membuyarkan lamunan Fabiola. Theodore berdiri di sampingnya, menunjukkan rasa prihatin yang tulus.

"Aku baik-baik aja kok, Gom," jawab Fabiola dengan senyum tipis. "Aku cuman butuh sedikit waktu untuk mencerna semua ini."

Theodore mengangguk, memahami perasaan Fabiola. "Aku tahu kok kalo ini sulit, tapi aku yakin kamu akan menemukan kebahagiaanmu sendiri pada suatu hari nanti."

Fabiola menatap Theodore dengan mata yang berkaca-kaca. "Terima kasih, Gom. Aku sangat menghargai dukunganmu itu kok."

"Eh btw kamu kok bisa ada disini ya gom??." Tanya fabiola dengan kebingungan, "Ahh, aku diundang juga loo fab, tapi karena banyak yang gak bisa datang dari den 55 jadi aku sekalian mewakili bagi yang gak bisa datang." "Ohh gituu, eh aku balik duluan ya gom." Kata fabiola dengan matanya yang sudah bengkak dan basah.

"Kenapa fab balik duluan aku aja baru nyampe loh." Tanya Gom-Gom dengan muka kebingungan. "Ahh aku ada urusan mendadak jadi harus balik duluan, yaudah aku balik dulu yaa." Fabiola pun langsung lari ke mobilnya.

Gom-Gom yang melihat itu pun langsung mengerti lalu ia pun masuk ke aula. Di sepanjang perjalanan fabiola terus melamun dan seakan-akan tidak percaya hari ini akan tiba dan kejadian itu benar-benar terjadi.

Misi dan Cinta 2 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang