Bab 10: Kenangan yang Tersisa(EXTRA PART!)

507 58 17
                                    

Suatu hari, saat Fabiola sedang menjalankan tugasnya sebagai perwira, ia menemukan sebuah surat di ruangan kantornya yang pernah diberikan oleh Khalifah kepadanya. Surat itu berisi kenangan dan janji yang pernah mereka buat bersama. Fabiola membaca surat itu dengan hati yang berat, mengenang setiap momen yang mereka habiskan bersama.

Fabiola pun menyimpan surat itu untuk dibawanya kerumah, saat fabiola hendak memasukkan surat itu ke tas nya ia memeluk surat itu "Khal, jangan pernah lupain aku ya." Air mata pun mulai mengalir membasahi pipinya.

Sore pun tiba, Fabiola pun pulang. Saat ia keluar dari kantor kepolisian ia menatap langit senja dengan penuh harapan ,"Khal, meskipun kita Gak bisa bersama, kenanganmu akan selalu ter kenang didalam hatiku," bisik Fabiola sambil menatap langit senja dengan penuh harapan.

Di malam hari saat Fabiola membuka laci meja di kamarnya ia menemukan sebuah kotak kecil yang sudah lama ia lupakan.Dengan hati-hati, ia membuka kotak itu dan menemukan berbagai kenang-kenangan dari masa lalu, termasuk foto-foto, surat, dan benda-benda kecil yang memiliki nilai sentimental.

Salah satu surat di dalam kotak itu menarik perhatiannya. Surat itu dari Khalifah, ditulis beberapa bulan sebelum mereka berpisah. Fabiola duduk di tepi tempat tidur dan mulai membacanya dengan hati yang berat.

"Fabiola, teman dekatku yang terkasih,
Hari-hari kita di akademi akan selalu menjadi kenangan terindah dalam hidupku. Meski kita menghadapi banyak tantangan, aku merasa beruntung memiliki kamu di sisiku. Terima kasih untuk semua dukungan dan cinta yang kamu berikan. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan, tapi aku yakin bahwa kita akan selalu memiliki satu sama lain sebagai teman sejati.
Dengan cinta dan rasa hormat,
Khalifah."

Air mata mengalir di pipi Fabiola saat membaca surat itu. Kenangan tentang kebersamaan mereka kembali membanjiri pikirannya. Ia merindukan saat-saat sederhana ketika mereka saling berbagi mimpi dan tawa.

Di saat yang sama, Khalifah duduk sendirian di ruang tamu rumah barunya. Patricia sedang keluar kota untuk urusan pekerjaan, memberikan Khalifah waktu untuk merenung. Ia mengambil sebuah album foto dari rak dan membukanya. Di dalam album itu terdapat foto-foto dari masa akademi, termasuk foto-foto bersama Fabiola. Senyum di wajahnya perlahan memudar saat ia menyadari betapa banyak hal yang telah berubah.

Khalifah mengambil handphonenya dan mengetik pesan untuk Fabiola. Namun, sebelum ia sempat mengirimnya, ia berhenti dan berpikir. Apakah bijak untuk menghubungi Fabiola lagi? Apakah ia akan menambah luka di hati wanita yang pernah ia cintai?

Fabiola menatap surat itu dengan tatapan kosong, mencoba mencari kekuatan dalam kata-kata yang tertulis. Ia tahu bahwa meski mereka tidak bisa bersama, kenangan mereka akan selalu menjadi bagian dari dirinya. Ia bertekad untuk terus maju, mencari kebahagiaan baru meskipun jalan yang harus dilaluinya tidak mudah.

Khalifah, di sisi lain, meletakkan teleponnya dan memutuskan untuk menulis surat lain. Kali ini, ia menulis surat untuk dirinya sendiri, berusaha memahami perasaannya dan menerima kenyataan yang ada.

"Dear Khalifah,
Hidup ini penuh dengan keputusan yang sulit. Mungkin tidak semua keputusan yang kita buat akan membawa kita pada kebahagiaan, tetapi kita harus tetap percaya bahwa semuanya memiliki tujuan. Teruslah kuat dan hargai setiap momen yang telah kamu lalui.
Dengan harapan dan keberanian,
Khalifah."

Malam itu, di bawah langit yang sama, Khalifah dan Fabiola merenungkan perjalanan hidup mereka. Meski jalan mereka telah berpisah, kenangan akan tetap ada, menjadi saksi bisu dari cinta yang pernah ada. Mereka berdua tahu bahwa cinta sejati bukan hanya tentang memiliki, tetapi juga tentang merelakan dan menghargai kebahagiaan orang yang mereka cintai.

Dengan hati yang berat namun penuh tekad, Fabiola dan Khalifah melanjutkan hidup mereka, membawa kenangan sebagai pelajaran berharga. Meski perasaan mereka tergantung, mereka percaya bahwa kebahagiaan sejati akan datang pada waktunya. Dan di suatu hari nanti, mereka akan menemukan cinta yang mampu menyembuhkan luka-luka di hati mereka.

Lalu ia mengambil boks yang berisi barang-barang yang pernah di berikan oleh Khalifah, mungkin itu adalah terakhir kalinya dia membuka boks itu, lalu fabiola mengambil surat yang ia temukan di ruangan kantornya dan kotak kecil yang ia temui lalu meletakkannya di boks itu, lalu ia menutupnya dan berjanji tidak akan membuka boks itu lagi.

Pada saat ia menggeret boks itu ke gudang ia berhenti sejenak sambil melihat boks itu, "Terima kasih khal atas kenangannya, aku harap kita bisa ketemu lagi di lain waktu dengan versi kita masing-masing." Kata Fabiola sambil tersenyum, lalu ia menggeret boks itu ke gudang.

Misi dan Cinta 2 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang