Setelah beberapa tahun berlalu sejak pernikahan Khalifah dan Patricia, kehidupan Fabiola telah berubah drastis. Kariernya sebagai perwira polisi berkembang pesat, dan ia kini ditempatkan di kota besar yang ramai. Meskipun kenangan tentang Khalifah masih menyimpan tempat khusus di hatinya, Fabiola telah belajar untuk menjalani hidup dengan kebahagiaan yang baru.
Suatu hari, dalam perjalanan pulang dari tugas di luar kota, Fabiola memutuskan untuk berhenti sejenak di sebuah kafe kecil yang berada di pinggir jalan. Kafe itu terlihat sangat nyaman dan tenang, dan itu sangat sempurna untuk melepaskan penat sejenak. Saat ia masuk ke dalam kafe, aroma kopi segar menyambutnya, membuatnya merasa lebih sangat rileks.
Fabiola memesan secangkir kopi dan duduk di sudut yang sepi, menikmati waktu sendirinya. Namun, saat ia sedang tenggelam dalam pikirannya, pintu kafe terbuka dan seorang pria masuk. Fabiola mengangkat wajahnya, dan matanya bertemu dengan seseorang yang sangat dikenalnya.
"Khalifah?" bisiknya, setengah tidak percaya.
Khalifah juga tampak terkejut melihat Fabiola di kafe itu. "Fabiola? Apa kabar kamu baik-baik aja kann?"
"Aku baik kok khal. Gimana dengan kamu?" jawab Fabiola sambil tersenyum canggung.
"Aku juga baik kok," kata Khalifah, kemudian duduk di meja yang sama dengan Fabiola. "Ini kayaknya bener-bener kebetulan yang luar biasa ini kayaknya."
Mereka berdua terdiam sejenak, kemudian mulai berbicara tentang kehidupan mereka sejak terakhir kali bertemu. Khalifah bercerita tentang pekerjaannya dan kehidupan rumah tangganya bersama Patricia. Fabiola, di sisi lain, menceritakan perkembangan kariernya dan berbagai pengalaman menarik yang ia alami sebagai perwira polisi.
Percakapan mereka mengalir dengan sangat mudah, seperti saat-saat dulu ketika mereka masih di akademi kepolisian. Fabiola merasakan kehangatan yang sama, meskipun banyak hal yang telah berubah drastis. Ia merasakan kebahagiaan melihat Khalifah baik-baik saja, meskipun ada sedikit rasa kehilangan yang tak bisa ia sembunyikan.
Di tengah percakapan mereka, Khalifah tiba-tiba terdiam dan menatap Fabiola dengan serius. "Fab, aku pengen mengatakan sesuatu yang selalu ada di pikiranku. Aku minta maaf jika dulu aku membuatmu terluka. Aku tahu ini gak mudah bagi kita berdua."
Fabiola mengangguk secara perlahan, merasakan emosinya juga membuncah. "Khal, aku juga minta maaf. Kita berdua membuat keputusan yang terbaik saat itu, dan aku harap kamu bahagia untuk di waktu yang sekarang."
Khalifah tersenyum lembut. "Makasih, Fab. Aku benar-benar menghargai semua yang kita lalui bersama kok."
Pertemuan tak terduga itu berakhir dengan perasaan lega di hati mereka. Meski jalan hidup mereka telah berpisah, mereka tahu bahwa persahabatan dan cinta yang mereka miliki selalu akan menjadi bagian penting dari diri mereka. Dengan saling mengucapkan selamat tinggal, mereka melanjutkan perjalanan masing-masing, membawa kenangan indah dan harapan baru.
Saat Fabiola melangkah keluar dari kafe, ia merasa hatinya lebih ringan. Ia tahu bahwa masa depan masih penuh dengan kemungkinan, dan ia siap untuk menghadapi semuanya dengan kepala tegak dan hati yang kuat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Misi dan Cinta 2 (END)
Fiksi PenggemarHidup sebagai perwira polisi membawa tantangan baru bagi Khalifah dan Fabiola. Dengan tanggung jawab besar di pundak mereka dan jarak yang memisahkan, perasaan yang dulu terpendam kini diuji oleh kenyataan hidup. Di tengah tugas dan pengabdian, cint...